Sistema Kardiovaskuler Part 1 (Pembuluh Kapiler)


Kapiler

Komponen utama dinding kapiler adalah endothelium, yakni lapisan terdalam dari dinding sistem sirkulasi. Endothelium mempunyai sifat karakteristik mirip dengan fibroblast. Nukleusnya berbentuk memanjang, oval atau pipih, tapi tidak jelas dengan khromatin halus. Sel memanjang sesuai dengan poros kapiler dan mempunyai ujung yang meruncing. Kapiler dengan ukuran lebih besar mempunyai endothelium lebih pendek dan lebih lebar, kapiler yang terkecil hanya dilingkari oleh satu lapisan endothelium dan ukurannya sama dengan sel darah merah, sedangkan yang berukuran sedang dilapisi dua sampai tiga lapisan endothelium, gambaran ini jelas terlihat pada potongan melintang kapiler darah. Pengamatan dengan mikroskop elektron menunjukkan endothelium satu dengan yang lain tempatnya sangat berdekatan tanpa adanya substansi interseluler yang menjolok.

Kapiler dibentuk dari jaringan ikat embrional, selanjutnya menembus parenkim organ dan jaringan. Dalam perjalanannya diikuti oleh sel jaringan ikat, serabut kolagen dan serabut elastis. Sedangkan membrana basalis yang membatasi endothelium terdiri atas glikoprotein.

Sepanjang kapiler ditemukan makrofag, sel saraf serta beberapa sel masenkim yang belum mengalami defrensias, bahkan pada kapiler membrana niktitans mata katak ditemukan sel Ronget, sel ini akan berkontraksi jika distimuler dengan listrik, . Sel lain juga ditemukan tapi sel ini tidak mampu berkontraksi, biasanya disebut dengan nama sel Perisit.

Struktur histologi dinding kapiler

Kapiler Kontinyu (Continous Capillaries)

Sel endothelium menebal pada bagian yang mengandung nukleus, tapi ujung-ujungnya sangat meruncing. Organela seperti golgi komplek sepasang sentriola dan RER mithokondria tampak berdekatan dengan nukleus. Mitokondria dapat dilihat dengan posisi agak jauh dari nukleus. Disamping itu ditemukan filamen yang tebalnya 40-60 A°, dan vesikula dengan diameter 600-700 A°. Kapiler miokardium tikus, vesikula dapat mencapai 1/3 volume endothelium. Pada tempat perbatasan sel endothelium satu dengan yang lain atau pada kapiler yang kecil batas antara ujung kapilernya biasanya dipisahkan dengan jarak beberapa A°. Beberapa tempat terlihat Tight function (Zonula occudentes) dan Desmosoma kadang ditemukan tetapi jarang.

Batas endothelium dapat bergerigi, halus atau lurus. Ujung kapiler menyempit dan menjulang ke lumen kapiler. Kapiler kontinyu ditemukan pada otot polos, otot skelet, otot jantung dan beberapa jaringan lainnya.

Kapiler Berjendela (Fenestrated cappillaries)

Kapiler ini pada beberapa tempat di endothelium ditemukan daerah yang sangat tipis (500 A°), ditembus oleh porus berbentuk bulat dengan diameter 800-1000A°. Pada porus terdapat diafragma yang tipis kurang lebih setebal satu membran sel tapi menebal dibagian sentralnya. Mempunyai struktur histologi yang sama dengan kapiler kontinyu. Kapiler jenis ini ditemukan pada glomeruli renis, glandula endokrin, villi intestinalis. Kapiler pada glomeruli renis tidak ber diafragma dan mempunyai membrana basalis tiga kali lebih tebal dibandingkan dengan membrana basalis kapiler yang lain.

Sinusoid

Merupakan pembuluh darah dengan bentuk kurang teratur, antara pembuluh sinusoid dengan parenkim organ terdapat lapisan jaringan ikat yang sangat halus. Keadaan ini berbeda dengan kapiler yang bercabang-cabang secara dikotom dari ujung vasa. Secara embriologik sinusoid tumbuh akibat pertumbuhan kedalam dari parenchim, masuk ke sinus darah yang ber dinding tipis.

Sinusoid merupakan sistem sirkulasi yang khusus terdapat pada hepar, limpa, medulla oseum rubrum dan beberapa glandula endokrin seperti: Glandula Adrenalis, Pituitaria. Sel-selnya sebagian besar bersifat phagositik

Sinusoid diskontinyu seperti ditemukan pada hepar, hubungan antara endothelium satu dengan yang lain sama seperti pada kapiler yang lain, tapi pada beberapa tempat ditemukan adanya gap yang luas antar sel. Membrana basalis bersifat diskontinyu atau kadang-kadang sama sekali tidak ada.

Sinusoid berjendela terdapat pada Glandula Pitutaria dan Korteks Adrenum, selnya tak bersifat fagositik, tak ada gam interselular lamina basalis kontinyu, tetapi pada endotheliumnya ditemukan adanya forus dengan diafragma. Sinusoid kontinyu menunjukkan membrana basalis dan batas endothelium kapiler kontinyu.

Histofisiologi

Pertukaran zat melalui dinding kapiler mekanismenya meliputi pertukaran zat atau substansi melalui dinding kapiler ke jaringan, pertukaran zat ini terjadi tanpa trnasformasi energi yang menjolok. Endothelium mempunyai membran yang bersifat permeabel terhadap air dan kristaloid tapi tidak permeabel terhadap molekul besar.

Vesikula pada permukaan endothelium berperan dalam proses pinositosis, dan endothelium berperan aktif pada proses pertukaran substansi karena endothelium mampu mengambil cairan melalui vesikula dan membawanya melintasi sel serta melepaskannya keruang perivaskuler. Dengan enzim peroksidase dibuktikan, disamping melalui vesikula transport dapat berjalan melalui pori interseluler.

Pada kapiler berjendela pertukaran substansi melalui fenestrae, meskipun fenestrae tertutup oleh diafragma. Pada kapiler glomeruli, dimanafenestrae tidak ditemukan maka cairan dapat keluar dari vasa, keadaan ini 100x lebih mudah dibandingkan pada kapiler kontinyu otot. Pada sinusoid diskontinyu seperti hati, ada halangan untuk partikel lebih kecil dari sel untuk keluar dari vasa dan komposisi cairan perivaskuler praktis sama dengan plasma.

Sumber :



Cari

Copyright Text