Kapiler
Komponen utama dinding kapiler
adalah endothelium, yakni lapisan terdalam dari dinding sistem sirkulasi.
Endothelium mempunyai sifat karakteristik mirip dengan fibroblast. Nukleusnya
berbentuk memanjang, oval atau pipih, tapi tidak jelas dengan khromatin halus.
Sel memanjang sesuai dengan poros kapiler dan mempunyai ujung yang
meruncing. Kapiler dengan ukuran lebih besar mempunyai endothelium lebih
pendek dan lebih lebar, kapiler yang terkecil hanya dilingkari oleh satu
lapisan endothelium dan ukurannya sama dengan sel darah merah, sedangkan yang
berukuran sedang dilapisi dua sampai tiga lapisan endothelium, gambaran
ini jelas terlihat pada potongan melintang kapiler darah. Pengamatan
dengan mikroskop elektron menunjukkan endothelium satu dengan yang lain
tempatnya sangat berdekatan tanpa adanya substansi interseluler yang menjolok.
Kapiler dibentuk dari jaringan
ikat embrional, selanjutnya menembus parenkim organ dan jaringan. Dalam
perjalanannya diikuti oleh sel jaringan ikat, serabut kolagen dan serabut
elastis. Sedangkan membrana basalis yang membatasi endothelium terdiri
atas glikoprotein.
Sepanjang kapiler ditemukan
makrofag, sel saraf serta beberapa sel masenkim yang belum mengalami
defrensias, bahkan pada kapiler membrana niktitans mata katak ditemukan sel
Ronget, sel ini akan berkontraksi jika distimuler dengan listrik, . Sel
lain juga ditemukan tapi sel ini tidak mampu berkontraksi, biasanya
disebut dengan nama sel Perisit.
Struktur histologi dinding
kapiler
Kapiler Kontinyu (Continous
Capillaries)
Sel endothelium menebal pada
bagian yang mengandung nukleus, tapi ujung-ujungnya sangat meruncing. Organela
seperti golgi komplek sepasang sentriola dan RER mithokondria tampak berdekatan
dengan nukleus. Mitokondria dapat dilihat dengan posisi agak jauh dari nukleus.
Disamping itu ditemukan filamen yang tebalnya 40-60 A°, dan vesikula dengan
diameter 600-700 A°. Kapiler miokardium tikus, vesikula dapat mencapai 1/3
volume endothelium. Pada tempat perbatasan sel endothelium satu dengan yang
lain atau pada kapiler yang kecil batas antara ujung kapilernya biasanya
dipisahkan dengan jarak beberapa A°. Beberapa tempat terlihat Tight
function (Zonula occudentes) dan Desmosoma kadang
ditemukan tetapi jarang.
Batas endothelium dapat
bergerigi, halus atau lurus. Ujung kapiler menyempit dan menjulang ke lumen
kapiler. Kapiler kontinyu ditemukan pada otot polos, otot skelet, otot jantung
dan beberapa jaringan lainnya.
Kapiler Berjendela (Fenestrated
cappillaries)
Kapiler ini pada beberapa tempat
di endothelium ditemukan daerah yang sangat tipis (500 A°), ditembus oleh porus
berbentuk bulat dengan diameter 800-1000A°. Pada porus terdapat diafragma yang
tipis kurang lebih setebal satu membran sel tapi menebal dibagian sentralnya.
Mempunyai struktur histologi yang sama dengan kapiler kontinyu. Kapiler jenis
ini ditemukan pada glomeruli renis, glandula endokrin, villi
intestinalis. Kapiler pada glomeruli renis tidak ber diafragma dan
mempunyai membrana basalis tiga kali lebih tebal dibandingkan dengan membrana
basalis kapiler yang lain.
Sinusoid
Merupakan pembuluh darah dengan
bentuk kurang teratur, antara pembuluh sinusoid dengan parenkim organ terdapat
lapisan jaringan ikat yang sangat halus. Keadaan ini berbeda dengan kapiler
yang bercabang-cabang secara dikotom dari ujung vasa. Secara embriologik
sinusoid tumbuh akibat pertumbuhan kedalam dari parenchim, masuk ke sinus darah
yang ber dinding tipis.
Sinusoid merupakan sistem
sirkulasi yang khusus terdapat pada hepar, limpa, medulla oseum rubrum dan
beberapa glandula endokrin seperti: Glandula Adrenalis, Pituitaria. Sel-selnya
sebagian besar bersifat phagositik
Sinusoid diskontinyu seperti
ditemukan pada hepar, hubungan antara endothelium satu dengan yang lain sama
seperti pada kapiler yang lain, tapi pada beberapa tempat ditemukan adanya gap
yang luas antar sel. Membrana basalis bersifat diskontinyu atau
kadang-kadang sama sekali tidak ada.
Sinusoid berjendela terdapat pada
Glandula Pitutaria dan Korteks Adrenum, selnya tak bersifat fagositik, tak
ada gam interselular lamina basalis kontinyu, tetapi pada
endotheliumnya ditemukan adanya forus dengan diafragma. Sinusoid kontinyu
menunjukkan membrana basalis dan batas endothelium kapiler kontinyu.
Histofisiologi
Pertukaran zat melalui dinding
kapiler mekanismenya meliputi pertukaran zat atau substansi melalui dinding
kapiler ke jaringan, pertukaran zat ini terjadi tanpa trnasformasi energi yang
menjolok. Endothelium mempunyai membran yang bersifat permeabel terhadap air
dan kristaloid tapi tidak permeabel terhadap molekul besar.
Vesikula pada permukaan
endothelium berperan dalam proses pinositosis, dan endothelium berperan aktif
pada proses pertukaran substansi karena endothelium mampu mengambil cairan
melalui vesikula dan membawanya melintasi sel serta melepaskannya keruang perivaskuler. Dengan
enzim peroksidase dibuktikan, disamping melalui vesikula transport dapat
berjalan melalui pori interseluler.
Pada kapiler berjendela
pertukaran substansi melalui fenestrae, meskipun fenestrae tertutup
oleh diafragma. Pada kapiler glomeruli, dimanafenestrae tidak
ditemukan maka cairan dapat keluar dari vasa, keadaan ini 100x lebih mudah
dibandingkan pada kapiler kontinyu otot. Pada sinusoid diskontinyu seperti
hati, ada halangan untuk partikel lebih kecil dari sel untuk keluar dari vasa dan
komposisi cairan perivaskuler praktis sama dengan plasma.
Sumber :