Asam absisat (ABA) merupakan
salah satu fitohormon, yaitu suatu jenis hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Asam absisat dihasilkan pada daun, batang, akar dan buah berwarna hijau. Asam
absisat berperang penting dalam memulai masa dormansi biji. Dalam keadaan
dorman atau "istirahat", tidak terjadi pertumbuhan tanaman dan aktivitas
fisiologis berhenti sementara. Proses dormansi biji ini penting untuk menjaga
agar biji tidak berkecambah sebelum waktu yang tidak dikehendaki Hal ini
terutama sangat dibutuhkan pada tumbuhan tahunan dan tumbuhan dwitahunan yang
membutuhkan biji sebagai cadangan makanan di musim dingin ataupun musim kemarau
panjang
ABA adalah seskuiterpenoid
berkarbon 15, yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui
lintasan asam mevalonat (Salisbury dan Ross 1995). Reaksi awal sintesis ABA
sama dengan reaksi sintesis isoprenoid seperti gibberelin sterol dan
karotenoid. Menurut Crellman (1989) biosintesis ABA pada sebagian besar
tumbuhan terjadi secara tak langsung melalui peruraian karotenoid tertentu (40
karbon) yang ada di plastid. ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan
pergerakan gibberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan
juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh.
Oleh karena itu, tumbuhan
menghasilkan ABA untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di musim
yang diinginkan. ABA juga sangat penting untuk menghadapi kondisi lingkungan
yang "mencekam" seperti kekeringan. Hormon ini dapat menutup stomata
pada daun dengan menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan sel
turgor. Akibatnya, kehilangan cairan tanaman yang disebabkan oleh
transpirasimelalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari
tanaman dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin.
Selain itu, ABA juga dapat
menstimulasi pengambilan air melalui akar. Selain untuk menghadapi kekeringan,
ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar
garam atau salinitas yang tinggi Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat
diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar. Dalam menghadapi musim
dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder Hormon yang
dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu
perkembangan primordia daunmenjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman
selama musim dingin. ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
Asam absisat akan doinan dihasilkan oleh tumbuhan
ketika lingkungan di sekitarnya dalam keadaan buruk. Itu artinya, asam absisat
tidak hanya dihasilkan tidak hanya di musim kering saja, akan tetapi pada
keadaan lainnya yang dapat mengancam kehidupan tumbuhan (misalnya ketika musim
salju).Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan secara
kromatografi Rf 0.9. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks. Senyawa
ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi.
Senyawa ini berperan dalam
memelihara dormansi dari pada proses absisi pada daun. asam absisat (ABA)
menyebabkan dormansi pada biji. ABA yang dihasilkan ini aktivitasnya dapat
melawan kerja giberelin pada beberapa tumbuhan dan memiliki struktur yang mirip
dengan giberelin. Selain dapat mempertahankan dormansi, asam absisat juga
berperan sebagai penghambat pertumbuhan dan merangsang penutupan stomata pada
waktu kekurangan air. Asam absisat dihasilkan di daun, batang, akar,
dan buah yang berwarna hijau.