DEFINISI DAN MACAM MACAM HUTAN



HUTAN

            Hutan merupakan suatu areal yang luas dan dikuasai oleh pepohonan, tetapi hutan itu bukan hanya sekedar pepohonan. Termasuk di dalamnya terdapat tumbuhan yang kecil seperti lumut, semak belukar dan bunga-bunga hutan. Di dalam hutan juga terdapat beranekaragam jenis burung, jenis-jenis serangga dan berbagai jenis binatang lain yang menjadikan hutan sebagai habitatnya.

          Menurut Spurr (1973), hutan dianggap sebagai persekutuan antara tumbuhan dan binatang dalam suatu asosiasi biotis. Asosiasi ini bersama-sama dengan lingkungannya membentuk suatu sistem ekologis dimana organisme dan lingkungan saling berpengaruh di dalam suatu siklus energi yang kompleks.

           Pohon tidak dapat dipisahkan dari hutan, karena pepohonan adalah vegetasi utama penyusun hutan tersebut. Selama pertumbuhannya pohon melewati berbagai tingkat kehidupan sehubungan dengan ukuran tinggi dan diameternya.

        Ekosistem hutan mempunyai hubungan-hubungan yang saling terhubung dengan sangat kompleks. Pohon dan tumbuhan hijau lainnya menggunakan cahaya matahari untuk membuat makanannya, karbondioksida diambil dari udara, ditambah air (H2O) dan unsur hara atau mineral yang diserap dari dalam tanah.

Dengan demikian berarti ekosistem hutan berkaitan dengan proses-proses yang berhubungan yaitu:
  1. Hidrologis, artinya hutan merupakan gudang penyimpanan air dan tempat menyerapnya air hujan maupun embun yang pada akhirnya akan mengalirkannya ke sungai-sungai yang memiliki mata air di tengah-tengah hutan secara teratur menurut irama alam. Hutan juga berperan untuk melindungi tanah dari erosi dan daur unsur haranya.
  2. Iklim, artinya komponen ekosistem alam yang terdiri dari unsur-unsur hujan (air), sinar matahari (suhu), angin dan kelembaban yang sangat mempengaruhi kehidupan yang ada di permukaan bumi, terutama iklim makro maupun mikro.
  3. Kesuburan tanah, artinya tanah hutan merupakan pembentuk humus utama dan penyimpan unsur-unsur mineral bagi tumbuhan lain. Kesuburan tanah sangat ditentukan oleh faktor-faktor seperti jenis batu induk yang membentuknya, kondisi selama dalam proses pembentukan, tekstur dan struktur tanah yang meliputi kelembaban, suhu dan air tanah, topografi wilayah, vegetasi dan jasad jasad hidup. Faktor-faktor inilah yang kelak menyebabkan terbentuknya bermacam-macam formasi hutan dan vegetasi hutan. 
  4. Keanekaan genetik, artinya hutan memiliki kekayaan dari berbagai jenis flora dan fauna. Apabila hutan tidak diperhatikan dalam pemanfaatan dan kelangsungannya, tidaklah mustahil akan terjadi erosi genetik. Hal ini terjadi karena hutan semakin berkurang habitatnya.
  5. Sumber daya alam, artinya hutan mampu memberikan sumbangan hasil alam yang cukup besar bagi devisa negara, terutama di bidang inciustri. Selain itu hutan juga memberikan fungsi kepada masyarakat sekitar hutan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain kayu juga dihasilkan bahan lain seperti damar, kopal, gondorukem, terpentin, kayu putih dan rotan serta tanaman obat-obatan.
  6. Wilayah wisata alam, artinya hutan mampu berfungsi sebagai sumber inspirasi, nilai estetika, etika dan sebagainya.
           Menurut Marsono (2004) secara garis besar ekosistem sumberdaya hutan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
  1. Tipe Zonal yang dipengaruhi terutama oleh iklim atau disebut klimaks iklim, seperti hutan tropika basah, hutan tropika musim dan savana.
  2. Tipe Azonal yang dipengaruhi terutama oleh habitat atau disebut klimaks habitat, seperti hutan mangrove, hutan pantai dan hutan gambut.
           Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Banyak para ahli yang mendiskripsi hutan hujan tropis sebagai ekosistem spesifik, yang hanya dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen penyusunnya sebagai kesatuan yang utuh. Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi, produktivitas biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. Secara de facto tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan illite. Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di samping kadar silikanya memang cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini (Marsono, 1997).


