Organisme
dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak
henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul organik, seperti
dalam karbohidrat. Satu-satu sumber sumber molekul bahan bakar yang sering
menjadi tempat bergantung seluruh kehidupan ialah fotosintesis. Struktur
tumbuhan yang tidak hijau, seperti halnya batang yang berkayu, akar, bunga, dan
buah sebenarnya menggunakan dalam proses respirasi. Fotosintesis hanya
berlangsung jika ada pigmen hijau yaitu klorofil (Kimball, 1994).
Fotosintesis
adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan
bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan
diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk
fotosintesa karbohidrat dari air dan karbondioksida. Jadi, seluruh molekul
organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme hidup
lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk
berfotosintesis (Devlin, 1975).
Fotosintesis
merupakan proses perubahan senyawa anorganik menjadi senyawa organic dengan
bantuan cahaya matahari. Faktor utama
yang mempengaruhi fotosintesis adalah kandungan klorofil yang dimiliki oleh
tanaman. Klorofil terdapat sebagai butir – butir dalam kloroplast yang terdapat
pada stroma dan tilakoid. Butir – butir yang terdapat di dalamnya disebut
grana. Pada tanaman tingkat tinggi ada dua macam klorofil utama yang ikut dalam
proses fotosintesis, klorofilnya yaitu : (1) klorofil a = C55 H72 O5 N4 Mg dan
(2) klorofil b = C55 H70 O6 N4 Mg (Dwijoseputro, 1985)
Ada
beberapa pigmen yang berperan dalam membantu fotosintesis yaitu klorofil,
picosianin, picoerytrin dan karoten. Dalam penyerapan cahaya, klorofil dapat
mengabsorbsi blue violet dan merah dalam gelombang cahaya yang pendek
dibandingkan dengan menyerap cahaya merah secara maksimal yang terjadi pada
gelombang yang lebih panjang ( Abidin, 1987 ).
Klorofil
merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang paling penting dalam
proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat dibedakan dalam 9 tipe :
klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil chlorobium 650
dan 660. klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara klorofil b untuk
sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan
dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri klorofil a dan b dan klorofil
chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintesin (Devlin, 1975).
Dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terjadi berbagai proses fisiologis seperti
respirasi, asimilasi, ekskresi transportasi dan lain – lain. Kemampuan tmbuhan
untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk dirubah menjadi bahan organic
sehingga diasimilasi dalam tubuh tanaman berlangsung jika cukup adanya, oleh
karena itu asimilasi zat karbon disebut juga dengan fotosintesis ( Kimball,
1983).
Klorofil
pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. perbedaan kecil
antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein.
Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya atom
magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping
hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Santoso, 2004).
Kloroplas
berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tak
berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada umumnya proplastid
berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini.
Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi
kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah,
khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel
daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas. Sebagian besar
kloroplas mudah dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi struktur rincinya hanya
bias dilihat dengan mikroskop elektron (Salisbury dan Ross, 1995).
Cahaya
merupakan anergi dasar untuk proses fotosintesis karena energi matahari
menggiatkan beberapa proses system enzim yang terlihat dalam rangkaian fotosintesis.
Energi cahaya ditanggap oleh klorofil pada daun atau pada bagian tanaman
lainnya yang mengandung klorofil cahaya dan klorofil menggalakkan proses
pengadaan energi yang digunkan sintesa makro di dalam sel, misalnya karbohidrat
dengan cara mereduksi CO2 yang berasal
dari udara, yang menghasilkan oksigen ( Jumin, 1992 ).
Cahaya
sangat mempengaruhi kecepatan fotosintesis, makin tinggi intensitas cahaya maka fotosintesis makin cepat maka, untuk
mendapatkan hasil fotosintesis yang maksimum diusahakan semua bagian daun kena
cahaya matahari. Bila tak ada cahaya maka proses fotosintesis tak akan
berlangung. Energi cahaya matahari yang dibutuhkan pada fotosintesis diserap
oleh sel hijau daun yang disebut klorofil ( Bidwell, 1979 ). Kualitas cahaya merupakan
salah satu factor yang mempengaruhi laju fotosintesis ( Darmawan dan Baharsyah,
1983 ).
Fase
yang terjadi pada proses fotosintesis ada dua yaitu : 1) reaksi fotokimia (
reaksi cahaya ), reaksi ini terjadi pada grana, dimana disitu terjadi pada
fotolisis dari air dengan membebaskan O2
dan disamping itu terbentuk asmilasitory power. Sifat – sifat reaksi
fotokimia adalah perlu adanya energi cahaya matahari, tidak peka terhadap suhu
dan kecepatan reaksi kimia relative lebih besar dari reaksi gelap. 2) reaksi
gelap ( Blacman ), reaksi ini terjadi dimana reduksi CO2 dengan menggunakan hasil – hasil dari reaksi
fotokimia, terjadi dari stroma dengan katalisator enzim – enzim dalam stroma.
