Metode Uji Hewan Percobaan
I.
Tujuan
Dapat mengetahui cara menangani atau mampu memperlakukan (memegang, mengengkang, dan memberi bahan larutan) terhadap hewan
uji, yaitu mencit (Mus musculus) dan
tikus putih (Rat rattus).
II.
Latar Belakang
Dalam banyak ilmu – ilmu biologis dan
medis sangat dibutuhkan penelitian dan uji coba terhadap hewan. Hal ini
dikarenakan unsur uji coba terhadap makhluk hidup dengan syarat jika berhasil
hewan tersebut mengalami perubahan setelah pemberian perlakuan. Perubahan –
perubahan tersebut dapat berupa kesembuhan, perubahan secara fisiologis dan
jika gagal dapat berupa kematian atau tidak terjadi apa – apa.
Oleh karena itu dalam penelitian
dalam biologis dan medis, khususnya penelitian yang menyinggung hewan – hewan
uji sangat dibutuhkan teknik – teknik atau perlakuan khusus terhadap hewan
tersebut untuk diberi perlakuan. Dalam perlakuan hewan dibutuhkan teknik
tersendiri untuk dapat memegang, mengengkang, dan cara memberi bahan larutan.
Maka daripada itu sangat dibutuhkan untuk dapat mempelajari cara – cara memberi
perlakuan.
III.
Tinjauan Pustaka
Mencit (Mus musculus) adalah anggota
Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di
rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti
mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari.
Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia.
Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia,
bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada
yang tinggal di perkotaan. Mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa
Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena pengenalan oleh
manusia. Mencit yang dipelihara memiliki periode kegiatan selama siang dan
malam.
Kerajaan : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Rodentia
Famili : Muridae
Upafamili : Murinae
Genus :
Mus
Spesies : Mus
musculus
Mencit adalah hewan pengerat yang
banyak terdapat disawah dan merupakan hama bagi petani. Ciri khas dari mencit
yaitu kulit, rambut tidak berpigmen sehingga warnanya putih, mencit lebih tahan
lama terhadap penyakit dan lebih jinak. Semua hewan termasuk mencit dapat
tumbuh lebih cepat pada waktu masih muda, sejak terjadinya pembuahan, sampai
lahir dan sampai mendekati dewasa tubuh, kecepatan pertumbuhan semakin
berkurang dengan bertambahnya umur dan akhirnya pertumbuhan terhenti.
Secara alamiah mencit melakukan
aktivitas hidupnya (mencari makan, berlindung, bersarang dan berkembang biak)
di dalam Rumah. Di sekitar kita banyak mencit dijumpai di berbagai bagian
lingkungan rumah(atap, sele-sela dinding dan almari) gudang, pasar, selokan dan
lain-lain (Marbawati,2009).
Mencit merupakan hewan yang lembut,
jinak dan mudah ditangani, takut cahaya dan aktif. Mencit yang dipelihara
sendiri makannya akan lebih sedikit disbanding yang dipelihara bersama-sama
menjadi satu di dalam kandang, karena kandang memiliki sifat kanibal.
Temperature untuk pemeliharaan mencit berkisar antara 20-250C dan kelembapan ruangan
sekitar 45-50% (Sundari,2010).
Tikus rumah (Rattus rattus) adalah
hewan pengerat biasa yang mudah dijumpai di rumah-rumah dengan ekor yang
panjang dan pandai memanjat serta melompat. Hewan ini termasuk dalam subsuku
Murinae dan berasal dari Asia. Namun demikian, ia lalu menyebar ke Eropa
melalui perdagangan sejak awal penanggalan modern dan betul-betul menyebar pada
abad ke-6. Selanjutnya ia menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tikus rumah pada
masa kini cenderung tersebar di daerah yang lebih hangat karena di daerah
dingin kalah bersaing dengan tikus got.
