Ransum


Pengertian Ransum

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak baik seluruhnya atau sebagian dengan tidak mengganggu kesehatan ternak yang bersangkutan (Wahju, 1992). Ransum adalah segala sesuatu yang berupa bahan organik maupun anorganik yang dapat dibrikan kepada ternak baik dapat dicerna sebagian maupun keseluruhan (Anggorodi, 1994).

Jenis – jenis Bahan Pakan Unggas

Jagung Giling

Bahan pakan kaya akan karoten, sebagai sumber energi, bersifat palatibilitas pada ternak serta rendah serat kasarnya. Penggunaannya dalam ransum dapat diberikan antara 40-50% tergantung daru tujuan pemeliharaan ternak tersebut. Perkiraan penggunaan maksimal jagung kuning dalam ransum adalah 50-60% (Hardjosworo, 2006). Jagung kuning digunakan dalam jumlah besar dalam penyusunan ransum karena jagung kuning merupakan sumber energi yang baik. Kandungan energi metabolisnya sebesar 3320 kkal/kg, tetapi bukan sumber protein yang baik karena proteinnya sebesar 9% (Anggorodi, 1994).

Bekatul

Bekatul dan dedak sebenarnya bukan bahan utama dalam pembuatan ransum tetapi sebagai bahan tambahan setelah jagung, bahan pakan ini melimpah, murah dan mengandung zat-zat makanan yang tinggi namun kelemahannya yaitu kandungan serat kasar dan lemaknya tinggi oleh karena itu, penggunaan bekatul harus dibatasi maksimal 30% (Suprijatna et al., 2005). Dedak padi sebenarnya dapat digunakan dalam jumlah banyak karena disamping mudah didapat, harganya juga murah, tetapi kandungan serat kasarnya sebesar 13% atau 6 kali lebih besar daripada serat kasar jagung kuning, sehingga penggunaanya terbatas dan tidak dapat digunakan secara berlebihan. Penggunaan bekatul dalam ransum maksimal 20%-30% (Rasyaf, 1997). Bekatul didapat dari hasil penggilingan kembali beras yang sudah putih sehingga protein bekatul lebih rendah yaitu 10,2% dan juga kandungan energinya rendah sebesar 1630 kkal/kg (Wahju, 1992).

Tepung Ikan

Tepung ikan merupakan bahan pakan ternak yang cukup luas digunakan di Indonesia karena banyaknya ikan yang tidak baik untuk makanan manusia dan dibuang. Sifat-sifat tepung ikan adalah kadar protein dan kualitasnya tergantung pada jenis ikannya, kaya akan Ca dan P tetapi sering terlalu banyak mengandung garam sehingga kadang-kadang kurang baik sebagai bahan pakan ternak unggas dan cukup baik kadar vitamin B nya. Tepung (Manshur, 1998). Tepung ikan merupakan sumber protein yang sangat baik untuk unggas, karena mengandung asam-asam amino esensial yang cukup untuk kebutuhan ayam dan sumber utama dari lisin dan metionin. Selain itu tepung ikan mengandung energi metabolis yang tinggi dibanding dengan bahan pakan lainnya yang digunakan dalam ransum unggas (Wahju, 1992).

Metode Penyusunan Ransum

Metode penyusunan ransum dapat dilakukan dengan empat cara yaitu metode trial and error, metode matrik, metode person square, dan metode Tora lindo. Cara penyusunan ransum seharusnya memperhatikan tujuan penyusunan ransum, bahan pakan yang tersedia dan tabel kandungan bahan pakan dari bahan-bahan pakan yang tersedia yang direkomendasikan untuk setiap periode pertumbuhan produksi (Wahju, 1992). Percampuran bahan pakan dilakukan dengan cara bertahap. Percampuran dimulai dengan cara dari bahan yang paling sedikit porsinya, atau dari yang banyak porsinya. Percampuran cara ini dimaksudkan supaya pakan tersebut bercampur secara homogen, supaya percampuranya merata dan percampurannya dapat menggunkan alat feed mixer atau mesin pengaduk makanan (Rasyaf, 1997).

Sumber :

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia Pustaka : Jakarta.

Hardjosworo, P. dan Rukmiasih. 2006. Itik, Permasalahan dan Pemecahan Cetakan XI. Penebar Swadaya : Jakarta.

Manshur, Endjang. 1998. Nutrisi dan Makanan Ternak. Universitas Terbuka Press : Jakarta.

Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan Ayam Petelur. Kanisius : Jakarta.

Suprijatna, E., U. Atmomarsonodan R. Kartasudjana. 2005. . Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya : Jakarta. 

Wahju, Juju. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press : Yogjakarta.

Cari

Copyright Text