RESUME JURNAL TERATOLOGI Muhammad A Aziz Henditama M0410041
Pengaruh ekstrak gambir Uncaria
gambier Roxb. terhadap fetus dari mencit hamil yang diinduksi alkohol
Almahdy A
Semula
diyakini bahwa, plasenta dapat melindungi fetus dari semua pengaruh yang membahayakannya,
namun tragedi thalidomida pada 1960-an memperlihatkan bahwa plasenta bukanlah
merupakan barrier yang baik untuk melindungi fetus.
Belakangan
diketahui bahwa, senyawa kimia, suhu yang berlebihan serta penyakit dalam tubuh
menghasilkan spesies oksigen reaktif (SOR). SOR bereaksi dengan sel dan merusak
molekul kompleks seperti lemak, protein, atau DNA.
Alkohol
merupakan salah satu contoh senyawa oksidan terhadap sel, karena alkohol dapat
merangsang aktivitas sitokrom P450s, yang berkontribusi terhadap produksi SOR.
Alat
yang digunakan pada penelitian ini adalah; alat-alat bedah, pipet tetes,
lumpang dan stamfer, batang pengaduk, gelas ukur, spatel, pinset, jarum oral,
kertas tissue, kaca pembesar, wadah pemeliharaan mencit, timbangan hewan,
timbangan analitik, wadah perendaman fetus, vial, mikrotom putar, inkubator, wadah
pewarnaan, kaca objek, kaca penutup, mikroskop, kamera.
Sedangkan
bahan bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu; ekstrak gambir (diperoleh
dari Laboratorium Bio Sumatera, Universitas Andalas), air suling, etanol, NaCl fisiologis,
larutan Bouin’s, larutan merah alizarin, zat warna hematoksilin-eosin, xylol,
paraffin, mayer’s albumin.
Penelitian
ini menggunakan rancangan acak lengkap. Perlakuan adalah air, etanol dan
ekstrak gambir, dengan 5 kali ulangan. Hewan percobaan yang digunakan adalah
mencit putih betina berumur lebih kurang 2 bulan dan mencit putih jantan berumur
lebih kurang 3 bulan.
Mencit
dibagi menjadi 6 Kelompok perlakuan; kelompok D1 (kontrol) diberi air suling; kelompok
D2 hanya diberikan alkohol (etanol 96 %) dengan dosis 0,25 mL/20 g BB; kelompok
D3 diberi ekstrak gambir saja 120 mg/20 g BB; kelompok D4 diberi alkohol
ditambahkan ekstrak gambir 30 mg/20 g BB; kelompok D5 diberi alkohol
ditambahkan ekstrak gambir dengan dosis 60 mg/20 g BB, dan kelompok D6 diberi
alkohol ditambahkan ekstrak gambir dengan dosis 120 mg/20 g BB. Pemberian
senyawa dilakukan pada hari ke 6-12 kehamilan.
Laparaktomi
dilakukan pada hari ke-18 kehamilan. Fetus dikeluarkan dan diamati apakah
terjadi resorpsi, lahir mati dan kelainan morfologis. Separuh
dari jumlah fetus dari satu induk difiksasi dengan larutan merah alizarin untuk
mengamati kelainan skeletal. Sisanya direndam dalam larutan Bouin’s untuk
mengamati kelainan pada visceral. Fetus yang cacat diamati secara histologis.
Laparaktomi
dilakukan sehari sebelum partus spontan yang bertujuan untuk mengantisipasi sifat
kanibal induk mencit, yang tentu akan berdampak terhadap data. Hasil
laparaktomi memperlihatkan adanya kenaikan ratarata jumlah fetus dari induk mencit
yang diberi ekstrak gambir pada semua dosis kombinasi etanol-ekstrak gambir.
Jumlah
fetus ini diuji dengan anova satu arah diperoleh nilai F= 2,19 yang berarti tidak
bermakna. Ini menunjukkan bahwa pemberian senyawa alkohol, ekstrak gambir dan
kombinasinya tidak berpengaruh terhadap jumlah fetus.
Walaupun
secara statistik tidak terlihat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan
pada taraf uji 0,05, namun rata-rata berat fetus pada kelompok yang hanya
diberi etanol terlihat lebih rendah dibanding kelompok perlakuan lain.
Dari
hasil pengamatan secara makroskopis pada saat laparaktomi ditemukan pada kelompok
yang hanya diberi etanol terdapat 1 fetus lahir mati dan 2 fetus mengalami hambatan
pertumbuhan. Kasus kematian pada fetus saat laparaktomi juga dijumpai pada kelompok
kombinasi dosis etanol-ekstrak gambir 30 mg /20 g BB. Pada kelompok ini ditemukan
2 fetus lahir mati saat laparaktomi pada satu induk yang sama. Lahir mati
dicirikan dengan tidak adanya pergerakan fetus saat dikeluarkan dari uterus.
12
ekor fetus dari kelompok yang hanya diberi etanol memiliki trombus pada
tubuhnya, yakni dengan adanya warna biru pada berbagai lokasi jaringan.
Kelainan wajah juga terlihat pada 2 fetus yang induknya hanya diberi etanol. Trombus
tidak ditemukan pada kelompok lain yang diberi kombinasi etanol-ekstrak gambir.
Ini menunjukkan bahwa, ekstrak gambir dapat mengurangi atau menghilangkan kelainan
yang ada berupa thrombus.
Fetus
yang difiksasi dengan larutan merah alizarin menunjukan pertulangan yang normal
pada setiap kelompok setelah dibandingkan dengan control negatif. Pengamatan
preparat histopatologi hati dari fetus mencit yang cacat dilakukan secara mikroskopis.
Dari pengamatan secara kualitatif terhadap kerusakan organ hati fetus mencit
berupa hepatosit dan sinusoid yang susunannya tidak teratur dan tidak jelas.
Ini mungkin dikarenakan hati fetus mencit belum terbentuk secara sempurna.
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, ekstrak gambir dapat mengurangi
akibat stres oksidatif pada fetus yakni dengan berkurangnya trombosis pada fetus
dibandingkan kelompok yang hanya diberi etanol saja. Secara histologis terdapat
kerusakan pada fetus yang induknya diberi etanol, dan kerusakan berkurang
dengan pemberian ekstrak gambir.