Hutan yang merupakan kumpulan pohon-pohon pada hamparan yang luas dapat digolongkan menurut tujuan pengelolaan sebagai berikut :
Susunan Jenis 
  • Hutan murni ialah hutan yang seluruhnya atau hampir semua dari jenis yang sama. 
  • Hutan campuran ialah hutan yang tersusun dari dua atau lebih jenis pohon. 
  • Baik hutan murni atau campuran dapat berupa seumur, tidak seumur atau segala umur.
Kerapatan Tegakan
            Hutan-hutan berbeda dalam hal jumlah pohon dan volume per hektar, luas bidang dasar dan kriteria lainnya.
            Perbedaan antara sebuah tegakan yang rapat dan jarang, lebih mudah dilihat bila menggunakan kriteria pembukaan tajuknya. Sedangkan kerapatan berdasarkan volume, luas bidang dasar, dan jumlah batang per hektar dapat diketahui melalui pengukuran. Untuk lebih praktis ada kelas kerapatan tajuk yaitu:
  1. Rapat, bila terdapat lebih dari 70% penutupan tajuk
  2. Cukup, bila terdapat 40 – 70% penutupan tajuk
  3. Jarang, bila terdapat kurang dari 40% penutupan tajuk.
Komposisi Umur 
Hutan seumur adalah Suatu hutan yang ditanam pada waktu bersamaan. Meskipun demikian ukurannya dapat berbeda karena perbedaan laju pertumbuhan.
Hutan segala umur terdiri dari pohon-pohon yang besar hingga tingkat semai. Jadi meliputi berbagai umur maupun ukuran. 
Hutan tidak seumur adalah hutan yang hanya mempunyai dua atau tiga kelompok umur atau ukuran.  Misalnya hutan yang terdiri dari pohon-pohon yang sudah masak tebang, miskin riap dan ukuran pancangnya saja.
Hutan segala umur biasanya penyebaran ukurannya lebih beragam dan umumnya jenis yang lebih toleran naungan. Sementara hutan seumur umumnya terdiri dari jenis intoleran. Gangguan alam seperti angin topan, kebakaran, bencana alam ataupun penebangan berlebihan menciptakan celah di dalam hutan sehingga menciptakan kelompok-kelompok yang tidak seumur.
Adanya variasi hutan menyebabkan sulitnya pelaksanaan praktek silvikultur, seperti pada hutan alam produksi di berbagai tempat di Indonesia.

Tipe Hutan
              Tipe hutan ialah istilah yang digunakan bagi kelompok tegakan yang mempunyai ciri-ciri yang sama dalam susunan jenis dan perkembangannya. Ini disebabkan oleh faktor-faktor ekologi tertentu, merupakan kelompok alami atau asosiasi berbagai jenis pohon yang tumbuh bersama pada suatu daerah yang luas. Tipe hutan diberi nama menurut satu atau lebih jenis pohon yang dominan. Cara yang lazim digunakan di Indonesia menurut formasi hutan, yaitu suatu kelompok vegetasi yang mempunyai bentuk (life form) yang sama. Misalnya pembagian menurut Van Steenis (1950), seperti berikut ini.
1.      Hutan hujan tropika selalu hijau dataran rendah.
2.      Hutan hujan tropika pegunungan rendah.
3.      Hutan hujan tropika pegunungan tinggi.
4.      Hutan tropika sub alpin
5.      Hutan  kerangas
6.      Hutan pada batu kapur
7.      Hutan pada batuan ultrabasa
8.      Vegetasi pantai
9.      Hutan bakau
10.  Hutan payau
11.  Hutan rawa gambut
12.  Hutan rawa air tawar dan hutan rawa air musiman
13.  Hutan hujan tropika semi selalu hijau.
14.  Hutan gugur daun tropika lembab.
15.  Formasi lain yang beriklim musiman semakin kering. 

