Gambut adalah
tanah yang terdiri dari sisa-sisa tanaman yang telah busuk. Dalam keadaan
basah, gambut itu seperti bubur. Gambut yang masih baru mengandung banyak
serat-serat dan bekas kayu tanaman. Tanah gambut kurang subur, sehingga hasil
tanaman rendah. Di samping tanahnya asam, air tanahnya juga asam. Jika pirit
dalam lapisan tanah mineral di bawah gambut terkena udara, maka air dapat
menjadi lebih asam lagi. Air bisa mengalir dengan mudah di dalam gambut, bahkan
bisa bocor ke luar melalui tanggul sehingga petakan sawah cepat menjadi kering
bila tidak diairi secara teratur. Sulit membuat lapisan olah untuk menahan air
di dalam petak sawah. Gambut yang selalu basah biasanya masih
"mentah" sehingga zat-zat yang dibutuhkan tanaman tidak tersedia.
Untuk itu gambut ini perlu dimatangkan agar lebih bermanfaat untuk tanaman.
Mematangkan gambut
Cara mematangkan
gambut dengan mengeringkannya sekali-kali, namun jangan dibiarkan menjadi
terlalu kering atau melewati batas kering tak-balik. Jika terlalu kering, sifat
gambut berubah menjadi "mati," seperti pasir semu, arang atau beras
yang tidak dapat menyerap air. Akibatnya lahan tersebut tidak dapat ditanami
karena tidak dapat menyediakan air untuk keperluan tanaman. Gambut yang mati
mudah terbawa oleh air hujan, sehingga ketebalannya makin lama makin berkurang.
Dapat pula mengakibatkan erosi walaupun lahannya datar. Gambut kering tampak
mengkerut dan menyebabkan permukaan tanah menjadi lebih rendah. Akhirnya, lapisan
tanah di bawah gambut dapat tersingkap. Mungkin lapisan pirit dalam tanah itu
terkena udara, sehingga terbentuk racun yang berbahaya bagi tanaman. Apabila
lapisan tanah di bawah gambut merupakan tanah liat, mungkin cukup subur. Tetapi
bila di bawah gambut ada pasir, tanah tersebut kurang subur. Permukaan lahan
yang terlalu rendah akan menghambat drainasenya dan lahan menjadi tergenang terlalu
dalam oleh air pasang. Tanah gambut dapat terbakar. Jika membakar dipermukaan, kemungkinan
di bawah permukaan pun api masih membara. Sehingga akan membakar tempat lain
yang jauh dari tempat pembakaran awal. Pembakaran gambut dapat menghilangkan
lapisan gambut. Jika mendekati lapisan tanah di bawahnya yang mungkin kurang
subur berupa pasir atau tanah berpirit, lahan tersebut menjadi mati suri. Untuk
itu, diusahakan gambut jangan sampai terbakar ataupun dibakar.
Perbaikan sifat gambut
Sifat gambut
dapat diperbaiki dengan beberapa cara:
• Menambah
abu (misalnya dari sekam, kayu gergaji atau gunung api) dengan takaran 3-5 ton per
hektar dalam larikan.
• Menambah
tanah lempung dengan takaran 3-5 ton per hektar.
• Mencampur
lapisan gambut dengan lapisan tanah mineral yang ada di bawahnya, walaupun mengandung
pirit. Hal ini dapat dilaksanakan jika gambutnya cukup dangkal dengan
memanfaatkan tanah mineral yang terangkat ke permukaan tanah ketika membuat
parit.
Sumber :