TUGAS
Struktur Perkembangan Tumbuhan
Soal :
Mengapa batang pada pohon kelapa dapat membesar?
Penyelesaian:
Membesarnya batang pada
tumbuhan disebabkan oleh adanya pertumbuhan sekunder. Pohon kelapa termasuk
dalam tumbuhan monokotil dimana tidak memiliki kambium yang menunjang adanya
pertumbuhan sekunder pada batang. Namun pada tumbuhan monokotil, pelebaran
batang dilakukan oleh meristem penebalan primer. Pada beberapa tumbuhan
monokotil pertumbuhan sekunder terjadi sebagai aktivitas meristem pada bagian
batang yang letaknya jauh di belakang apeks (pada dikotil disebut kambium
pembuluh).
Pada tumbuhan monokotil yang
memiliki organ aksial yang tebal. Penebalan yang besar dan cepat terjadi di
bawah meristem apikal. Selama ontogoni permulaan, diameter batang bertambah
secara bertahap, sehingga setiap ruas menjadi lebih lebar daripada sebelumnya
sampai batang memperoleh lebar yang tetap. Karena jenis pertumbuhan ini, batang
berbentuk kerucut terbalik. Pertambahan secara terus-menerus dalam pelebaran
batang ini dinamakan pertumbuhan pasti. Pada tumbuhan-tumbuhan ini bagian atas
tidak membesar, namun setelahnya terjadi pembelahan sel yang intensif. Hal ini
menyebabkan pertambahan dalam diameter dari batang. Aktivitas ini dianggap
sebagai bagian dari pertumbuhan primer dari puncuk. Penebalan sekunder pada
Monokotiledon juga hanya terjadi pada beberapa spesies, seperti: Aloë
arborescens dari Liliacea; jenis-jenis dari Cordyline, Dasylirion, Dracaena,
Sanseviera, dan Yucca dari Agaveceae.
Penebalan sekunder pada
Monokotiledon ditimbulkan oleh kambium khusus, juga dinamakan penebalan
sekunder. Meristem ini berkesinambungan dengan meristem penebalan primer pada
taraf kecambah tetapi tidak berlaku pada pucuk yang dewasa. Kambium ini
berkembang pada parenkim batang, disebelah luar seluruh berkas pembuluh primer.
Sel dari meristem sekunder ini berbentuk fusiform, segi empat, atau satu ujung
meruncing dan ujung lainya tumpul.
Perkembangan kambium
Monokotiledon berasal dari meristem yang bertingkat atau berderet
(Etagenmeristem) melibatkan pembelahan tangensial dalam sel parenkima sehingga
membentuk radial. Pada sebelah luar pembelahan seperti ini berulang-ulang.
Beberapa membentuk korteks sekunder. Aktivitas ini hanya sementara dalam
perkembangan kambium tersebut. Selanjutnya kambium sebenarnya berkembang dengan
lapisan inisial tunggal. Inisial ini pada lapisan luar terus bertambah pada
korteks sekunder yang bersifat parenkima. Disebelah dalam, inisial memproduksi
sel-sel yang berdifferensiasi sebagian menjadi parenkim yang dinamakan jaringan
konjungtif yang dinding-dinding sel-selnya terkadang dapat menebal dan yang
lain menjadi berkas pembuluh. Ikatan-ikatan itu berkembang dari tumpukan
longitudinal dari satu sel yang dipisahkan dari kambiumnya. Terlihat dalam
irisan melintang, setiap sel tunggal merupakan pusat untai pembuluh
selanjutnya. Sel ini membelah secara antiklinal untuk menghasilkan dua atau
tiga baris sel yang akan membelah secara periklinal. Dengan cara ini ikatan-ikatan
pembuluh sekunder terbentuk. Xilem menjadi 15-40 kali dari panjangnya semula.
Sedangkan parenkim xilem dan elemen-elemen floem mengalami sedikit atau tidak
pemanjangan. Penebalan dinding trakeid yang terdekat pada pusat umumnya dimulai
sebelum penyempurnaan pembelahan sel dalam ikatan yang berkembang.
Ikatan sekunder dapat
amfivasal, yaitu xilem mengelilingi floem, atau xilem dapat mengelilingi floem
pada tiga sisi dan ikatannya berbentuk U seperti terlihat pada Kingia. Hubungan
antara badan-badan primer dan skunder pada Monokotiledon dengan penebalan
skunder itu kuat, bahkan pada Monokotiledon lebih jelas karena ada hubungan
antara ikatan sekunder dan ikatan primer yang mengelilinginya.