Grana tersusun dari lapisan – lapisan yang berganti – ganti antara lain protein
dan lapisan lemak. Sifat – sifat dari reaksi gelap adalah tidak perlu adanya
cahaya, peka terhadap suhu, kecepatan reaksinya relative lebih lambat dari
reaksi fotokimia dan merupakan reaksi enzimatis ( Heddy, 1990 ).
Pancaran
cahaya yang dibutuhkan tanaman tersebut hampir seluruhnya pada spectrum cahaya
tampak ( yaitu cahaya putih, cahaya matahari). Energi cahaya yang diuraikan
dengan istilah partikel disebut dengan foton, berbanding terbalik dengan
panjang gelombang ( Harjadi, 1979 ).
Pengubahan
energi matahari menjadi energi kimia ( karbohidrat ) dan kemudian mengubah
energi kimia ini menjadi energi kerja pada peristiwa pernafasan dalam tubuh
tergantung hewan atau manusia merupakan rangkaian proses kehidupan di dunia
ini. Fotosintesis merupakan rangkaian kegiatan proses kehidupan pokok karena di
dalam asimilasi nitrogen yangmerupakan bagian pertama rangkaian proses
pembentukan protein itu sendiri tidak akan mungkin disusun tanpa adanya hasil
fotosintesis ( Dwijoseputro, 1992 ).
Puncak
kegiatan fotosintesis sesuai dengan banyak sinar dan tingginya temperature.
Pada umumnya tumbuhan di daerah trofik tidak dapat melakukan fotosintesis di
bawah suhu 5oC, sinar cukup dan CO2 –pun kurang akan tetapi kegiatan
fotosintesis akan terhambat, jika temperatur tetap rendah. Dan jika temperature
tinggi, akan tetapi sinar kurang banyak maka pembentuk CO2 ataupun peninggian temperature tidak akan
mengakibatkan giatnya fotosintesis ( Dwijoseputro, 1992 ).
Laju
fotosintesis dapat dihitung dengan cara megukur besarnya karbondioksida yang
difiksasi setiap waktu dalam luas tertentu atau satuan luas lahan setiap waktu
dalam luas tertentu atau satuan luas lahan setiap satu – satuan waktu. Laju
fotosintesis dapat dijadikan sebagai alat untuk menjadikan aktifitas fotosintesis
tanaman yang penting bagi pertanian ( Jumin, 1992 ).
Laju
fotosintesis ditingkatkan tidak hanya oleh naiknya tingkat radiasi, tapi juga
oleh konsentrasi CO2 yang lebih tinggi, khususnya bila stomata tertutup
sebagian karena kekeringan (Salisbury dan Ross, 1995).
Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain gen, bila gen untuk
klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil. Cahaya, beberapa
tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya, tanaman lain tidak memerlukan
cahaya. Unsur N, Mg, Fe merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam
sintesis klorofil. Air, bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil
(Subandi, 2008).
Di
dalam kloroplas ditemukan DNA, RNA, ribosom, dan berbagai enzim. Semua molekul
ini sebagian besar terdapat di stroma, tempat berlangsungnya transkripsi dan
translasi. DNA kloroplas (genom) terdapat dalam 50 atau lebih lingkaran jalur
ganda melilit dalam tiap plastid. Berbagai gen plastid menyandi semua molekul
RNA-pemindahan (sekitar 30), dan molekul RNA-ribosom (empat) yang digunakan
oleh plastid untuk translasi. Kira-kira 85 gen seperti ini menyandi protein
yang terlibat dalam transkripsi, translasi, dan fotosintesis. Tapi, sebagian
besar protein disandi oleh gen nukleus (Salisbury dan Ross, 1995).
Warna
daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam
kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sitesis
molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil,
yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke
dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata
(Campbell dan Reece, 2002).
Antara
klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, dimana
klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bias
merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi
itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut
dalam etanol tai dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut
dalam senyawa aseton (Devlin, 1975).
Fotosintesis
hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun
terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung
kloroplast yang mengandung klorofil/pigmen hijau yang merupakan salah satu
pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari (Subandi, 2008).
Cahaya
putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah-violet, tetapi
seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh
klorofil. Adalah mungkin untuk menetukan bagaimana efektifnya setiap panjang
gelombang (warna) diserap dengan menggunakan suatu larutan klorofil dengan
cahaya monokromatik (cahaya berwarna satu) (Kimball, 2000).
Dilihat
dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan
yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentuk suatu sistem
membran tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung
tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentuk
apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan
energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang
pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma
(Subandi, 2008).
Sifat
cahaya sebagai partikel biasanya diekspresikan dengan pernyataan bahwa cahaya
menerpa sebagai foton (photon) atau kuanta, yang merupakan suatu paket diskrit
dari energi, dimana masing-masing dikaitkan dengan panjang gelombang tertentu.
Energi dalam tiap foton berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Cahaya
biru dan ungu dengan panjang gelombang yang lebih pendek memiliki lebih banyak
foton enrgetik dibanding cahaya merah atau jingga dengan gelombang yang lebih
panjang (Lakitan, 2007).
