Reproduksi Hewan


Hewan dapat bereproduksi hanya secara seksual atau aseksual atau bisa bergantian melakukan kedua modus tersebut. Reproduksi aseksual  biasanya hanya melibatkan orang tua tunggal dan tidak melibatkan proses pembentukan gamet. Reproduksi aseksual terjadi tanpa melalui penyatuan sperma dan ovum. Reproduksi aseksual secara keseluruhan mengandalkan pembelahan sel secara mitosis. Reproduksi aseksual adalah penciptaan keturunan melalui gamet haploid untuk membentuk zigot (telur yang dibuahi), yang diploid. Gamet betina, ovum (telur yang belum dibuahi), umumnya adalah sel yang relatif besar dan tidak motil. Gamet jantan, spermatozoon, umumnya adalah sel yang kecil namun motil (Campbell 2004).

Reproduksi aseksual pada hewan dapat terjadi melalui cara pembelahan (fission), fragmentasi, pertunasan, pembentukan tubuh-tubuh reproduktif , partenogenesis dan paedogenesis. Reproduksi dengan cara pembelahan banyak terjadi pada organisme bersel satu dan invertebrata. Pada beberapa spesies cacing dan invertebrata, reproduksi terjadi melalui fragmentasi. Setelah mencapai usia dewasa, tubuh hewan itu terbagi menjadi fragmen-fragmen. Fragmen-fragmen itu kemudian tumbuh menjadi hewan-hewan dewasa baru. Pada sejumlah hewan perkembangbiakan terjadi dengan cara membentuk tunas-tunas. Ada tunas-tunas yang tetap terikat pada induknya, sehingga ini membentuk apa yang dinamakan koloni. Pertunasan terjadi pada koral, ubur-ubur, hydra, batu karang dan lumut (Putra 2002).

Dalam peristiwa partenogenesis, telur dari hewan betina bertumbuh menjadi bakal anak tanpa dibuahi oleh hewan jantan. Partenogenesis biasanya terjadi pada hewan kelas insecta. Regenerasi merupakan kemampuan organisme membentuk tubuh yang sempurna dari bagian tubuhnya yang terpisah secara sengaja maupun tidak sengaja. Regenerasi banyak terjadi pada banyak hewan spons, cnidaria, annelida, polikaeta, dan tunikata. Banyak hewan lain juga dapat menggantikan anggota tubuh yang hilang dengan cara regenerasi, misalnya sebagian besar bintang laut dapat menumbuhkan lengan baru ketika terluka atau patah, tetapi hal tersebut bukan merupakan reproduksi karena tidak menghasilkan individu baru. Pada bintang laut dari genus Linekia, individu baru bisa tumbuh dan berkembang (Kimball 2000).

Pada reproduksi seksual terjadi proses kombinasi materi genetik dari dua sel induk sehingga menghasilkan sela anak yang unik dan berbeda dengan induknya. Ketika sperma membuahi ovum, terjadilah reproduksi seksual. Reproduksi seksual memerlukan baik individu jantan maupun betina. Komponen penting dalam reproduksi seksual adalah gonad dan zygot. Gonad adalah struktur yang menghasilkan gamet. Pada jantan adalah testis dan pada betina adalah ovarium. Sedangkan zygot adalah sel telur yang telah difertilisasi oleh sperma dimana terjadi penggabungan dua gamet (sperma dan sel telur). Reproduksi seksual meningkatkan keragaman genetik di antara keturunan dengan cara membangkitkan kombinasi unik gen yang diwariskan dari dua induk (Campbell 2004).

Pada sebagian besar mamalia, termasuk manusia, organ reproduksi luar dari jantan adalah skrotum dan penis. Organ reproduksi dalam terdiri dari gonad yang memproduksi gamet (sel sperma) dan hormon, kelenjar-kelenjaraksesoris yang menghasilkan produk yang diperlukan untuk pergerakan sel dan saluran  yang menjadi jalur dari sperma dan sekresi glandular. Gonad jantan atau testis tersusun dari banyak tabung berbentuk sperti spiral yang dikelilingi oleh beberapa lapisan jaringan penghubung. Ovarium terdapat pada tubuh betina yanng pada manusia dapata menyimpan kurang lebih 1,5 juta sel-sel telur muda. Pada proses ovulasi satu sel seks menjadi matang dan dilepaskan dari ovarium ke oviduct. Ovarium juga mensekresikan dua hormon, yaitu estrogen dan progesteron (Putra 2002).

Suatu organisme tidak terbentuk langsung pada telur akan tetapi akan melewati proses epigenesis, yaitu suatu proses pembentukan tubuh secara bertahap yang dikendalikan oleh gen. Pada hewan, terdapat empat macam tipe perkembangan dari sel telur, yaitu viviparous, oviparous, ovoviviparous dan nonplacental mammals. Viviparous merupakan tipe perkembangan dimana embrio berkembang mendapatkan makanan didalam tubuh hewan betina sebelum dilahirkan. Oviparous merupakan tipe perkembangan dimana embrio berkembang di dalam telur yang diletakkan di luar tubuh sebelum menetas. Ovoviviparous merupakan tipe perkembangan dimana embrio berkembang di dalam telur yang tetap dipertahankan berada dalam tubuh induk sebelum menetas di dalam tubuh induk (Irlawati 2000).

Beberapa mamalia, seperti platypus,  meletakkan telur akan tetapi memberi makan anaknya melalui kelenjar susu yang diwakili oleh hewan betina. Marsupial, seperti koala dan kanguru adalah mamalia yang melahirkanakan tetapi anak tersebut berkembang di dalam kantung yang dimiliki oleh hewan betina. Peristiwa fertilisasi merupakan peeristiwa paling penting yang akan mengaktifkan rangkaian metabolisme yang memicu proses perkembangan embrio. Proses fertilisasi mulai bila sperma benar-benar melekat pada telur. Untuk itu, sperma melepaskan enzim pencerna yang membuat lubang pada lapisa protein pelengkap dan pada beberapa spesies pada sel-sel folikel sisa, yang biasanya menyelubungi telur (Campbell 2004).

Pada hewan akuatik lingkungan basah untuk fertilisasi bukanlah suatu persoalan.Fertilisasi dapat terjadi langsung dalam air setelah setiap induk melepaskan gamet. Untuk menambah peluang pertemuan gamet, biasanya gamet-gamet tadi dilepaskan cukup berdekatan. Ikan merupakan kelompok hewan ovipar.  ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina mengeluarakan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadi fertilisasi di dalam air atau yang disebut dengan fertilisasi eksternal (Kimball 2000).

Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kebanyakan amfibia tidak memelihara telur-telurnya. Setelah fertilisasi telur benar- benar ditinggalkan untuk berkembang di dalam air. Lapisan albumin pembungkus telur menyerap air, menggembung dan memberikan beberapa perlindungan fisik bagi telur. Ini juga membantu telur agar lebih hangat daripada air disekitarrnya (Irlawati 2000).

Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan mencit merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan uretra (Putra 2002).

Sumber :

Campbell, N.A. 2004. Biologi Jilid 3. Erlangga Jakarta.

Irlawati. 2000.  Ringkasan Materi Olimpiade Internasional. Bandung. ITB.

Kimball, W John. 2000.  Biologi Jilid 2 edisi ke-5. Jakarta. Erlangga.

Putra, Ramadhani E. 2002.  Anatomi Dan Fisiologi Hewan. Jakarta. Erlangga.

Cari

Copyright Text