Tidak seperti saingannya, tikus got,
tikus rumah adalah perenang yang buruk dan bangkainya sering ditemukan di
sumur-sumur. Namun demikian, ia lebih gesit dan pemanjat ulung, bahkan berani
"terbang". Warnanya biasanya hitam atau coklat terang, meskipun
sekarang ada yang dibiakkan dengan warna putih atau loreng. Ukurannya biasanya
15-20 cm dengan ekor ± 20cm. Hewan ini nokturnal dan pemakan segala, namun
menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan saja, dengan anak 3-10
ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai hidup berkelompok.
Kerajaan : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Rodentia
Famili : Muridae
Genus :
Rattus
Spesies : Rat rattus
IV.
HASIL dan PEMBAHASAN
A.
HASIL
Pada percobaan ini diperkenalkan
bagaimana menangani hewan Uji Khususnya Mencit dan Tikus. Hewan Uji memiliki
karakteristik tersendiri, sehingga sangat diperlukan perlakuan khusus untuk
dapat mengendalikannya. Untuk dapat dengan mudah dan benar dalam
pengendaliannya, maka diadakanlah praktikum ini.
B.
PEMBAHASAN
Hewan coba atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang
khusus diternakkan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan labboratorium
tersebut digunakan sebagai model untuk peneltian pengaruh bahan kimia atau obat
pada manusia. Beberapa jenis hewn dari yang ukurannya terkecil dan sederhana ke
ukuran yang besar dan lebih komplek digunakan untuk keperluan penelitian ini,
yaitu: Mencit, tikus, kelinci, dan kera.
1.
Mencit
-
Data
biologik normal
- Konsumsi pakan per hari
- Konsumsi air minum per hari
- Diet protein
- Ekskresi urine per hari
- lama hidup
- Bobot badan dewasa
-
Jantan
-
Betina
- Bobot lahir
- Dewasa kelamin
(jantan=betina)
- Siklus estrus (menstruasi)
- Umur sapih
- Mulai makan pakan kering
- Rasio kawin
- Jumlah kromosom
- Suhu rektal
- Laju respirasi
- Denyut jantung
- Pengambilan darah maksimum
- Jumlah sel darah merah
(Erytrocyt)
- Kadar haemoglobin(Hb)
- Pack Cell Volume (PCV)
- Jumlah sel darah putih
(Leucocyte)
|
5 g (umur 8 minggu)
6,7 ml (umur 8
minggu)
20-25%
0,5-1 ml
1,5 tahun
25-40 g
20-40 g
1-1,5 g
28-49 hari
4-5 hari
(polyestrus)
21 hari
10 hari
1 jantan – 3 betina
40
37,5oC
163 x/mn
310 – 840 x/mn
7,7 ml/Kg
8,7 – 10,5 X 106
/ μl
13,4 g/dl
44%
8,4 X 103
/μl
|
-
Cara
handling
Untuk memegang mencit yang akan diperlakukan (baik pemberian obat maupun
pengambilan darah) maka diperlukan cara-cara yang khusus sehingga mempermudah
cara perlakuannya. Secara alamiah mencit denderung menggigit bila mendapat
sedikit perlakuan kasar. Pengambilan mencit dari kandang dilakukan dengan
mengambil ekornya kemudian mencit ditaruh pada kawat kasa dan ekornya sedikit
ditarik. Cubit kulit bagian belakang kepala dan jepit ekornya.
Disamping itu secara komersial telah diproduksi sebuah alat untuk
menghandel hewan laboratoium (mencit/tikus) dengan berbagai ukuran, sehingga
memudahkan peneliti untuk mengambil darah atau perlakuan lainnya.
-
Penandaan
(identifikasi) hewan laboratorium.
Beberapa cara penandaan hewan lab. Dilakukan untuk mengetahui kelompok
hewan yang diperlakukan berbeda dengan kelompok lain. Penandaan ini dapat
dilakukan secara permanen untuk penelitian jangka panjang (kronis), sehingga
tanda tersebut tidak mudah hilang. Yaitu : dengan ear tag (anting bernomor),
tatoo pada ekor, melubangi daun telinga dan elektronik transponder.
