Sitokinin merupakan senyawa dengan
struktur yang menyerupai adenine (derivate adenine) yang mengawali (memacu)
pembelahan sel dan memiliki fungsi yang mirip dengan kinetin. Kinetin merupakan
sitokinin yang pertama kali ditemukan. Kinetin disebut juga sebagai sitokinin
karena senyawa ini juga mampu memacu sitokinesis (pembelahan sel). Namun
merupakan senyawa alami, kinetin ini tidak disintesis alami oleh tumbuhan oleh
karena itu biasanya selalu mengandung sitokinin sintesis (diartikan bahwa
hormon ini disintesisnya di tempat lain). Yang paling sering ditemukan pada
tanaman dewasa ini dinamakan dengan zeatin yang diisolasi dari tanaman jagung.
Sitokinin telah ditemukan pada sebagian
besar tumbuhan tingkat tinggi, sebagaimana yang ditemukan pada jamur, fungi,
bakteri, dan juga pada RNA berbagai prokariot dan eukariot. Saat ini lebih
dari 200 sitokinin alami dan sitokinin sintetik telah dikombinasikan.
Konsentrasi sitokinin lebih tinggi pada daerah meristrematik dan dearah-daerah
yang memiliki potensial pertumbuhan terus menerus seperti akar, daun muda, buah
yang berkembang, dan biji.
Sitokinin diekstrak dari material tanaman dengan alkohol 80%.
Jaringan yang dibiakkan dan diekstrak berulang dengan pelarut selama beberapa
jam. Ekstrak kemudian disentrifugasi dan dievaporasi dalam kondidi vakum dan
residu keringnya dilarutkan di air. Ekstrak kasarnya dapat digunakan langsung
untuk memperkirakan sitokinin dengan salah satu metode pengujian biologis.
Kotoran yang masih tertinggal di ekstrak dapat dipindahkan melalui
kromatrografi dengan kertas Whatman ataupun kromatografi lapis tipis. Hasil
inilah yang kemudian dipakai untuk memperkirakan sitokinin. Dapat pula
dilakukan dengan kromatografi gas atau spektrometri masa.
Pada tumbuhan
tingkat tinggi pembentukan sitokinin sangat banyak. Umumnya pada embrio
endosperm dari perkembangan biji, meristem apeks, nodul akar, dan di beberapa
daerah yang menunjukkan keberadaan sitokinin. Keberadaannya berkurang pada
jaringan nenmeristematis yang sudah tua. Contoh keberadan sitokinin pada
beberapa spesies tanaman:
Spesies Tanaman
|
Bagian Tanaman
|
Apel
|
Buah
|
Gingko biloba
|
Gametofit betina
|
Buncis
|
Biji
|
Bunga matahari
|
Eksudet akar
|
Tembakau
|
Jaringan kambium dan tumor
|
Tomat
|
Sari buah
|
Secara singkat
biosintesis sitokinin dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jaringan tumbuhan yang mengandung enzim
isopentenil AMP à diubah menjadi isopentenil adenosine 5 fosfat (isopentenyl AMP) à dihidrolisi oleh enzim fosfatase menjadi
isopentenil adenosine à melepaskan gugus ribose menjadi isopentenil
adenine (sitokinin) à mengelami oksidadi menjadi zeatin
(sitokinin) à mengalami reduksi NADPH menjadi dihidrozeatin
(sitokinin).
Peran sitokinin sebagai berikut
- Memacu pembelahan sel dan pembentukan organ, Pada penelitian Skoog dan kawannya dalam media kultur terlihat bahwa, jika sitokinin ditambahkan sitokenesis terpacu sekali. Terbukti dengan terbentuknya massa sel yang tak terspesialisasi, tak beraturan, dan poliploid yang disebut kalus.
- Menunda penuaan dan meningkatkan aktivitas wadah penampung hara., Hal ini dapat terlihat pada tanaman bunga matahari, kandungan sitokinin dalam cairan xilem meningkat selama masa pertumbuhan-cepat, kemudian sangat menurun saat pertumbuhan berhenti dan tanaman mulai berbunga. Hal tersebut menunjukkan bahwa berkurangnya angkutan sitokinin dari akar ke tajuk mengakibatkan penuaan terjadi lebih cepat.
- Memacu pertumbuhan kuncup samping tumbuhan dikotil, Jika sitokinin diberikan pada kuncup samping yang tak tumbuh karena kalah oleh pertumbuhan apeks tajuk yang terletak di atasnya, sering kuncup samping itu bisa tumbuh. Pada beberapa penelitian, perbandingan sitokinin dan auksin berperan penting untuk mengendalikan dominansi apikal; nisbah yang tinggi mendorong perkembangan kuncup dan nisbah yang rendah mendukung dominansi.
- Memacu pembesaran sel pada kotiledon dan daun tumbuhan dikotil, Pada semua hasil percobaan dengan menggunakan kotiledon biji tumbuhan dikotil menunjukkan bahwa, sitokinin meningkatkan baik sitokinesis maupun pembesaran sel, tapi sitokinesis tidak meningkatkan pertumbuhan organnya sendiri, sebab sitokinesis hanya merupakan proses pembelahan saja. Sehingga, keseluruhan pertumbuhan membutuhkan pemelaran sel dan pertumbuhan yang terpacu oleh sitokinin meliputi pemelaran sel yang lebih cepat dan produksi sel yang lebih banyak.
- Memacu perkembangan kloroplas dan sintesis klorofil Efek pemberian sitokinin pada daun atau kotiledon yang teretiolasi selama beberapa jam sebelum diberi cahaya akan menghasilkan 2 efek utama yaitu:
a. Memacu perkembangan etioplast menjadi
kloroplast (khususnya dengan mendorong pembentukan grana)
b.
Meningkatkan laju pembentukan klorofil
Kedua efek tersebut muncul karena sitokinin mendorong terbentuknya protein tempat klorofil menempel. Diduga sitokinin endogen meningkatkan perkembangan kloroplas daun dengan cara yang sama. Kemampuan sitokinin dalam mengaktifkan sintesis protein yang mengikat klorofil a dan b berhubungan dengan mekanisme kerja sitokinin.