Struktur reproduksi eksternal
betina adalah klitoris, dan dua pasang labia yang mengelilingi klitoris dan
lubang vagina. Sedangkan organ reproduksi internal terdiri dari sepasang gonad
dan sebuah sistem yang terdiri dari duktus dan ruangan untuk menghantarkan
gamet dan menampung embrio dan fetus. Gonad betina (ovarium) berada di dala
rongga abdomen, dan bertautaut melalui mesenterium ke uterus. Masing-masing
ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang keras dan mengandung banyak
folikel.Folikel terdiri atas satu sel telur yang dikelilingi oleh satu atau
lebih lapisan sel-sel folikel. Sel-sel folkel juga menghasilkan hormon seks
utama betina ,yaitu estrogen (Campbell, 2004).
Ovarium, terdiri atas medula dan
korteks. Dalam medula terdapat pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat.
Korteks, terdapat folikel-folikel ovarium yang mengandung oosit. Batas antara
kedua bagian itu tidak jelas. Permukaan luar ovarium dibatasi oleh epitel
germinativum yang sebelah dalamnya terdapat stroma yang membentuk lapisan
padat. Oviduk, merupakan bagian anterior dari saluran reproduksi betina.Terdiri
atas infundibulum yang dilengkapi oleh corong yang disebut ostium tuba
abdominale. Dinding saluran terdiri atas jaringan otot dapat berfungsi untuk
memindahkan sel telur atau spermatozoon menuju tempat pembuahan dengan gerakan
peristaltik. Uterus, merupakan saluran kelanjutan dari oviduk (Nurhayati,
2004).
Sistem reproduksi betina pada
Mamalia terdiri atas : ovarium, oviduk, uterus, vagina, alat kelamin luar.
Sistem ini mengalami perubahan siklis dalam struktur dan aktivitas fungsional
yang mekanismenya diatur secara hormonal.
- Ovarium
Sepasang di kiri dan kanan, dalam
rongga pelvis. Diikatkan ke dinding dorsal tubuh pada broad ligament uterus
oleh mesovarium, dan ke uterus sendiri oleh ligament pula. Dasar jaringan
ovarium disebut stroma, mengandung serat jaringan ikat, otot polos dan pembuluh
darah yang bergelung-gelung banyak kali. Badan ovariun terdiri atas medula dan
korteks. Medula,terdapat pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat. Korteks :
terdapat folikel-folikel ovarium yang mengandung oosit. Batas antara kedua
bagian itu tidak jelas. Permukaan luar ovarium dibatasi oleh epitel
germinativum yang sebelah dalamnya terdapat stroma yang membentuk lapisan
padat. Pada bagian korteks terjadi perkembangan sel telur mulai dari primordium
folikel sampai folikel telur yang siap untuk diovulasikan (Yatim, 1994)
- Oviduk
Merupakan bagian anterior dari
saluran reproduksi betina. Saluran yang akan menampung ovum yang berovulasi dan
meneruskannya ke uterus. Di saluran ini berlangsung pula aktivitas yang amat
menentukan yaitu pembuahan. Terdiri atas infundibulum yang dilengkapi oleh
corong yang disebut ostium tuba abdominale. Dinding saluran terdiri atas
jaringan otot dapat berfungsi untuk memindahkan sel telur atau spermatozoon
menuju tempat pembuahan dengan gerakan peristaltik. Merupakan tempat proses
fertilisasi dan pembelahan zygot (Nurhayati, 2004).
- Uterus
Merupakan saluran kelanjutan dari
oviduk. Menerima ovum dari ovulasi, dan kalau dibuahi tempat pertumbuhan
embryo. Terdiri atas bagian : tanduk, badan dan leher. Dinding uterus terdiri
atas 3 lapisan yaitu endometrium, myometrium dan perimetrium.
Endometrium, fungsinya :
•
Menyiapkan dan ikut bekerja untuk proses nidasi.
•
Ikut membina placenta dari pihak induk.
Pada waktu menstruasi, bagian
endometrium mengalami peluruhan. Setelah menstruasi lapisan endometrium menjadi
tipis sekali.