-
Pengambilan
darah
Pada umumnya pengambilan darah terlalu banyak pada hewan kecil dapat
menyebabkan shok hipovolemik, stress dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Tetapi bila dilakukan pengambilan sedikit darah tetapi sering, juga dapat
menyebabkan anemia. Pada umumnya pengambilan darah dilakukan sekitar 10% dari
total volume darah dalam tubuh dan dalam selang waktu 2-4 minggu. Atau sekitar
1% dengan interval 24 jam. Total darah yang diambil sekitar 7,5% dari bobot
badan. Diperkirakan pemberian darah tambahan (exsanguination) sekitar setengah
dari total volume darah. Contohnya: Bobot 25g, total volume darah 1,875 ml,
maksimum pengambilan darah 0,1875 ml, maka pemberian exsanguination 0,9375 ml.
Pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh, yaitu:
o
vena lateral dari ekor
o
sinus orbitalis mata
o
vena saphena (kaki)
o
langsung dari jantung.
Sedangan tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran
jarum adalah sebagai berikut:
|
IV
|
IP
|
IM
|
SC
|
Oral
|
Lokasi
|
Lateral ekor
|
|
Tidak direkomendasi
|
Belakang leher
|
|
Volume
|
0,2 ml
|
2-3 ml
|
|
2-3 ml
|
5-10 ml/Kg
|
Ukuran jarum
|
<25 guage
|
<21guage
|
|
<20 guage
|
Jarum tumpul 22-24
guage
|
-
Euthanasia:
Dengan beberapa cara yaitu euthanasia dengan CO2, injeksi barbiturat
over dosis (200mg/Kg) IP atau dengan dislokasi maupun dekapitasi. Yang terakhir
perlu keahlian khusus dan bergantung pada tujuan dilakukan euthanasia.
2.
Tikus.
a)
Data
biologik
- Konsumsi pakan per hari
- Konsumsi air minum per hari
- Diet protein
- Ekskresi urine per hari
- lama hidup
- Bobot badan dewasa
-
Jantan
-
Betina
- Bobot lahir
- Dewasa kelamin
(jantan=betina)
- Siklus estrus (menstruasi)
- Umur sapih
- Mulai makan pakan kering
- Rasio kawin
- Jumlah kromosom
- Suhu rektal
- Laju respirasi
- Denyut jantung
- Pengambilan darah maksimum
- Jumlah sel darah merah
(Erytrocyt)
- Kadar haemoglobin(Hb)
- Pack Cell Volume (PCV)
- Jumlah sel darah putih
(Leucocyte)
|
5 g/100 g bb
8-11 ml/100 g bb
12%
5,5 ml/100 g bb
2,5- 3 tahun
300-400 g
250-300 g
5-6 g
50+10 hari
5 hari (polyestrus)
21 hari, 40-50 g
12 hari
1 jantan – 3 atau 4
betina
42
37,5oC
85 x/mn
300 – 500 x/mn
5,5 ml/Kg
7,2-9,6 X 106
/ μl
15,6 g/dl
46%
14 X 103
/μl
|
b)
Cara
handling
Pertama ekor dipegang sampai pangkal ekor. Kemudian telapak tangan
menggenggam melalui bagian belakang tubuh dengan jari telunjuk dan jempol
secara perlahan diletakkan dismping kiri dan kanan leher. Tangan yang lainnya
membantu dengan menyangga dibawahnya, atau tangan lainnya dapat digunakan untuk
menyuntik.
-
Penandaan
(identifikasi) hewan laboratorium.
Beberapa cara penandaan hewan lab. Dilakukan untuk mengetahui kelompok
hewan yang diperlakukan berbeda dengan kelompok lain. Penandaan ini dapat
dilakukan secara permanen untuk penelitian jangka panjang (kronis), sehingga
tanda tersebut tidak mudah hilang. Yaitu : dengan ear tag (anting bernomor),
tatoo pada ekor, melubangi daun telinga dan elektronik transponder.
