Pada
tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperan menyerap energi cahaya.
Pigmen fotosintetis terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a, b,
santofil, karotenoid, bakterioklorofil pada bakteri. Pigmen ini menyerap warna
atau gelombang cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing menyerap maksimum pada
gelombang cahaya tertentu. Pigmen umumnya mempunyai penyerapan maksimum pada
gelombang cahaya pendek dan juga panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi
cahaya, maka pada kloroplas terdapat kelompok pemanen cahaya yang disebut
dengan antena yang terdiri dari bermacam-macam pigmen, pigmen yang paling
banyak pada kloroplas adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang berwarna
hijau yang terdapat pada kloroplast. Pigmen ini berguna untuk melangsungkan
fotosintesis pada tumbuhan . Aneka bentuk dan ukuran kloroplast ditemukan pada
berbagai tumbuhan (Salisbury and Ross, 1995).
Fotosintesis
terjadi pada semua bagian berwarna hijau pada tumbuhan karena mamiliki
kloroplas, tetapi tempat utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Pigmen
warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat
inilah warna daun berasal. Klorofil menyerap energy cahaya yang menggerakkan
sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk menghasilkan energi (Campbell,
2002).
Kadar
dari klorofil yang terkandung dalam suatu organ tumbuhan dapat diukur dengan
metoda spektrofotometer. Sel penutup pada lembaran daun yang mengandung
klorofil, didalam stroma pada sel tersebut akan berlangsung fotosintesis yang
akan menghasilkan karbohidrat (gula). Gula tersebut menyebabkan potensial
osmotik cairan sel yang menurun, potensial air juga akan menurun, dengan
peristiwa itu timbul tekanan turgor yang dapat menyebabkan terbentuknya stroma
(Kimball, 1988).
Selain
klorofil tumbuhan juga membutuhkan cahaya untuk perkembangannya. Terdapat empat
macam penerima cahaya yang dikenal dalam mempengaruhi fotomorfogenesis pada
tumbuhan. Pertama, fitokrom yaitu diketahui paling kuat menyerap cahaya merah
dan juga mampu menyerap cahaya biru. Kedua adalah kriptoksom, yaitu kelompok
sejumlah pigmen yang serupa menyerap cahaya biru dan gelombang ultraviolet.
Ketiga, penerima cahaya UV yaitu satu atau beberapa senyawa yang tidak dikenal
yang menyerap radiasi ultraviolet antara kurang lebih 280-320 nm. Keempat ialah
protoklorofilida, yaitu pigmen yang menyerap cahaya merah dan biru, bias
tereduksi menjadi klorofil a (Sasmitamiharja, 1990).
Klorofil
sangat penting bagi tumbuhan untuk melaksanakan fotosintesis dan menghasilkan
energi. Untuk itu kita perlu mengetahui banyaknya klorofil yang terdapat pada
selembar daun dan kandungan dari klorofil itu sendiri. Oleh karena itu,
dilakukanlah praktikum mengenai pigmen fotosintetik ini dengan menggunakan
beberapa metoda. Klorofil merupakan pigmen kloroplast yang terdapat dalam
plastid. Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh system membran
rangkap ditemui hanya pada tumbuhan dan beberapa protista. Plastid mengandung
ONA dan ribosom yang terbenam (bersama membrane) dalam cair yang disebut stroma
(Salisbury dan Ross, 1995).
Sel
penutup memiliki klorofil dalam selnya sehingga dengan bantuan cahaya matahari
dapat melakukan fotosintesis. Terlalu banyak sinar berpengaruh beruk terhadap
klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan pada sinar kuat akam berkurang
hijaunya dan daun yang kena sinar matahari langsung pada umumnya berwarna hijau
kekuningan. Salah satu cara untuk menentukan kadar klorofil daun dengan metoda
atau alat spektofotometer. Spektofotometer temasuk dalam analisa kuantitatif yang
di dasarkan pada sifat warna larutan yang terjadi, atau merupakan salah satu
pembagian kalorimetri. Disini dipakai alat spektrofotometer. Metoda ini dapat
digunakan apabila ; sample yang di ukur harus berwarna, kestabilan warna cukup
lama, intensitas warna terjadi cukup tajam, warna larutan harus bebas dari
gangguan. Warna larutan yang terjadi berbanding lurus dengan kosentrasi larutan
(Khopkar, 1990).