Myometrium, fungsinya agar uterus
dapat berkontraksi. Ada beberapa kegunaann kontraksi itu :
•
Untuk mengisap spermatozoa yang diejakulasi
waktu coitus;
•
Untuk melancarkan aliran spermatozoa menuju
infudibulum;
•
Meluruhkann embryo, placenta atau lapisan
fungsionalis endometrium; baik waktu melahirkan, keguguran atau menstruasi.
- Vagina, terdiri dari 3 lapisan yaitu mukosa, muskularis dan fibrosa.
Mukus yang terdapat dalam lumen
vagina berasal dari kelenjar leher vagina (Nurhayati, 2004).
- Alat kelamin luar, terdiri atas :
Vestibulum, labium minor, labium
mayor, klitoris serta kelenjar vestibulum. Labium merupakan lipatan kulit yang
tersusun oleh jaringan lemak, serabut-serabut elastin dan otot (Nurhayati,
2004).
Daur Pembiakan
Sistem reproduksi betina
mengalami suatu daur, yang berulang secara berkala dan teratur. Lama daur
pembiakan itu tergantung pada beberapa jenis manusia. Ada yang beberapa hari,
ada yang beberapa minggu, ada pula yang setahun. Primata sekitar sebulan. Orang
rata-rata 28 hari. Mamalia yang hidup bebas, seperti kucing, anjing, harimau,
rusa, sekali tetahun saja melakukan pembiakan, disebut musim pembiakan. Tapi
kalau sudah jadi hewan secara turun-temurun, musim pembiakan tidak jelas lagi
sekali setahun, bisa 2 – 3 kali setahun. Kecuali primata, pada umumnya jantan
mamalia menyesuaikan diri dengan daur pembiakan pada betina (Yatim, 1994).
Daur pembiakan asal-usulnya
menyesuaikan diri dengan suasana ekologis (iklim, musim, musuh, gejala
astronomis). Burung daerah dingin bertelur di awal musim semi atau musim panas.
Hewan laut banyak bertelur ketika air pasang atau sedang bulan purnama (Yatim,
1994).
Meningkatnya suhu serta pancaran
cahaya matahari dikira menimbulkan reaksi fisiologis berantai dalam tubuh hewan
sehingga mendorong mereka untuk menghasilkan dan mengeluarkan telur. Lewat
retina atau suatu indara penerima stimulus suhu dan cahaya, sehingga merangsang
hypothalamus otak dan hypophysis, maka digetahkan hormon gonadotropin (Yatim,
1994).
Pada mamalia, (tak kentara pada
primata) ada rasa membiak (birahi) yang datang secara berkala bagi betinanya,
disebut estrus (oestrus). Karena itu pada kelompok hewan demikian daur
pembiakan sama atau serentak dengan daur estrus. Daur estrus adalah suatu peristiwa
antara dua kejadian estrus (Yatim, 1994).
Seluruh bagian sistem reproduksi
mengalami perubahan berkala dalam daur itu. Prinsipnya menyesuaikan diri dengan
daur yang dialami alat kelamin primer, yakni ovarium. Pada suatu ketika dalam
daur itu ovarium menghasilkan banyak estrogen, dan ini mempengaruhi saluran
atau kelenjar sekunder. Bahkan juga tabiat atau behaviour tubuh betina itu
secara keseluruhan mengalami perubahan berkala, sesuai deengan perubahan
produksi estrogen dalam ovarium (Yatim, 1994).
Daur pembiakan dibagi atas 7
macam menurut daerah genitalia yang mengalaminya:
1.
daur ovarium
2.
daur tuba
3.
daur uterus
4.
daur cervix
5.
daur vagina
6.
daur kelenjar susu
7.
daur tabia
(Yatim, 1994).
Sumber :
Campbell, N.A. 2004. Biologi
Jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Nurhayati, A.P.D. 2004. Diktat
Struktur Hewan. ITS: Surabaya.
Yatim, W. 1994. Reproduksi dan
Embriologi. Tarsito: Bandung.