Migrasi Ikan Sidat
(Anguilla bicolor)
Ikan sidat ketika sudah dewasa dan siap untuk kawin biasanya
mereka akan mencari jalan ke laut dalam atau samudera untuk berpijah,
perjalanan ikan sidat dari air tawar ke air laut biasa disebut sebagai migrasi
ikan sidat, sedangkan arti migrasi secara luas adalah merupakan satu
mata rantai daur
hidup bagi ikan
untuk menentukan habitat
dengan kondisi yang sesuai bagi
keberlangsungan.
Studi mengenai migrasi
ikan merupakan hal
yang fundamental untuk dunia
perikanan karena dengan
mengetahui lingkaran ruaya
ikan akan diketahui daerah dimana stok atau sub
populasi itu hidup. Migrasi ini mempunyai
arti penyesuaian, peyakinan
terhadap kondisi yang
menguntungkan untuk eksistensi dan untuk reproduksi spesies seperti ikan sidat.
Pergerakan migrasi ikan
ke daerah pemijahan
mengandung tujuan penyesuaian dan peyakinan tempat yang paling menguntungkan untuk perkembangan
telur dan larva. Sejak telur dibuahi
sampai menetas. Terus
menjadi larva meruapakan
saat yang kritis karena
mereka tidak dapat
menghindarkan diri dari
serangan predator.
Fenomena Plastisity
Pada Ikan Migrasi
Fenotipik plastisity pada ikan migrasi dapat dilihat dari
perubahan-perubahan yang terjadi pada morfologi dan fisiologi ikan selama
proses migrasi. Perubahan lingkungan selama proses migrasi akan diikuti oleh
perubahan morfologi dan fisiologi ikan sebagai upaya adaptasi. Pada ikan sidat
perubahan morfologi terlihat mulai dari fase lepthochepalus hingga fase silver
eel, meliputi pigmentasi, morfologi, dan perkembangan organ-organ tertentu.
Sedangkan perubahan fisiologi umumnya terjadi pada saat memasuki fase pemijahan
atau perkembangan organ reproduksi dan pada saat memasuki perairan yang
memiliki karakter fisika dan kimia berbeda.
Berikut ini merupakan perubahan-perubahan yang dialami oleh
ikan sidat selama proses migrasi, baik perubahan morfologi maupun perubahan
fisika.
Adaptasi Morfologi
Adaptasi merupakan proses penyesuaian organisme, struktur
organisme, tingkah laku untuk meningkatkan fitness (kemampuan hidup) sehingga
bisa berkembang biak. Ikan sidat memiliki berbagai macam strategi beradaptasi
terhadap morfologinya. Di antara adaptasi morfologi yang ada pada ikan sidat
adalah bentuk badan, warna kulit, organ pernafasan, organ sensorik, mata, dan
lain-lain. Adaptasi bentuk badan ikan sidat pertama kali mulai terlihat pada
fase leptocephalus, yaitu bentuk badan yang pipih menyerupai daun. Hal ini
sangat penting dimiliki oleh ikan yang akan melakukan migrasi secara pasif (
pasif transported) mengikuti pola arus. Di samping bentuk badan yang pipih
lapthocephalus juga memiliki warna badan yang transparan sebagai upaya adaptasi
terhadap serangan predator. Pada saat memasuki perairan tawar ikan sidat mulai
mengalami metamorfosis yaitu bentuk badan berubah menjadi oval dan panjang.
Bentuk badan ini sangat memudahkan ikan untuk bergerak/ berenang dengan cepat
saat memasuki muara sungai, dan melakukan tingkah laku meliang dalam lumpur. Di
samping itu, kelenturan badan berperan dalam membantu ikan sidat bersembunyi
dibalik batu untuk menghindari serangan predator.
Pigmetasi ikan sidat akan beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan pada tahap larva ikan tidak memiliki warna atau transparan, sehingga
memudahkan larva mengindar dari serangan preda- tor. Seiring dengan pertambahan
ukuran badan pigmen ikan sidat mulai muncul, hingga ukuran matang gonad warna
badan ikan akan semakin terang untuk mengikat pasangan.
Ikan sidat mempunyai bagian badan yang sensitif terhadap
getaran terutama di bagian lateral. Bagian badan yang sensitif ini sangat
membantu ikan sidat dalam bergerak karena kemampuan penglihatannya kurang baik.
Di samping itu, ikan sidat juga memiliki organ penciuman yang sangat baik untuk
membantu mengatasi kelemahan penglihatannya.
Organ pernafasan sidat terdiri atas insang dan kulit.
Lamela-lamela yang ada dalam insang memberi kemampuan padanya untuk mengambil
oksigen langsung dari udara, selain oksigen yang terlarut dalam air. Untuk
mempertahankan kelembaban dalam rongga branchial, sidat dilengkapi dengan tutup
insang berupa organ yang sangat kecil terletak di bagian belakang kepala dan
sangat sulit dilihat.
Mata ikan sidat akan beradaptasi saat memasukan perairan laut
dalam. Pembesaran mata ikan sidat mencapai empat kali lipat ukuran normal, hal
ini dilakukan untuk meningkatan kemampuan melihat karena lingkungan perairannya
sudah mulai gelap. Pada saat memasuki perairan laut dalam komposisi sel retina
akan mengalami perubahan, menyesuaikan intensitas cahaya.
Sumber :