Cahaya
yang dipantulkan atau dipancarkan oleh daun tidak efektif bagi fotosintesis,
sebab untuk menghasilkan perubahan kimia cahaya itu harus diabsorbsi terlebih
dahulu. Diketahui bahwa hanya bagian hijau pada tumbuhan yang melaksanakan
fotosintesis daun, cukup alasan untuk menduga bahwa hanya bagian pigmen hijau
klloroplaslah yang menyerap cahaya yang dipantulkan untuk proses tersebut.
Cahaya yang diserap ini dapat ditentukan dengan spektrofotometer (Dwijosepturo,
1980).
Penyerapan
relatif untuk setiap panjang gelombang oleh pigmen dapat diukur dengan
spektrofotometer. Grafik penyerapan cahaya untuk kisaran panjang gelombang
tertentu disebut dengan spektrum serapan (Dermawan, 1983).
Semua
plastida tumbuh dari proplastida yaitu benda kecil yang ditemukan pada tumbuhan
baik didalam gelap maupun ditempat terang. Plastid membelah sama seperti
mitokondria (dan prokariotik). Plastid tidak berwarna biasa disebut leukoplas.
Leukoplas yang paling dikenal ialah amiloplas yang mengandung dua atau lebih
butir pati. Leukoplas lain berisi cadangan protein (proteinoplas) (Salisbury
dan Ross, 1995).
Ada
dua macam plastida berwarna, yaitu kloroplas yang mengandung klorofil dan
berbagai pigmen yang menyertainya dan kromoplast yang mengandung pigmen lain
(contohnya pigmen merah pada tomat) (Salisbury dan Ross, 1995).
Menurut
Noggle dan Fritz (1979), klorofil akan memperlihatkan flouresensi berwarna
merah yang berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang
diluruskan dan akan merah tua pada cahaya yang dipantulkan.
Pada
proses fotosintesis banyak diperlukan senyawa kimia yang penting dalam mengubah
cahaya menjadi energi kimia pada tumbuhan tingkat tinggi, adalah pigmen yang
terdapat didalam kloroplas, melalui pigmen inilah cahaya memulai proses
fotosintesis. Pigmen tersebut dalam kloroplas yaitu pada membran internal yang
disebut tilakoid. Pigmen tersebut adalah klorofil a, klorofil b, dan keratinoid
(Sasmitamihardjo, 1990).
Klorofil
terdapat didalam kloroplas yang merupakan pigmen yang aktif didalam
fotosintesis. Klorofi adalah molekul tetra-spiral yang dihubungkan aleh atom
Mg, yang berbrntuk oval yang terkandung dalamnya. Penyerapan yang esensial oleh
kloroplas didalam menbran tilakoid. Tiap-tiap foton dapat mengelurakan electron
kedalam klorofil, klorofil hijau akan menyerapa warna yang panjang gelombangnya
pendek, berenergi tinggi yang efektif dalam fotosintesis. Penyerapan terhadap
panjang gelombang relatif bervariasi dan dapat diukur denan menggunakan
spektrofotometer. Gambaran dari banyaknya penyerapan dari fungsi panjang
gelombang disebut dengan spectrum penyerapan (Dwijoseputro,1980).
Ada
6 tipe klorofil yaitu klorofil a, b, dan c, dorobium serta klorofil 650 dan
660. klorofil a dan b terdapat pada semua organisme yang melakukan
fotosintesis. Uluran kloroplas bervariasi pada setiap spesies, pada tanaman
tingakat tinggi diameter kloroplas antara 4-6 mm. Kloroplas pad sel polipoid
lebih besar dibandingkan tanaman yang selnya bukan polipoid. Perubahan bentuk
dan volume kloroplas dapat disebabkan oleh cahaya, keadaan yang gelap kloroplas
dapat direduksi dengan penambahan ATP (Devlin,1975). Dwijseputro (1980)
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan
klorofil adalah : faktor pembawaan, cahaya, oksigen, karbohidrat, nitrogen, Mg,
Fe, juga unsure – unsure Mn, Cu. Zn, air dan temperatur.
