NUTRISI
JARINGAN EPITEL
Pada umumnya jaringan
epitel tidak memiliki pembuluh darah sehingga nutrisi untuk sel-sel didapatkan
dengan cara tidak langsung. Nutrisi dan O2 yang berasal dari kapiler pada
jaringan pengikat di bawah epitel harus lebih dulu menembus membrana basalis,
selanjutnya nutrisi akan menyebar ke seluruh bagian epitel dengan cara difusi
melalui substasi interseluler.
BENTUK
SEL EPITEL
Sel-sel epitel dalam
keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang
ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi
lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan
lebih rendah.
Pada
umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :
- Sel Epitel Pipih. Bentuknya seperti
sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus permukaan
epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang
berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel,
sel-selnya tampak berbentuk poligonal.
- Sel Kuboid/Kubus. Sel kuboid
mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur
sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.
- Sel Silindris/Kolumner. Sel
silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari
permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk
oval agak ke basal.
Berdasarkan
susunan sel-sel yang membentuk epitel, dibedakan menjadi :
- Epitel Pipih Selapis (Epithelium
squamous simplex, simple squamous epithelium).
Seluruh sel yang
menyusun epitel ini berbentuk pipih dan tersusun dalam satu lapisan.
Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel jenis
ini terdapat, misalnya pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina
parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada
ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan
sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.
- Epitel Kuboid Selapis (Epithelium
cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).
Susunan epitel ini
terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah,
epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus otak, folikel
glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan ovarium,
epithelium pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar.
- Epitel Silindris Selapis
(Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).
Epitel jenis ini
terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang
berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat ditemukan
pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus,
vesica fellea, dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat
tempat kadang-kadang pada permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan
adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan bronchiolus.
Epitel pada permukaan
usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sekresi karena
diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Pada beberapa
tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang
berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel Piala.
- Epitel Pipih Berlapis (Epithelium
squmosum complex, stratified squamos epithelium).
Epitel ini lebih tebal
dari epitel selapis. Bentuk pipih pada sel epitel ini hanyalah sel-sel yang
terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam
bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau
silindris melekat pada membrana basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat
lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin
memipih.
Epitel ini cocok untuk
fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika pada permukaan
epitel pipih berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut bukan berasal dari
epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah epitel.
Epitel
jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
- Epitel Pipih Berlapis Tanpa Keratin.
Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris,
oesophagus, cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine.
- Epitel Pipih berlapis berkeratin. Struktur
jenis ini mirip dengan epitel pipih berlapis tanpa keratin, tetapi
terdapat perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu lapisan
yang mati dan tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan
tersebut dinamakan lapisan keratin. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada
epidermis kulit.
Lapisan-lapisan
sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut :
· Stratum Basale. Merupakan selapis sel
berbentuk silindris pendek yang terletak pada lapisan paling bawah. Dalam
sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen melanin.
· Stratum Spinosum. Lapisan ini terdiri
dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan
menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan sel-selnya berduri (spina)
yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome. Adanya
desmosome menyebabkan eratnya hubungan antar sel.
· Stratum Granulosum. Lapisan ini terdiri
dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya sejajar
permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-butir keratohialin, oleh karena mulai
lapisan ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis.
· Stratum Lucidum. Lapisan ini terkadang
tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan
ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati dan mengandung zat
eleidin dalam sitoplasmanya.
· Stratum corneum. Merupakan lapisan
teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi
keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-bagian epidermis yang
dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang disebut dengan Stratum
disjunctum.
·
Epitel Silindris Berlapis (Epithelium
cilindricum complex, stratified columnar epithelium).
Epitel ini terdiri atas
beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian
basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel
silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid.
Jenis epitel ini dapat ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix
conjunctivae, urethra pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar.
Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi
dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan oesophagus
dari fetus.
- Epitel Kuboid Berlapis (Epithelium
cuboideum complex ).
Merupakan epitel
berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis
epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus excretorius
glandula parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.
- Epitel Silindris Bertingkat
(Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris berlapis semu).
