Sistem Pertahanan Tubuh Part 4 (Organ Limfatika : Thymus)


Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang termasuk dalam organ limfoid primer. Thymus merupakan satu-satunya organ limfoid primer pada mamalia yang tampak dan merupakan jaringan limfoid pertama pada embrio sesudah mendapat sel induk dari saccus vitellinus. Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi menjadi limfosit T. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi imunologis humoral. Geminal centers tidak terdapat di organ ini.

Organ ini terletak di cranial terhadap strenum dalam rongga dada berbeda dengan nodus lymphaticus karena tidak memiliki pembuluh limfa yang masuk maupun ke luar.Pada kehidupan fetus dan selama 2 tahun pertama kehidupan postnatal, thymus berukuran terbesar. Sejak usia 2 tahun sampai pubertas alat makin mengecil. Sesudah pubertas alat mengalami involutio.

Gambaran Histologis

Tiap lobulus dibungkus dalam kapsel jaringan pengikat longgar yang tipis dan melanjutkan diri ke dalam membagi lobus menjadi lobuli dengan ukuran 0,5 – 2 mm. Jaringan parenkim thymus terdiri dari anyaman sel-sel retikuler saling berhubungan tanpa adanya jaringan pengikat lain, diantara sel retikuler terdapat limfosit. Sel retikulernya berbentuk stelat seperti didalam nodus lymphaticus dan lien, tetapi berasal dari endoderm. Hubungan ini lebih jelas di daerah medulla sampai membentuk struktur epitel yang disebut corpuskulum hassalli (thymic corpuscle). Masing-masing lobus terdiri dari cortex dan medulla.

Cortex

Limfosit dihasilkan di daerah cortex sehingga sebagian besar populasi sel di cortex adalah limfosit dari berbagai ukuran. Hubungan antara sel retikuler terlihat dengan M.E. sebagai desmosom, sel retikuler epitelnya adalah sel stelat dengan inti oval yang berwarna pucat dan berukuran 7-11 mikron. Limfosit besar banyak terdapat di bagian perifer dan makin kedalam jumlah limfosit kecil makin bertambah, sehingga cortex bagian dalam sangat padat oleh limfosit kecil. Dalam cortex terjadi proses proliferasi dan degenerasi, dan terdapat makrofag yang walaupun sedikit merupakan penghuni tetap dalam cortex. Kadang-kadang juga ditemukan sedikit plasmasit dalam parenkim.

Medulla

Pada medulla, banyak terdapat sel retikuler dengan berbagai bentuk, kadang mempunyai tonjolan dan kadang tidak mempunyai tonjolan sitoplasma. Ada pula sel retikuler yang berbentuk gepeng dan tersusun konsentris membentuk corpusculum Hassali. Sel-selnya berhubungan sebagai desmosom. Bagian tengahnya mengalami degenerasi dan kadang-kadang kalsifikasi. Limfosit terdapat tidak begitu banyak dan hanya dari jenis bentuk kecil. Perbedaan dengan limfosit cortex karena bentuk yang tidak teratur dengan sitoplasma lebih banyak. Dalam medulla terdapat jenis sel lain dalam jumlah kecil seperti makrofag dan eosinofil.

Vascularisatio

Cortex mendapat darah sebagai anyaman kapiler yang dipercabangkan dari arteriola yang terdapat di perbatasan cortex dan medulla. Hanya terdapat sedikit perpindahan makromolekul dari darah ke parenkim melintasi dinding kapiler cortex, sedang di medulla pembuluh darah lebih permeabel. Maka, limfosit dalam cortex dilindungi terhadap pengaruh makromolekul dengan adanya blood-thymus barier. Pembuluh limfe terdapat di jaringan pengikat penyekat lobulus.

Histogenesis

Thymus berasal dari dua tonjolan epitel endoderm saccus brachialis III. Mula-mula penonjolan ini memiliki lumen yang berhubungan dengan pharynx, dengan adanya proliferasi epitel dindingnya, lumen akan terisi oleh sel-sel yang juga mengadakan invasi diantara sel-sel jaringan mesenkim di sekelilingnya. Pada umur enam minggu akan muncul limfosit yang makin lama makin bertambah dan parenkim akan mengubah sel-sel stelat yang dihubungkan oleh desmosom. Medulla terjadi kemudian di daerah dalam.

Involusi

Proses invulsi disebut sebagai age invultion, dimulai sejak masa kanak-kanak. Proses tersebut dapat dipercepat sebagai akibat berbagai rangsangan, misalnya penyakit, stress, kekurangan gizi, toksis atau ACTH, proses ini disebut sebagai accidental involution. Pada binatang percobaan akan terjadi experimental involution yang dapat diikuti regenerasi yang intensif.

Thymus mengalami involusi secara fisiologis dengan perlahan-lahan. Cortex menipis, produksi limfosit menurun sedang parenkim mengkerut diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari jaringan pengikat interlobuler.

Histofisiologis

Limfosit sangat penting untuk perkembangan, karena adanya sejenis limfosit yang bertanggungjawab atas penolakan jaringan cangkok, delayed hypersensitvity, reaksi terhadap fungsi mikroorganisme dan virus tertentu. Limfosit T tidak melepaskan anmtibodi yang biasa tetapi diperlukan untuk membantu reaksi humoral oleh limfosit B. Limfosit thymus baru bersifat imunokompeten apabila sudah berada di luar thymus.

Apabila sel induk telah sampai ke thymus, maka akan berubah menjadi limfosit thymus dan mulai berproliferasi. Limfosit besar akan berproliferasi di cortex tepi memberikan limfosit kecil yang berkelompok di cortex sebelah dalam. Proliferasi di thymus tidak dipengaruhi oleh antigen yang berbeda dengan di limfosit di organ limfoid perifer, denganh adanya blood thymus barrier.

Limfosit yang meninggalkan thymus akan menuju organ limfoid perifer untuk berkumpul di daerah yang dibawah pengaruh thymus (thymus depending regions) yaitu cortex bagian dalam nodus lymphaticus, selubung limfoid periarterial di lien, daerah antara nodulus lymphaticus tonsilla, plaques Peyeri dan appendiks.

Fungsi :
- menghasilkan getah thymosin untuk menjaga agar fungsi alat limfatik lain berjalan lancar.
- Menghasilkan thymocytus.
- Merupakan komponen sistem pertahanan tubuh.

Sumber : 



Cari

Copyright Text