Tiap
atom atau molekul yang sedikit berbeda tingkat energinya, setiap substansi
menyerap cahaya dengan suatu karakteristik panjang gelombang yang berbeda. Hal
ini bisa ditunjukkan melaluyi spektrum penyerapan, dimana ditujukan selama
penyerapan sinar pada tiap gelombangnya, sebagai contoh, klorofil a sangat kuat
pada panjang gelombang 660 nm pada sinar merah, dan paling rendah pada panjang
gelombang 430 nm pada sinar biru.. Ketika gelombang itu berpindah, maka sinar
yang ada disebelah kiri adalah sinar hijau yang bisa llita lihat (Devlin,
1975).
Spectrum
absorbsi klorofil a dan klorofil b berbeda. Cahaya yang tidak cukup absorbsi
oleh klorfil a panjang gelombang 460 nm akan ditangkap oleh klorofil b yang
mempunayi absorbsi yang kuat pada panjang gelombang tersebut. Jadi kedua jenis
klorofil ini saling melengkapi dalam mengabsorbsikan cahaya matahari. Daerah
spectrum antara 500 nm dan 600 nm sanagt lemah absorbsi oleh klorofil, tetapi
hal demikian tidak menjadi masalah bagi kebanyakkan tanaman hijau (Striyer,
1996).
Kloroplas
dikelilingi system daun atau selimut membran ganda yang mengatur lalu lintas
molekul keluar masuk dalam kloroplas. Didalam kloroplas dijumpai bahan tanaman
berbentuk amof, sel dan kaya enzim yang disebut stroma. Stroma ini mengandung
berbagai enzim yang merubah CO2 menjadi karbohidrat khususnya pati. Didalam
stroma ada tilakoid yang mengandung pigmen ,disinilah energi dari cahaya
matahari digunakan untuk mengoksidasi H2O dan menbentuk ATP dan NADPH yang kaya
energi yang diperlukan oleh stroma untuk mengubah CO2 menjadi karbohidrat
(Salisbury and Ross, 1995).
Pada
daun muda terjadi fotosintesis yang aktif sehingga menbutuhkan klorofil yang
banyak. Klorofil tersebut akan menyerap cahaya yang berenergi tinggi sehingga
fotosintesis terjadi lebih aktif. Daun muda juga mendapatkan transfer klorofil
melalui eksitasi dari daun tua (Dwijoseputro,1980).
Sebagian
besar spesies mengabsorbsi lebih dari 90% panjang gelombang biru. Panjang
gelombang lembanyung dan merahyang diabsorbsi juga dilakukan oleh kloroplas.
Dalam tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu electron dalam korotenoid
atau klorofil (Darmawan, 1983).
Warna
hijau pada kloroplas disebabkan oleh adanya empat tipe utama pigmen didalamnya
yaitu klorofil a, dan klorofil b, berwarna hijau karena bnayak menyerapa warna
lembayung dan merah dan memancarkan sinar hijau, selain klorofil da xantofil
dan karoten. Benda-benda berwarna menyerap cahaya dengan berbagai panjang
gelombang sampai pada tingkat tertentu, dan warna yang timbul pada warna
tersebut adalah cahaya yang diserap paling sedikit. Pada proses fotosintesis
warna yang paling sedikit diserap adalah warnadengan cahaya hijau, warna inilah
tersebar dipantulkan oleh tumbuhan sehingga tampak warna hijau
(Sastamitamihardjo,1990).
Klorofil
dibentuk dari kodensasi suksinil CoA beserta dengan asama amino glisin menjadi
suatu senyawa. Setelah melalui beberapa tahap reaksi, selanjutnya dengan adanya
fitol dan enzim klorofilase dirubah menjadi klorofil. Pada klorofil a terdapat
gugusan metal, sedangkan pada klorofil b terdapat gugusan aldehid (Darmawan, 1983).
Kloroplas
berasal dari proplastid keci (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tidak
berwarna, dengan sedikit ataupun membrane dalam). Pada umumnya proplastid
berasal hanya dari sel telur yang tidak terbuahi, sperma tidak berperan disini.
Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi
kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloropals muda juga aktif membelah,
khususnya bila organ mengandung kloroplas terpanjang pada cahaya. Jadi, tiap
sel dewasa sering terkandung beberapa ratus kloroplas yang terdapat pigmen
klorofil membantu proses fotosintesis organisme (Salisbury and Ross, 1995).