-
Pengambilan
darah
Pada umumnya pengambilan darah terlalu banyak pada hewan kecil dapat
menyebabkan shok hipovolemik, stress dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Tetapi bila dilakukan pengambilan sedikit darah tetapi sering, juga dapat
menyebabkan anemia. Pada umumnya pengambilan darah dilakukan sekitar 10% dari
total volume darah dalam tubuh dan dalam selang waktu 2-4 minggu. Atau sekitar
1% dengan interval 24 jam. Total darah yang diambil sekitar 7,5% dari bobot
badan. Diperkirakan pemberian darah tambahan (exsanguination) sekitar setengah
dari total volume darah. Contohnya: Bobot 300g, total volume darah 22,5 ml,
maksimum pengambilan darah 2,25 ml, maka pemberian exsanguination 11,25 ml.
Pengambilan darah harus menggunakan alat seaseptik mungkin. Untuk
meningkatkan vasodilatasi, perlu diberi kehangatan pada hewan tersebut,
misalnya taruh dalam ruangan dengan suhu 40oC selama 10-15 menit,
dengan mememasang lampu pemanas dalam ruangan tersebut.
Pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu
dari tubuh, yaitu:
o
vena lateral dari ekor
o
bagian ventral arteri ekor
o
sinus orbitalis mata
o
vena saphena (kaki)
o
anterior vena cava
o
langsung dari jantung.
Sedangan tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran
jarum adalah sebagai berikut:
|
IV
|
IP
|
IM
|
SC
|
Oral
|
Lokasi
|
Lateral ekor dan
vena saphena
|
|
Otot quadricep,
bag. Belakang paha
|
Belakang leher
|
|
Volume
|
0,5 ml
|
5-10 ml
|
0,1 ml
|
5-10 ml
|
5-10 ml/Kg
|
Ukuran jarum
|
<23 guage
|
<21gauge
|
<21gauge
|
<20 gauge
|
Jarum tumpul 18-20
guage
|
-
Euthanasia:
Dengan beberapa cara yaitu euthanasia dengan CO2, injeksi
pentobarbital over dosis (40-60mg/Kg) IP atau dengan ketamin/medetomidin, 60-75
mg/Kg ip. Atau dengan obat anasthetika lainnya.
Rute Pemberian Obat
1.
Oral
-
Mencit dan tikus :
Pegang mencit sesuai dengan cara yang
disebutkan sebelumnya sehingga leher mencit dalam keadaan lurus. Kemudian
masukkan suntikan oral kedalam mulut sampai esophagus (posisi suntikan oral
yang dimasukkan tegak lurus)
2.
Subkutan
-
Mencit dan tikus :
Obat disuntikkan di bawah kulit
daerah tengkuk (di leher bagian atas) dengan terlebih dahulu mencubit kulitnya,
lalu suntikkan dengan sudut 45 derajat.
3.
Intravena
-
Mencit dan tikus :
Masukkan hewan ke dalam “holder”
sehingga ekor terjulur ke luar. Obat disuntikkan pada vena ekor (vena lateral)
dengan terlebih dahulu vena ekor di dilatasi menggunakan alkohol atau xylol.
4.
Intraperitoncal
-
Mencit dan tikus :
o
Hewan
dipegang sesuai ketentuan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
o
Pada
saat penyuntikkan, posisi kepala lebih rendah dari abdomen yaitu dengan
menunggingkan mencit atau tikus .
o
Jarum
disuntikkan sehingga membentuk sudut 46 derajat dengan abdomen, posisi jarum
agak menepi dari garis tengah (linea alba)untuk menghindari
agar tidak mengenai organ di dalam peritoneum.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Marbawati, Dewi,
Bina Ikawati. 2009. KOLONISASI Mus musculus albino DI LABORATORIUM LOKA LITBANG
P2B2 BANJARNEGARA. BALABA Vol. 5, No. 1.
Sundari, Y.,
Sulaksono, E., Jekti, R. P., Subahagio. 1997. Inokulsi Plasmodium berghei pada
beberapa Strain Mencit. Cermin Dunia
Kedokteran. 118.
LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI EKSPERIMENTAL
METODE HEWAN UJI DENGAN HEWAN PERCOBAAN
Disusun Oleh :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013