Pada jenis epitel ini,
semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis. Tinggi sel-sel
penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau
berlapis. Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang pendek dan berfungsi
sebagai penyokong.
Epitel jenis ini
mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi,
sehingga epitel ini disebut sebagai epitel silindris bertingkat bersilia.
Epitel ini dapat ditemukan pada trachea, bronchus yang besar, dan ductus
deferens. Pada trachea sel-sel yang mencapai permukaan terdapat dua jenis yaitu
sel bersilia dan sel piala (Goblet cell) sebagai sel kelenjar.
- Epitel Transisional (Transisional
epithelium ).
Epitel ini merupakan
bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi. Epitel
jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu
mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai
dari calyces renales sampai sebagian dari urethra.
Sel-sel paling basal
dari epitel tersebut berbentuk kuboid atau silindris. Sel-sel yang terdapat
diatas lapisan basal terdiri atas sel-sel yang berbentuk polihedral yang
kemudian dilanjutkan dengan sel-sel yang berbentuk sebagai buah labu atau bola
lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. Sel-sel ini bentuknya
menyesuaikan dengan bentuk sel permukaan yang dapat berubah. Pada lapisan
teratas, bentuk selnya cembung dan berukuran besar mirip payung tanpa tangkai
sehingga dinamakan Sel Payung. Bagian bawah dari sel payung bentuknya cekung
sesuai dengan permukaan bulat dari sel berbentuk labu. Permukaan sel payung dilengkapi
dengan crusta yang dapat berfungsi untuk melindungi terhadap cairan kemih yang
berada dalam rongga.
EPITEL
KHUSUS
- Epitel bersilia: ada 2 macam silia
yaitu silia bergerak (kinosilia), gerak sendiri contoh pada spermatozoa
dan gerak zat lain contoh pada sel respiratorius dan oviduk. Silia tidak
bergerak (stereosilia), seperti mikrovili panjang-panjang saling
bergandengan melalui anastomosis yang fungsinya memperluas permukaan
skretorik. Contoh pada duktus epididimis.
- Neuroepitelium: Sel epitel ini
mengalami deferensiasi sehingga dapat menghantarkan stimulus, mempunyai
rambut seperti silia. Contoh dapat dijumpai pada organ gustus (pengecap),
epitel olfaktorius.
- Epitel berpigmen: epitel yang
berfungsi dalam penangkapan sinar matahari. Contoh pada retina mata.
- Myoepitelium: epitel ini mengandung
myofibril (serabut otot) sehingga dapat berkontraksi. Terbentuk dari sel
mio-epitel, dimana sel ini terdapat antara kutub dasar sel epitel kelenjar
dan membrana basalis, berbentuk bintang memeluk sel kelenjar, mengandung
filamen kontraktil, sel ini dianggap ikut membantu “memeras” sekret keluar
dari kelenjar. Disebut juga sebagai sel keranjang karena sel mioepitel
diduga berfungsi membantu mendorong sekrit kelenjar ke dalam ductus
excretorius, apalagi terlihat bahwa tonjolan-tonjolan sitoplasmanya yang
panjang mengelilingi Pars secretoria membentuk anyaman sebagai keranjang.
- Endotelium: Epitel ini mempunyai
bentuk pipih selapis, menjadi dinding terdalam dari pembuluh darah dan
limfe. Fungsi endotelium sebagai media pertukaran zat antara pembuluh
darah dengan ruang jaringan ikat.
- Mesotelium: Bentuk epitel ini mirip
dengan endotelium, yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga
tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu misalnya yang
melapisi peritoneum, pleura dan pericardium.
- Retikuler epitelium: epitel ini
membentuk jala / retikuler. Contoh dapat dijumpai pada timus dan
organ-organ pembentuk darah.
- Synsisium: merupakan epitel dengan
batas sel mengabur. Pada pembentukan epitel, batas samping sel-sel dapat
mengabur, sukar dilihat, sehingga pada pemeriksaan preparat dengan
pengecatan Haematoksilin-Eosin (HE), epitelnya hanya dapat dikenal dengan
melihat inti-inti sel yang berderet-deret. Contoh pada vili choriales
plasenta.