Klorofil
tidak larut dalam air, melainkan larut dalam etanol, methanol, eter, aseton,
bensol dan klorofrom. Untuk memisahkan klorofil a dan klorofil bbeserta pigmen-
pigmen lain karotin, xantofil, organ menggunakan suatu teknik spektrofotometri.
Kalau kita perhatikan suatu larutan zat yang berwarna. Makin pekat larutan tadi
makin banyak menyerap cahaya sehingga kelihatan makin gelap. Adanya hubungan
antara penyerapan cahaya dengan kosentrasi larutan merupakan prinsip dasar dari
penggunaan spektrofotometer yang menggunakan cahaya monokromatik (Seitz,1987).
Terjadinya
klorofil dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu factor pembawa (gen), jika gen ini
tidak ada, tanaman akan tampak putih (albino). Factor kedua adalah cahaya. Jika
cahaya terlalu kuat, klorofil akan berkurang hijaunya. Factor yang ketiga
adalah oksigen dan factor lainnya adalah karbohidrat, nitrogen, magnesium,
mangan, coprum, zink, air, dan temperature (Dwijoseputro, 1985).
Perbedaan
klorofil a dan b adalah pada atom C3 terdapat gugusan metil untuk klorofil a
dan aldehid untuk klorofil b. karena itu keduanya mempunyai penyerapan
gelombang cahaya yang berbeda. Peranan pigmen klorofil adalah dalam reaksi
fotosistem. Klorofil mempunyai banyak electron yang mampu berpindah ke orbit
eksitasi karena menyerap cahaya (Nurdin, 1997).
Pembentukan
klorofil dalam tubuh tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
factor pembawaan (gen), cahaya, oksigen, karbohidrat, nitrogen, magnesium dan
besi serta air dan temperature, dimana temperature yang baik untuk pembentukan
klorofil yaitu 3-48oC (Dwijoseputro, 1994)
Klorofil
dibentuk dari kondensasi suksinil Co-A dan asam amino glisin menjadi senyawa
yang tidak stabil yaitu asam amino glisin menjadi senyawa asam amino ketoda di
dapat, kemudian melalui dekarboksilasi dan diubah menjadi asam amino lovalenat
dikatalis oleh enzim amino lovalenat sintetase dengan adanya pridoksal posfat
dan cahaya (Nurdin, 1997).
Dibungkus
oleh dua lapis membrane yaitu membrane luar dan membran dalam, yang dipisahkan
oleh ruang intermembran. Membrane luar datar, sedangkan membrane dalam melebar
dan melipat ke arah dalam membentuk tumpukan seperti kantong-kantong yang disebut
tilakoid. Tumpukan tilakoid yang sejajar disebut granum, satu granum terdiri
dari 2-100 tilakoid. Didalam setiap tilakoid terdapat ruang yang disebut lumen
yang berisi garam pelarut (Nurdin, 1997).
Kloroplas
merupakan organel yang berbentuk lensa dan berukuran kira-kira dua micrometer
dikali lima micrometer. Kloroplas ini dilingkupi oleh dua membrane yang
dipisahkan oleh ruang inter membran yang sempit. Membran dalam melingkupi
cairan yang disebut stroma. Stroma mengelilingi ruangan ketiga, yang dibatasi
oleh membrannya sendiri (membrane tilakoid). Diseluruh kloroplas, kantung
tilakoid ditumpuk membentuk grana yang dihubungkan satu sama lain oleh tubula
tipis diantara masing-masing tilakoid (Campbell, 2002).
Tiap
kloroplas mengandung 40-60 granum dan ada juga yang tidak pakai grana seperti
pada kloroplas seludang ikatan pembuluh. Membrane tilakoid sama dengan membrane
lain disusun oleh lipid dan protein, disamping adanya pigmen-pigmen
fotosintetik dan senyawa-senyawa pembawa electron lainnya. Kloroplas sama
dengan mitokondria, juga punya DNA, ribosom dan RNA sendiri yang berguna untuk
membentuk polipeptida dan protein tertentu bersama dengan DNA inti (Nurdin,
1997).