Ayam Part 2


Anatomi dan Identifikasi Ternak Unggas

Anatomi yang terpenting dapat membedakan unggas dari mamalia dari kondisi psikologi, biologi dan patologi yang dapat ditentukan terutama di organ kepala, organ pencernaan, organ pernafasan, organ urinari, dan organ reproduksi. Ternak unggas adalah bangsa bangsa burung yang mempunyai nilaiekonomis dan dapat diproduksi secara massal. Jenis ternak unggas yang biasa dipelihara untuk tujuan produksi telur ataupun daging antaralain ayam,itik,kalkun,burung puyuh dan burung merpati. Diantara jenis – jenis unggas tersebut diindonesia yang selama ini popular diternakkan yaitu ayam dan itik.

Anatomi dan fisiologi pada berbagai jenis unggas mempunyai fungsi atau peranan yang hampir sama dan hanya memiliki perbedaan sedikit sekali. Di Indonesia yang selama ini jenis ternak unggas tersebut, Keseluruhan organ-organ di dalam tubuh unggas membentuk satu ikatan untuk mencapai suatu tujuan yang sama yaitu mencapai kelangsungan hidup yang saling melengkapi dan bekerj berkesinambungan antara satu fungsi dengan fungsi yang lain (Akoso, 1998).

Sistem Pencernaan

Unggas tidak memiliki gigi atau pinggiran paruh yang bergerigi sehingga pada mulut (paruh) tidak terjadi pencernaan secara mekanik (Anggorodi, 1994). Lidah unggas berbentuk runcing dan keras seperti ujung panah dengan arah kedepan serta berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah. Lidah pada unggas berfungsi membantu pada waktu makan karena ada bagian dari lidah yang bercabang pada bagian belakang yang mendorong makanan turun kedalam kerongkongan. Saliva atau kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluakan dalam mulut untuk membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk menuju esophagus dan diteruskan ketembolok (Akoso, 1998).

Organ pencernaan ayam terdiri atas mulut, faring, esophagus, tembolok, lambung, kelenjar, lambung otot, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan alat asesoris yang berupa hati, limpa, dan pankreas (Anggorodi, 1994). Kerongkongan atau esophagus adalah saluran yang menuju ke tembolok dan terus berlanjut ke proventriculus. Bagian esophagus memiliki kemampuan untuk mengembang sehingga menjadi tembolok. Tembolok memiliki bentuk menyerupai kantung. Pakan disimpan dalam tembolok untuk sementara, di sini terjadi pelunakan dan pencernaan pendahuluan yang dibantu oleh enzim. Pakan yang berupa serat kasar dan biji-bijian tinggal di tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman (Akoso, 1998). Tembolok itik memiliki perbedaan bentuk dengan tembolok ayam. Tembolok itik berbentuk pipih dan tidak mempunyai batas yang nyata, sedangkan tembolok ayam berbentuk kantung dengan batas yang nyata. Perbedaan bentuk ini disebabkan jenis pakan itik dimana ia lebih banyak menyerap air. Tembolok ayam memiliki dinding yang keras, kuat, dan tebal (Rasyaf, 1997).

Proventriculus atau perut kelenjar merupakan pelebaran dan penebalan dari ujung akhir esophagus. Pencernaan pakan di dalam perut kelenjar hanya kecil peranannya karena makanan hanya tinggal sebentar di dalam organ ini dalam waktu yang relatif singkat (Akoso, 1998). Kelenjar-kalenjar yang terdapat di dalam proventriculus memproduksi getah-getah (asam – garam, pepsin dan HCl) untuk membantu pencernaan makanan di dalam perut dan perut muscular (ventriculus) yang berfungsi sebagai alat penghancur makanan (Anggorodi, 1994).

Empedal tersusun dari suatu struktur bertanduk yang berotot tebal. Empedal berbentuk bulat telur dengan dua lubang saluran di ujung-ujungnya (Blakely dan Bade, 1991). Bagian depan empedal berhubungan dengan perut kelenjar dan bagian lain berhubungan dengan usus halus.  Fungsi utama empedal adalah menggiling dan meremas pakan yang keras. Kerja penggilingan yang terjadi secara tidak sadar oleh otot empedal memiliki kecenderungan untuk menghancurkan pakan seperti yang dilakukan oleh gigi. Apabila unggas secara rutin diberi pakan yang sudah siap tergiling, maka ukuran empedal lama-kelamaan akan menyusut (Akoso, 1998).

Usus halus dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus dimana kelenjar pankreas melekat sejajar pada bagian ini. Jejenum dan ileum agak sulit dibedakan tetapi biasanya terdapat suatu tonjolan kecil yang disebut “Michael Diventrikulum” yang memisahkan jejenum dan ileum. Sebagian besar pencernaan terjadi di dalam usus halus. Proses penyerapan makanan juga mulai terjadi pada usus halus. Lapisan dalam usus halus mempunyai bangunan yang berupa tonjolan-tonjolan yang berlipat-lipat, halus, dan jumlahnya sangat banyak, yang disebut villi berfungsi memperluas permukaan absorbsi dari usus halus (Akoso, 1998). Cairan usus adalah enzim-enzim yang disekresikan untuk memecah guladan zat-zat pakan lainnya menjadi bentuk-bentuk yang sederhana, dimana hasil pemecahan tersebut disalurkan ke dalam aliran darah (Blakely dan Bade, 1991).

Percabangan dari ujung usus halus dikenal dengan caecum. Panjang ceacum mencapai 10-20cm. Didalam ceacum terjadi proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme yang mencerna serat kasar (Srigandono, 1997). Sekum dapat disamakan dengan usus buntu pada manusia, dengan fungsi yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Unggas memiliki sepasang secum. Secum biasanya berukuran panjang 10-15 cm dan berisi calon tinja. Usus besar adalah kelanjutan saluran pencernaan dari persimpangan usus buntu ke kloaka. Kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari, genital dan kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari, dan genital (Akoso, 1998).

Hati dan pankreas membantu menghasilkan sekresi untuk pencernaan meskipun makanan yang masuk tidak melalui organ tersebut. Hati berfungsi menyaring darah dan menyimpan glikogen yang dibagikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Fungsi hati yang lain adalah mengeluarkan empedu yang ditampung dalam kantong empedu yang berfungsi untuk mengemulsikan lemak (Akoso, 1998). Pankreas berfungsi mensekresikan enzim-enzim seperti amilase, lipase, dan tripsin untuk membantu pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak. Metabolisme  gula juga  diatur oleh hormon  insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Blakely dan Bade, 1991). Proses pencernaan pada unggas berlangsung sangat cepat, hanya memerlukan waktu 2,5 jam untuk unggas betina bertelur dan 8-12 jam  pada  ayam  betina  tidak  bertelur,  untuk  perjalanan dari  mulut  ke  kloaka (Sarwono, 1993).

Cari

Copyright Text