Pengaruh positif
Selain berpengaruh negatif terhadap kualitas lingkungan
yang berdampak pada pencemaran, dan munculnya bibit-bibit penyakit sampah yang
berada di TPS juga terdapat mikroorganisme yang menguntungkan. Misalnya dalam proses pembusukan sampah organik, terdapat mikrooganisme yang
berupa bakteri fotosintetik, Lactobacillus
sp, Streptomycetes sp, ragi
(yeast), dan Actinomycetes. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang
menghasilkan asam
amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara. Ragi menghasilkan zat antibiotik,
menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme bakteri asam laktat. Fermentasi cendawan mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester antimikroba,
menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.
Pemanfaatan sampah
Sampah yang tidak dikelola dengan baik, dapat menurunkan etika dan estetika lingkungan, menimbulkan bau tidak sedap dan sebagai tempat berkembangnya berbagai macam penyakit yang dapat mematikan manusia. Oleh karena itu, salah satu upaya pemanfaatan sampah yaitu dengan cara pembuatan kompos (composting). Pembuatan kompos merupakan salah satu cara untuk menghancurkan sampah secara biologis menjadi pupuk alami sehingga sampah dapat dikembalikan ke tanah (return waste to the land).
Hasil pengomposan ini tidak berbahaya bagi lingkungan dan manusia karena bahan organik yang ada pada sampah telah didegradasikan oleh organisme pengurai menjadi molekul-molekul yang
sederhana melalui
proses biologis, yaitu fermentasi secara cepat. Molekul-molekul sederhana ini dimanfaatkan oleh organisme tersebut sebagai bahan makanannya.
A.
Kesimpulan
Keberadaan mikroorganisme di lingkungan sekitar, khususnya
TPS (Tempat Penampungan Sampah) di Jl.
Kh. Mashkur, Dekat Rusunawa Jurug Solo tidak dapat dipungkiri lebih
banyak memberikan pengaruh negatif dari pada pengaruh positif terkait pada
kualitas dan kesehatan lingkungan. Akan tetapi, jika TPS tersebut diolah dengan
baik, kemungkinan besar akan memberikan segi positif bagi masyarakat sekitar,
misalnya mengolah sampah ataupun air lindi untuk proses pengomposan.
Selain itu, perlunya sebuah kerangka risiko dari bakteri patogen yang terdapat pada
TPS membutuhkan penelitian yang luas pada hubungan efek patogen, kemampuan bertahan hidup bakteri patogen, dan mobilitas serta atenuasi (melemahnya
kemampuan menginfeksi) dari bakteri patogen yang bermigrasi dari limbah ke tanah sekitarnya.