             Menurut Soerianegara dan Indrawan terdapat keragaman yang besar dalam vegetasi hutan di Indonesia, baik dari segi keadaan lingkungan dan tempat tumbuhnya, maupun dari susunan floristiknya, sehingga pada waktu ini masih belum mungkin untuk menyusun klasifikasi vegetasi Indonesia yang lengkap.
          Indonesia memiliki hutan yang sangat luas. Hutan  di Indonesia merupakan salah satu yang terluas di dunia. Luas asli hutan Indonesia mencapai 113 juta ha. Tetapi kondisi hutan Indonesia saat ini terus mengalami penurunan yang semakin memprihatinkan. Kondisi ini diperparah oleh ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi pembalakan liar hutan dan penebangan liar hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hutan di Indonesia memiliki pengaruh yang besar terhadap keseimbangan lingkungan secara global. Indonesia memiliki berbagai jenis hutan yang banyak, berikut di bawah ini adalah pembagian macam-macam / jenis-jenis hutan yang ada di NKRI disertai pengertiannya :



1.      Hutan Bakau
Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai berlumpur. Contoh : pantaitimur kalimantan, pantai selatan cilacap, dll.
2.      Hutan Sabana
Hutan sabana adalah hutan padang rumput yang luas dengan jumlah pohon yangsangat sedikit dengan curah hujan yang rendah. Contoh : Nusa tenggara.
3.      Hutan Rawa
Hutan rawa adalah hutan yang berada di daerah berawa dengan tumbuhan nipahtumbuh di hutan rawa. Contoh : Papua selatan, Kalimantan, dsb.
4.      Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis adalah hutan lebat / hutan rimba belantara yang tumbuh di sekitar garis khatulistiwa / ukuator yang memiliki curah turun hujan yang sangat tinggi.Hutan jenis yang satu ini memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, bertanah subur,humus tinggi dan basah serta sulit untuk dimasuki oleh manusia. Hutan ini sangatdisukai pembalak hutan liar dan juga pembalak legal jahat yang senang merusak hutandan merugikan negara trilyunan rupiah. Contoh : hutan kalimantan, hutan sumatera,dsb.
5.      Hutan Musim
Hutan musim adalah hutan dengan curah hujan tinggi namun punya periode musimkemarau yang panjang yang menggugurkan daun di kala kemarau menyelimuti hutan.
 Di samping itu hutan terbagi / dibagi berdasarkan fungsinya,yaitu :
1.      Hutan Wisata
      Hutan wisata adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk melindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan / binatang langka agar tidak musnah / punah di masa depan. Hutan suaka alam dilarang untuk ditebang dan diganggu dialih fungsi sebagai buka hutan. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi orang dantempat penelitian.2.      Hutan Cadangan
      Hutan cadangan merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Di pulau jawa terdapat sekitar 20 juta hektar hutan cadangan.3.      Hutan Lindung
      Hutan lindung adalah hutan yang difungsikan sebagai penjaga ketaraturan air dalamtanah (fungsi hidrolisis), menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur iklim (fungsi klimatologis) sebagai penanggulang pencematan udara seperti C02(karbon dioksida) dan C0 (karbon monoksida). Hutan lindung sangat dilindungi dari perusakan penebangan hutan membabibuta yang umumnya terdapat di sekitar lerengdan bibir pantai.4.      Hutan Produksi / Hutan Industri
      Hutan produksi yaitu adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan sesuatuyang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi dua golonganyakni hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang alamisedangkan hutan budidaya adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanyaterdiri dari satu jenis tanaman saja. Hutan rimba yang diusahakan manusia harusmenebang pohon denga sistem tebang pilih dengan memilih pohon yang cukup umur dan ukuran saja agar yang masih kecil tidak ikut rusak.
 Sumber :          http://www.scribd.com/doc/38403213/Definisi-hutan
                        http://www.silvikultur.com/klasifikasi_hutan.html
                        http://www.irwantoshut.net/definisi_hutan.html

Cari

Copyright Text