Morinda citrifolia L. (Mengkudu) 3

BAB IV
DESCRIPTIO

A.    Organum Nutrivum

1.      Folium (daun)
Daun kebanyakan bersilang berhadapan, bertangkai, bulat telur lebar hingga bentuk oval, kebanyakan dengan ujung runcing. Permukaan daun licin dengan warna hijau tua. Daun muda berwarna lebih muda dan lebih tipis. Pada permukaannya tidak terdapat bulu-bulu atau gundul. Panjang daun mencapai 20-45 cm, lebar mencapai 7-25 cm. Tangkai daunnya memiliki panjang 1-1,2 cm. tulang daunnya menyirip. Daun yang dikeringkan lalu dihancurkan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik. Selain itu dapat juga digunakan sebagai sumber makanan (Nelson, 2006).

2.      Caulis (batang)
Termasuk dalam tanaman berkayu. Tinggi batang mencapai 3-8 meter. Diameter batang dapat mencapai 13 cm. Batang berbentuk silinder dengan warna kulit coklat keabu-abuan atau kekuningan. Permukaan batang kasar dan tidak berbulu. Anak cabang dari batang berbentuk segi empat. Tipe percabangannya monopodial. Arah tumbuh batang adalah erectus (tegak lurus). Batang dalam keadaan kering sangat mudah dibelah dan dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan peralatan lain. Pada batangnya terdapat pigmen berwarna merah yang dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna (Nelson, 2006).

3.      Radix (akar)
Akar bertipe tunggang, bercabang, berbentuk bulat dan berwarna coklat kekuningan. Memiliki sistem akar lateral. Akar tumbuh menancap sangat dalam dan sangat kuat. Akarnya yang sangat kuat memungkinkan tumbuh pada batuan yang keras. Bagian akar ini dapat dimanfaatkan sebagai obat dan bahan dasar pembuatan ukiran (Nelson, 2006).

B.     Organum Reproductivum

1.      Flos (bunga)
Bunga tumbuh pada ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunga bongkol bertangkai, rapat, berbunga banyak di ketiak. Bunga berbilangan 5-6 dan berbau harum. Mahkota bentuk tabung bentuk terompet, berjumlah 5 buah, berwarna putih, dalam lehernya berambut wol, tabung panjangnya 1 cm dan taju sempit. Benang sari berjumlah 5 buah, panjang mencapai 15 mm, tumbuh jadi satu dengan tabung mahkota hingga tinggi, tangkai sari berambut wol dan berwarna kuning. Tangkai bunga memiliki panjang 10-30 mm. Tabung mahkota memiliki panjang 7-9 mm. Bakal buah pada ujungnya dengan kelopak yang tetap tinggal yang berwarna hijau kekuningan (Nelson, 2006).

2.      Fructus (buah)
Buah bongkol berbenjol-benjol tidak teratur. Jika masak berdaging dan berair, berwarna kuning kotor atau putih kuning dan jika masih muda berwarna hijau. Panjangnya 5-10 cm diameternya 3-4 cm. Intinya keras seperti tulang, coklat merah bentuk memanjang segitiga. Permukaannya seperti terbagi-bagi berbentuk polygonal dengan titik ditengahnya yang merupakan bekas dari tangkai bunga yang telah gugur. Daging buahnya berair dan berwarna putih teksturnya memiliki serat. Bagian buah memiliki kegunaan yang lebih banyak dibanding dengan bagian lain. Buah banyak dimanfaatkan sebagai obat dan makanan (Nelson, 2006).

3.      Semen (biji)
Biji berukuran kecil, berwarna coklat, berbentuk lonjong dengan ujung meruncing pada salah satu ujungnya. Pada satu buah terdapat banyak biji yang terletak disela-sela daging buah. Biji dilapisi oleh kulit yang berambut berwarna putih. Biji ini dapat mempertahankan viabilitas dan dapat bertahan walau telah mengambang pada permukaan air selama berbula-bulan. Biji ini dapat diolah menjadi minyak yang dapat dimanfaatkan sebagai anti serangga (Rukmana, 2001).

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Morinda citrifolia L. atau yang sering disebut dengan mengkudu termasuk dalam Famili Rubiaceae (suku kopi-kopian). Tanaman ini merupakan tanaman perdu yang umumnya tumbuh secara liar. Tanaman ini dapat dengan mudah ditemukan. Semua bagian tanaman (seperti daun, batang, bunga, buah, biji dan akar) selain memiliki manfaat nutrisi tetapi juga memiliki efek neutraceutikal. Kandungan yang terdapat pada mengkudu bermacam-macam. Kandungan tersebut sebagian besar dimanfaatkan sebagai obat. Bagian buah memiliki kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan bagian tanaman lainnya. Daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, bahan dasar kosmetik dan obat. Batangnya dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan peralatan lain. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat dan bahan dasar pembuatan ukiran.

B.     Saran
Dengan ditulisnya werkstuk ini, penulis menyarankan kepada pembaca untuk menggunakan obat tradisional sebagai obat untuk mengobati penyakit. Hal ini karena obat tradisional lebih aman dikonsumsi jika dibandingkan dengan obat-obatan kimia.


Cari

Copyright Text