Darah adalah cairan
yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume darah manusia ±
7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki–laki dan 4,5 liter untuk
perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan natrium sitrat
atau natrium oksalat, karena garam–garam ini menyingkirkan ion–ion kalsium dari
darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah (Abbas, 1997).
Selain itu darah
merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut
dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan
pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan
substansi interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan
jaringan pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian
dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi
tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara
kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat
fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang
anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi
berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik.
Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang
mengendalikan sifat keturunannya (Subowo. 1992).
Darah mempunyai fungsi
antara lain : mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut
karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan
ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke
alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh
tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas
suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang
aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman
dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
Waktu Perdarahan
Pada proses peredaran
darah, dipengaruhi oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan
darah dan kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah. Salah satu
pembuluh darah yang ditinjau pada tulisan ini adalah pembuluh darah arteri
femoralis. Arteri femoralis adalah arteri yang memanjang dari pangkal paha
sampai lutut. Arteri ini adalah arteri utama yang membawa pasokan darah ke
tungkai bawah. (Riri, 2011)
Pembuluh darah yang
terpotong atau rusak, maka akan terjadi penyempitan bagian yang terluka. Hal
ini terjadi karena kontraksi miogenik otot polos sebagai suatu plasma lokal dan
karena refleks simpatik yang merangsang serabut adrogenik yang menginversi otot
polos dinding pembuluh lokal. Kontraksi ini membuat darah yang keluar dari
pembuluh darah akan berkurang (Frandson, 1992).
Pendarahan dapat
berhenti sendiri misalnya dengan kontraksi vasa ditempat pendarahan yang
terjadi beberapa menit sampai beberapa jam. Apabila pembuluh darah mengalami
dilatasi, darah tidak keluar lagi karena sudah dicegah oleh mekanisme
trombosit. Vasa kontraksi timbul melalui beberapa jalan kontraksi langsung otot
pembuluh darah kemudian anoksia dan reflek lalu adanya serotonis yang keluar
dari trombosit yang menyebabkan vasa kontraksi (Schmid, 1997). Kisaran waktu
pendarahan yang normal untuk manusia adalah 15 hingga 120 detik (Guyton, 1983).
Trombosit melekat pada endotel pada tepi-tepi pembuluh yang rusak. Hal ini
terjadi sampai elemen-elemen pembuluh darah yang putus menyempit. Penjedalan
darah sangat penting dalam mekanisme penghentian darah (Guyton,1983). Masa
perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu
koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit.
Pembekuan Darah
Pembekuan darah disebut
juga koagulasi darah. Faktor yang diperlukan dalam penggumpalan darah adalah
garam kalsium sel yang luka yang membebaskan trompokinase, trombin dari
protombin dan fibrin yang terbentuk dari fibrinogen. Mekanisme pembekuan darah
adalah sebagai berikut setelah trombosit meninggalkan pembuluh darah dan pecah,
maka trombosit akan mengeluarkan tromboplastin. Bersama-sama dengan ion Ca
tromboplastin mengaktifkan protrombin menjadi trombin (Evelyn, 1989).
Trombin adalah enzim
yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin inilah yang berfungsi menjaring
sel-sel darah merah menjadi gel atau menggumpal (Poedjiadi, 1994). Kisaran
waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya
akan berakhir dalam waktu 5 menit. Gumpalan darah normal akan mengkerlit
menjadi sekitar 40% dari volume semula dalam waktu 24 jam (Frandson, 1992).
Koagulasi dapat dicegah dengan penambahan kalium sitrat atau natrium sitrat
yang menghilangkan garam kalsium (Schmidt, 1997).
Trombosit harus dalam
jumlah yang kuat untuk mempertahankan hemostasis normal. Pada keadaan normal
jumlah trombosit darah berkisar 150.000
– 400.000/mm3. (Zelly, 2012)
Tekanan Darah
Tekanan Darah merupakan
gaya yang dilakukan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh, yang
dinyatakan dalam mmHg. Tekanan darah pada suatu makhluk hidup dapat dipengaruhi
oleh tiga faktor, yaitu:
- Jumlah darah yang ada di dalam peredaran.
- Aktivitas memompa jantung.
- Tahanan terhadap aliran darah.
Normal : Sistolik < 120
mmHg, Diastolik dan < 80 mmHg.
(Bestari, 2012)
Sumber :
Abbas, M. 1997. Biologi. Jakarta : Yudistira.
Budiman, Bestari J; Al
Hafiz. 2012. Epistaksis dan Hipertensi : Adakah Hubungannya? Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2)
Evelyn, Pearce. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Gramedia. Jakarta.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Guyton, Arthur C. 1983.
Fisiologi Manusia dan Mekanismenya
terhadap Penyakit. EGC Penerbit Buku kedokteran. Jakarta.
Jonuarti, Riri ; Freddy
Haryanto. 2011. Analisis Model Fluida Casson untuk Aliran Darah dalam Stenosis Arteri. Prosiding Simposium
Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains (SNIPS 2011)
Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains (SNIPS 2011)
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Rofinda, Zelly Dia.
2012. Kelainan Hemostasis pada Leukemia. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2012; 1(2)
Schmid, K. and Friends.
1997. Animal Physiology: Adaptation and
Environment. Cambridge University Press. USA.
Subowo. 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta