Resume :
A Case of Suspected Isotretinoin-Induced Malformation
in a Baby of a Mother Who Became Pregnant One Month
after Discontinuation of the Drug
Muhammad A Aziz H
M0410041
Isotretionin
merupakan vitamin A sintesis yang dignakan sebagai obat jerawat akut yang
membawa masalah teratogen pada manusia terutama pada masa kehamilan. Obat ini dapat menyebabkan beberapa
malformasi, termasuk cacat lahir hingga kematian janin. Obat ini sangat
kontradiksi terhadap wanita yang sedang atau mungkin hamil pada masa terapi,
atau khususnya pada bulan-bulan setelahnya.
Suatu hari
terdapat bayi laki-laki dibawa ke NICU untuk menjalani pemeriksaan kelainan
telinga. Ibunya merupakan seorang wanita yang berumur 4 tahun dengan konsumsi
10mg Ro-acutane (isotretionin) selama 2 tahun sebelumnya sampai beberapa minggu
sebelum dia hamil. Dia juga menggunakan alat kontrasepsi selama masa terapinya.
Dia pernah
menjalani pemeriksaan pada masa kehamilannya pada trimester pertama dan tidak
terdeteksi adanya satu kecacatan. Kemudian ia mendapatkan pemeriksaan
ultrasonografi hanya pada usia kehamilan 10 dan 20 minggu dan tidak ada
kecacatan yang terdeteksi, hingga kelahiran bayi tersebut yang lahir normal.
Kecacatan terdeteksi setelah kelahiran bayi, yaitu cacat pada telinga bagian
kanan berupa sisa kulit yang menjadi cuping telinganya, tetapi tidak memiliki
lubang saluran telinga.
Telah ada banyak
sekali ulasan yang menyatakan bahaya dari retinoid sehingga menyebabkan
malformasi pada telinga. Dalam studi in sio dan in vitro, isotretionin
mengganggu secara langsung pada saraf kranial pada masa puncak perkembangan
sel. Paparan awal masa perkembangan pada rahim dapat menyebabkan malformasi
berupa mikrotia (cacat daun telinga
kecil), duplikasi aurikular, anotia (tanpa daun telinga), kelainan tulang
temporal, dan kecacatan pada tulang pendengaran. Namun paparan pada masa
setelah tahap perkembangan, sangat mempengaruhi tanda wajah (cacat wajah) pada
telinga.
Mikrotia berkaitan
dengan berbagai faktor resik yang menyebabkannya, seperti akibat dari paparan
sebelum lahir oleh obat-obatan, paternal age, maternal age, kemungkinan paritas
yang tinggi, paritas pertama, maternal diabetes, jenis kelamin laki-laki,
daerah urban, ketinggian daerah, berat badan lahir yang rendah.
Malformasi dapat
terjadi bahkan dengan penggunaan isotretionin dalam jangka waktu yang singkat.
Oleh karena itu, tidak dapat dijelaskan secara sistematika seberapa besar dosis
maksimum yang dianggap aman dalam pemakaiannya selama masa kehamilan.
Dilaporkan terdapat 10% dari catatan kelahiran yang diperiksa menunjukkan
kelainan kehamilan terjadi akibat atau setelah 30 hari penghentian masa
pemakaian isotretionin. Sehingga perempuan hamil yang menghentikan pemakaian
isotretionin setelah satu siklus masa menstruasi, memiliki tingkat resiko yang
tidak lebih tinggi dari acuan dasar. Meskipun peringatan-peringatan tentang
masalah ini terus-menerus diterbitkan, kasus-kasus malformasi seperti ini tetap
terus terjadi.
Pada jurnal ini
dapat disimpulkan bahwa, malformasi telinga pada janin dapat terjadi pada masa
kehamilan akibat jangka waktu penghentian setelah masa pemakaian obat ini yang
hanya satu bulan saja.
Oleh Sebab itu,
disarankan bahwa untuk dapat menghentikan masa pemakaian isotretionin sebelum
masa kehamilan dalam jangka waktu yang lebih lama.