Air
merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan.
Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi
tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh tumbuhan,
kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya
air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan
dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat
berbentuk uap atau gas ke udara di sekitar tubuh tumbuhan dinamakan
transpirasi. Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan
dengan udara luar, yaitu luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang,
ranting, bunga, buah, dan bahkan akar. Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan
oleh faktor-faktor yang mampu merubah wujud air sebagai cairan ke wujud air
sebagai uap atau gas dan faktor-faktor yang mampu menyebabkan pergerakan uap
atau gas. Faktor-faktor tersebut meliputi suhu, cahaya, kelembaban udara, dan
angina. Di samping itu luas permukaan jaringan epidermis atau luka tempat
proses transpirasi berlangsung juga ikut berperan (Enay, 2011).
Selama
bertahun-tahun, para ahli fisiologi tumbuhan berdebat tentang apakah
transpirasi diperluka untuk mendinginkan daun yang dipanaskan oleh matahari.
Benar, transpirasi merupakan proses pendinginan, tapi bila transpirasi tidak
mendinginkan daun, tentu proses fisika lain yang melakukan hal tersebut.
Meskipun begitu, diakui bahwa bila tidak terjadi transpirasi, daun akan lebih
panas beberapa derajat. Tumbuhan yang hidup di atmosfer dengan RH 100% dilaporkan mendukung pendapat
ini (Salisbury, 1995).
Kegiatan
transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktor
luar. Yang terhitung sebagaio faktor dalam adalah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis
lilin atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua mempengaruhi kegiatan
trasnpirasi pada tumbuhan (Gardner, 1991 ).
Kegiatan
transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung sebagai pertukan
karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan tanaman
yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih banyak daripada jumlah
terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air tergantung sebagian
besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara (Ashari, 1995).
Arus
transpirasi atau translokasi air dan ion anorganik terlarut dari akar ke daun
melalui xilem yang ditimbulkan oleh transpirasi. Air masuk ke dalam akar
melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air
(water potential) ke daun melalui xilem. Gradien ini melalui simplas dan
apoplas, dan hambatan melalui jalur apoplas lebih baik. Menurut teori tekanan
kohesi, air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air
polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat ditarik oleh penguapan yang
berlangsung di bagian atas. Adanya tekanan ini telah ditegaskan dengan
percobaan, dan jika kolom air itu patah, maka akan menjadi kavitasi
(Abercrombie, 1993).
Pengangkutan
garam-garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem dan secepatnya
mempengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan
penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup.
Sebenarnya seluruh bagian tanaman
mengadakan transpirasi karena dengan adanya transpirasi terjadi hilangnya molekul sebagian besar adalah lewat daun hal ini disebabkan luasnya
permukaan daun dan karena daun-daun itu
lebih terkena udara dari pada bagian lain dari
suatu tanaman (Darmawan dan Barasjah, 1982).
Stomata
akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel
penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu dari sel yang mempunyai
potensi air lebih tinggike sel engan potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya
potensi air sel tergantung pada jumlah bahan yang terlarut dari cairan tesebut,
semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi yang terjadi pada sel semakin
rendah (Heddy,1990).
Hilangnya
air dari tubuh tumbuhan sebagian besar melalui permukaan daun yang disebut
sebagai transpirasi. Transpirasi dapat terjadi melalui kutikula, stomata, dan
lentisel. Jumlah air yang dikeluarkan melalui transpirasi pada setiap tumbuhan
tidak sama dan tergantung pada banyak faktor. Transpirasi dipengaruhi oleh baik
faktor luar maupun faktor dalam. Faktor luar antara lain radiasi, temperatur,
kelembaban, tekanan udara, angin, dan kadar air dalam tanah. Faktor dalam
antara lain ukuran daun, tebal tipisnya daun, keadaan permukaan daun (ada
tidaknya lapisan lilin, banyak sedikitnya bulu) serta jumlah dan letak stomata
pada permukaan daun (Ismail, 2011).
Transpirasi
adalah proses yang disebabkan oleh evaporasi air dari daun tumbuhan dan
berhubungan dengan pengambilan air oleh akar dalam tanah. Aliran disebabkan
oleh berkurangnya tekanan hidrostatif pada bagian atas tumbuhan akibat difusi
air ke atmosfir melalui stomata (Ismail, 2006).
Faktor
lingkungan sangat mempengaruhi kecepatan transpirasi cahaya. transpirasi sangat
penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal meningkatkan laju angkut air
dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dengan cara melepaskan kelebihan panas
dari tubuh, serta mengatur turgor optimum dalam sel (Heddy, 1990).