Semua
tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil a terdapat sekitar
75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah sekitar 1 %
basis kering. Dalam daun klorofil banyak terdapat bersama-sama dengan protein
dan lemak yang bergabung satu dengan yang lain. Dengan lipid, klorofil
berikatan melalui gugus fitol-nya sedangkan dengan protein melalui gugus
hidrofobik dari cincin porifin-nya. Rumus empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg
(klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b) (Subandi, 2008).
Struktur
klorofil berbeda-beda dari struktur karotenoid, masing-masing terdapat penataan
selang-seling ikatan kovalen tunggal dan ganda. Pada klorofil, sistem ikatan
yang berseling mengitari cincin porfirin, sedangkan pada karotoid terdapat
sepasang rantai hidrokarbon yang menghubungkan struktur cincin terminal. Sifat
inilah yang memungkinkan molekul-molekul menyerap cahaya tampak demikian
kuatnya, yakni bertindak sebagai pigmen. Sifat ini pulalah yang memungkinkan
molekul-molekul menyerap energi cahaya yang dapat digunakan untuk melakukan
fotosintesis. Persamaan antara spektrum tindakan fotosintesis dan spektrum
absorbsi klorofil menunjukkan bahwa dalam proses itu pigmen yang paling penting
ialah klorofil. Akan tetapi kedua spektrum itu tidak sama. Energi diserap oleh
karotenoid diteruskan klorofil a, disini energi digunakan dalam fotosintesis.
Klorofil b mempunyai fungsi yang sama (Santoso, 2004).
Klorofil
akan memperlihatkan fluoresensi, berwarna merah yang berarti warna larutan
tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah tua pada cahaya
yang dipantulkan (Noggle dan Fritz, 1979).
Spektrofotometri
sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan
fotometer akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang energi
secara relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka akan ditangkap oleh
klorofil yang terlarut tersebut. Pada fotometer filter sinar dari panjang
gelombang yang diinginkan akan diperoleh dengan berbagai filter yang punya
spesifikasi melewati banyaknya panjang gelombang tertentu (Noggle dan Fritz,
1979).
Sel
penutup memiliki klorofil di dalam selnya sehingga dengan bantuan cahaya matahari
akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan
pada sinar kuat akan tampak berkurang hijaunya. Daun-daun yang terkena langsung
umumnya akan tampak kekuning-kuningan, salah satu cara untuk dapat menentukan
kadar klorofil adalah dengan metoda spektofotometri (Dwijiseputro, 1986).
Beberapa
karotenoid pada membran tilakoid juga mengirim energi eksitesinya ke pusat
reaksi yang sama dengan klorofil. Secara in vintro, pigmen-pigmen yang berwarna
kuning ini hanya menyerap cahaya biru dan ungu. Cahaya hijau, kuning, jingga
dan merah dipantulkan oleh kedua pigmen ini. Kombinasi panjang gelombang yang
dipantulkan oleh kedua pigmen karotenoid ini tampak berwarna kuning. Ada bukti
yang menunjukkan bahwa beta-karoten lebih efektif dalam mentransfer energi ke
kedua pusat reaksi dibanding lutein atau pigmen xanthofil yang disebut
fucoxanthofil adalah sangat efektif dalam mentrensfer energi. Di samping
berperan sebagai penyerap cahaya, karotenoid pada tilakoid juga berperan untuk
melindungi klorofil dari kerusakan oksidatif oleh O2, jika intensitas cahaya
sangat tinggi (Lakitan, 2007).
Daun
dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90 % cahaya ungu dan biru, demikian
pula untuk cahaya jingga dan merah. Hampir seluruh penyerapan ini dilakukan
oleh pigmen-pigmen pada kloroplas. Pada membran tilakoid, setiap foton dapat
mengeksitasi satu elektron dari pigmen karotenoid atau klorofil. Klorofil
berwarna hijau merupakan bukti bahwa pigmen ini tidak efektif untuk menyerap
cahaya hijau. Cahaya hijau oleh klorofil dipantulkan atau diteruskan.
Penyerapan relatif untuk setiap panjang gelombang oleh pigmen dapat diukur
dengan spektrofotometer (Lakitan, 2007).
Fungsi
fotosintesis adalah bersumber dari fungsi cahaya yaitu mengangkut electron dari
H2O untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH dan menyediakan energi untuk membentuk
ATP dari ADP dan Pi. Perubahan ADP dan Pi menjadi ATP dikloroplas ditemukan di
laboratorium Daniel Arnon di Universitas Of California, Berkeley tahun 1954.
Arnon menemukan bahwa ATP disintesis dalam kloroplas yang hannya diisolasi pada
waktu ada cahaya dan proses ini dinamakan fosforilasi fotosintetik atau
fotofosforolasi. Fotofosforolasi
dikloroplas menghasilkan ATP lebih banyak dalam daun selama ada cahaya daripada
fosforilasi oksidasi di mitikondria dau tersebut ( Salisburry dan Ross, 1995 ).