ISI
A.
Pengertian sampah secara umum
Sampah merupakan segala bentuk buangan padat yang sebagian besar berasal dari aktivitas manusia (domestik). Sampah domestic lebih banyak didominasi oleh bahan organik, meskipun tipe dan komposisinya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya,
bahkandariharikehari (Hadiwiyoto, 1983).
Di dalam sampah, mengandung zat-zat hidup, khususnya bakteri, virus, dan
protozoa, dengan demikian merupakan wadah yang baik sekali untuk pembiakan jasad-jasad renik. Kebanyakan berupa bakteri secara relative tidak berbahaya namun sebagian dari mereka secara positif berbahaya karena pathogenik (Mahida,
1997).
B.
Pengaruh sampah dalam lingkungan
1)
Pengaruh negatif
Sampah yang berada di TPS perlu dilakukan pengelolaan yang baik
agar tidak menimbulkan pengaruh negetif. Pengaruh negatif sampah terhadap kesehatan lingkungan dapat terjadi melalui pengaruh langsung maupun tidak langsung.
a.
Pengaruh secara langsung
Terjadi akibat kontak langsung dengan sampah, dimana sampah tersebut ada yang bersifat racun (sampah B3),
korosif terhadap tubuh, karsinogenik,
teratogenikdan ada juga yang mengandung bakteri patogen yang
langsung dapat menularkan penyakit.
Menurut Khamid dan Mulasari
(2012) genus bakteri dalam sampah yang telah diidentifikasi yaitu genus Streptococcus (spesies: Enterococcus faecalis), Escherichia (spesies: Escherichia
coli), Pseudomonas
(spesies: Pseudomonas
putrifaciens) dan Proteus
(spesies: Proteus vulgaris). Di mana bakteri tersebut merupakan bakteri patogen yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai beberapa jenis
patogen dari sampah antara lain:
1.
Bakteri
a)
Salmonella
(lebih dari 1600 tipe), bersumber dari sampah organik (daging unggas). Berkembang biak pada lingkungan tercemar. Menyebabkan penyakit
gastroenteritis dan demam berlangsung 1 sampai 7
hari.
b)
Clostridia, khususnya Cl.
perfringens, bersumber dari sampah organik (daging
yang telah dimasak). Berkembang biakpada kondisi anaerobic; membentuk spora yang tahan panas. Menyebabkan penyakit diare,
sakit perut,
muntah dan demam.
c)
Staphylococcus aureus, bersumber dan berkembang biak pada permukaan makanan
busuk. Menyebabkan penyakit infeksi kulit serta dapat membentuk abses pada jaringan dalam, muntah, diare dan dehidrasi.
d)
Escherichia coli, bersumber dari sampah yang
bercampur dengan feses (kotoran manusia) yang penyebaran dilakukan oleh vektor (lalat dan hama) atau dengan tangan. Efek-efek sitotoksik local berupa gastroenteritis akut.
e)
Vibrio parahaemolyticus, bersumber dari sampah organik (makanan laut mentah atau setengah matang) dan berkembang biak pada air asin. Menyebabkan penyakit diare dan dehidrasi.
f)
Bacillus anthracis, bersumber dari sampah. Penyebaran
melalui spora. Menyebabakan penyakit anthrax.
g)
Shigella spp.,berumber dari air tercemar (air lindi). Menyebabakan penyakit Bacillary dysentery
h)
Vibrio
cholerae, berumber
dari air buangan dan air yang tercemar. Menyebabakan penyakit kolera
2.
Virus
a)
Rotavirus
dan
Norwalk, bersumber dari materi feses, Penyebaran dengan ditransfer oleh hama atau dengan tangan. Berkembangbiak dalam saluran usus, dapat tetap dan memungkinkan menular selama berhari-hari di
permukaan luar. Menyebabkan penyakit gastroenteritis akut
b)
Poliomyelitis, bersumber dari materi feses. Menyebabkan penyakit polio
c) Hepatitis A, bersumber dari materi feses. Menyebabkan kehilangan nafsu makan, mual dan sakit kuning yang terkait dengan infeksi hati.
d)
Hepatitis B, bersumber dari darah dan produk-produk darah. Sama seperti Hepatitis A, tetapi mempunyai probabilitas lebih tinggi dari penyakit hati yang serius.
3.
Cacing
Taeniasolium dan T.saginata,, bersumber dari air limbah
buangan. Cacing yang berkembang di usus.larva yang dapat membentuk kista dalam jaringan. Menyebabkan kerusakan jaringan.
4.
Protozoa
Giardia lamblia, bersumber
dari materi feses dan mengkonsumsi salad
mentah. Organisme parasit yang berkembang
di usus. Malabsorpsi air dan nutrisi di usus, dan anemia.