Anatomi
dan Identifikasi Ternak Unggas
Anatomi yang terpenting
dapat membedakan unggas dari mamalia dari kondisi psikologi, biologi dan
patologi yang dapat ditentukan terutama di organ kepala, organ pencernaan,
organ pernafasan, organ urinari, dan organ reproduksi. Ternak unggas adalah
bangsa bangsa burung yang mempunyai nilaiekonomis dan dapat diproduksi secara
massal. Jenis ternak unggas yang biasa dipelihara untuk tujuan produksi telur
ataupun daging antaralain ayam,itik,kalkun,burung puyuh dan burung merpati.
Diantara jenis – jenis unggas tersebut diindonesia yang selama ini popular
diternakkan yaitu ayam dan itik.
Anatomi dan fisiologi
pada berbagai jenis unggas mempunyai fungsi atau peranan yang hampir sama dan
hanya memiliki perbedaan sedikit sekali. Di Indonesia yang selama ini jenis
ternak unggas tersebut, Keseluruhan organ-organ di dalam tubuh unggas membentuk
satu ikatan untuk mencapai suatu tujuan yang sama yaitu mencapai kelangsungan
hidup yang saling melengkapi dan bekerj berkesinambungan antara satu fungsi
dengan fungsi yang lain (Akoso, 1998).
Sistem
Pencernaan
Unggas tidak memiliki
gigi atau pinggiran paruh yang bergerigi sehingga pada mulut (paruh) tidak
terjadi pencernaan secara mekanik (Anggorodi, 1994). Lidah unggas berbentuk
runcing dan keras seperti ujung panah dengan arah kedepan serta berbentuk
seperti kail pada bagian belakang lidah. Lidah pada unggas berfungsi membantu
pada waktu makan karena ada bagian dari lidah yang bercabang pada bagian
belakang yang mendorong makanan turun kedalam kerongkongan. Saliva atau
kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluakan dalam mulut untuk membantu
menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk menuju esophagus dan
diteruskan ketembolok (Akoso, 1998).
Organ pencernaan ayam
terdiri atas mulut, faring, esophagus, tembolok, lambung, kelenjar, lambung
otot, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan alat asesoris yang berupa
hati, limpa, dan pankreas (Anggorodi, 1994). Kerongkongan atau esophagus adalah
saluran yang menuju ke tembolok dan terus berlanjut ke proventriculus. Bagian
esophagus memiliki kemampuan untuk mengembang sehingga menjadi tembolok.
Tembolok memiliki bentuk menyerupai kantung. Pakan disimpan dalam tembolok
untuk sementara, di sini terjadi pelunakan dan pencernaan pendahuluan yang
dibantu oleh enzim. Pakan yang berupa serat kasar dan biji-bijian tinggal di
tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman (Akoso, 1998).
Tembolok itik memiliki perbedaan bentuk dengan tembolok ayam. Tembolok itik
berbentuk pipih dan tidak mempunyai batas yang nyata, sedangkan tembolok ayam
berbentuk kantung dengan batas yang nyata. Perbedaan bentuk ini disebabkan
jenis pakan itik dimana ia lebih banyak menyerap air. Tembolok ayam memiliki
dinding yang keras, kuat, dan tebal (Rasyaf, 1997).
Proventriculus atau
perut kelenjar merupakan pelebaran dan penebalan dari ujung akhir esophagus.
Pencernaan pakan di dalam perut kelenjar hanya kecil peranannya karena makanan
hanya tinggal sebentar di dalam organ ini dalam waktu yang relatif singkat
(Akoso, 1998). Kelenjar-kalenjar yang terdapat di dalam proventriculus
memproduksi getah-getah (asam – garam, pepsin dan HCl) untuk membantu
pencernaan makanan di dalam perut dan perut muscular (ventriculus) yang
berfungsi sebagai alat penghancur makanan (Anggorodi, 1994).
Empedal tersusun dari
suatu struktur bertanduk yang berotot tebal. Empedal berbentuk bulat telur
dengan dua lubang saluran di ujung-ujungnya (Blakely dan Bade, 1991). Bagian
depan empedal berhubungan dengan perut kelenjar dan bagian lain berhubungan
dengan usus halus. Fungsi utama empedal
adalah menggiling dan meremas pakan yang keras. Kerja penggilingan yang terjadi
secara tidak sadar oleh otot empedal memiliki kecenderungan untuk menghancurkan
pakan seperti yang dilakukan oleh gigi. Apabila unggas secara rutin diberi
pakan yang sudah siap tergiling, maka ukuran empedal lama-kelamaan akan
menyusut (Akoso, 1998).
Usus halus dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Duodenum merupakan
bagian pertama dari usus halus dimana kelenjar pankreas melekat sejajar pada bagian
ini. Jejenum dan ileum agak sulit dibedakan tetapi biasanya terdapat suatu
tonjolan kecil yang disebut “Michael Diventrikulum” yang memisahkan jejenum dan
ileum. Sebagian besar pencernaan terjadi di dalam usus halus. Proses penyerapan
makanan juga mulai terjadi pada usus halus. Lapisan dalam usus halus mempunyai
bangunan yang berupa tonjolan-tonjolan yang berlipat-lipat, halus, dan
jumlahnya sangat banyak, yang disebut villi berfungsi memperluas permukaan
absorbsi dari usus halus (Akoso, 1998). Cairan usus adalah enzim-enzim yang
disekresikan untuk memecah guladan zat-zat pakan lainnya menjadi bentuk-bentuk
yang sederhana, dimana hasil pemecahan tersebut disalurkan ke dalam aliran
darah (Blakely dan Bade, 1991).
Percabangan dari ujung
usus halus dikenal dengan caecum. Panjang ceacum mencapai 10-20cm. Didalam
ceacum terjadi proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme yang mencerna
serat kasar (Srigandono, 1997). Sekum dapat disamakan dengan usus buntu pada
manusia, dengan fungsi yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Unggas memiliki
sepasang secum. Secum biasanya berukuran panjang 10-15 cm dan berisi calon
tinja. Usus besar adalah kelanjutan saluran pencernaan dari persimpangan usus
buntu ke kloaka. Kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran
sistem pencernaan, urinari, genital dan kloaka merupakan pertemuan atau muara
bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari, dan genital (Akoso, 1998).
Hati dan pankreas
membantu menghasilkan sekresi untuk pencernaan meskipun makanan yang masuk
tidak melalui organ tersebut. Hati berfungsi menyaring darah dan menyimpan
glikogen yang dibagikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Fungsi hati yang
lain adalah mengeluarkan empedu yang ditampung dalam kantong empedu yang
berfungsi untuk mengemulsikan lemak (Akoso, 1998). Pankreas berfungsi
mensekresikan enzim-enzim seperti amilase, lipase, dan tripsin untuk membantu
pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak. Metabolisme gula juga
diatur oleh hormon insulin yang
dihasilkan oleh pankreas (Blakely dan Bade, 1991). Proses pencernaan pada
unggas berlangsung sangat cepat, hanya memerlukan waktu 2,5 jam untuk unggas
betina bertelur dan 8-12 jam pada ayam
betina tidak bertelur,
untuk perjalanan dari mulut
ke kloaka (Sarwono, 1993).