Kulit
(Integumentum Communae) menutupi seluruh permukaan badan, terdiri atas
lapisan : epidermis dan suatu lapisan jaringan penyambung berupa dermis
(korium) serta hipodermis (sub kutis) yang terdiri atas jaringan ikat longgar
menghubungkan dermis dengan jaringan dibawahnya.
Fungsi kulit :
- Membungkus serta melindungi
tubuh hewan terhadap pengaruh luar yang merugikan.
- Ikut mengatur suhu tubuh serta
kadar air.
- Membuang garam dan hasil
metabolisme yang berlebihan.
- Melindungi tubuh terhadap
pengaruh fisik, kimia dan jasad renik kedalam tubuh.
Integumen atau kulit
merupakan jaringan yang menutupi permukaan tubuh,
yang terdiri atas 2 lapisan :
yang terdiri atas 2 lapisan :
- Epitel yang disebut epidermis
- Jaringan pengikat yang disebut
dermis atau corium
Berdasarkan gambaran
morfologis dan ketebalan epidermis, kulit dibagi menjadi :
- Kulit Tebal
- Kulit Tipis
Walaupun
kulit tebal mempunyai epidermis yang tebal, tetapi keseluruhan kulit tebal
belum tentu lebih tebal dari kulit tipis.
KULIT
TEBAL
Kulit
tebal ini terdapat pada vola manus dan planta pedis yang tidak memiliki folikel
rambut. Pada permukaan kulit tampak garis yang menonjol dinamakan crista cutis
yang dipisahkan oleh alur – alur dinamakan sulcus cutis.
Pada
mulanya cutis tadi mengikuti tonjolan corium di bawahnya tetapi kemudian dari
epidermis sendiri terjadi tonjolan ke bawah sehingga terbentuklah papilla corii
yang dipisahkan oleh tonjolan epidermis.
Pada tonjolan epidermis antara dua papilla corii akan berjalan ductus excretorius glandula sudorifera untuk menembus epidermis.
Epidermis
Dalam
epidermis terdapat dua sistem :
- Sistem malpighi, bagian
epidermis yang sel – selnya akan mengalami keratinisasi.
- Sistem pigmentasi, yang
berasal dari crista neuralis dan akan memberikan melanosit untuk sintesa
melanin.
Disamping
sel – sel yang termasuk dua sistem tersebut terdapat sel lain, yaitu sel
Langerhans dan sel Markel yang belum jelas fungsinya.
Struktur histologis
Pada
epidermis dapat dibedakan 5 stratum, yaitu:
- Stratum basale
Lapisan
ini disebut pula sebagai stratum pigmentosum atau strarum germinativum karena
paling banyak tampak adanya mitosis sel – sel.
Sel
– sel lapisan ini berbatasan dengan jaringan pengikat corium dan berbentuk
silindris atau kuboid. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir – butir pigmen.
- Stratum spinosum
Lapisan
ini bersama dengan stratum basale disebut pula stratum malpighi atau stratum
germinativum karena sel – selnya menunjukkan adanya mitosis sel. Sel – sel dari
stratum basale akan mendorong sel – sel di atasnya dan berubah menjadi
polihedral. Sratum spinosum ini terdiri atas beberapa lapisan sel – sel yang
berbentuk polihedral dan pada pemeriksaan dengan mikroskop cahaya pada tepi sel
menunjukkan tonjolan – tonjolan seperti duri – duri. Semula tonjolan – tonjolan
tersebut disangka sebagai jembatan interseluler dengan di dalamnya terdapat
tonofibril yang menghubungkan dari sel yang satu ke sel yang lain.
- Stratum granulosum
Lapisan
ini terdiri atas 2-4 sel yang tebalnya di atas stratum spinosum. Bentuk sel
seperti belah ketupat yang memanjang sejajar permukaan. Sel yang terdalam
berbentuk seperti sel pada strarum spinosum hanya didalamnya mengandung butir –
butir. Butir – butir yang terdapat sitoplasma lebih terwarna dengan hematoxylin
(butir – butir keratohialin) yang dapat dikelirukan dengan pigmen. Adanya butir
– butir keratohyalin semula diduga berhubungan dengan proses keratinisasi,
tetapi tidak selalu dijumpai dalam proses tersebut, misalnya pada kuku.
Makin
ke arah permukaan butir – butir keratin makin bertambah disertai inti sel pecah
atau larut sama sekali, sehingga sel – sel pada stratum granulosum sudah dalam
keadaan mati.
- Stratum lucidum
Tampak
sebagai garis bergelombang yang jernih antara stratum granulosum dan stratum
corneum. Terdiri atas beberapa lapisan sel yang telah gepeng tersusun sangat
padat. Bagian yang jernih ini mengandung zat eleidin yang diduga merupakan
hasil dari keratohialin.
- Stratum Corneum
Pada
vola manus dan planta pedis, lapisan ini sangat tebal yang terdiri atas banyak
sekali lapisan sel – sel gepeng yang telah mengalami kornifikasi atau
keratinisasi. Hubungan antara sel sebagai duri – duri pada stratum spinosum
sudah tidak tampak lagi.
Pada permukaan, lapisan tersebut akan mengelupas (desquamatio) kadang – kadang disebut sebagai stratum disjunctivum.
Pada permukaan, lapisan tersebut akan mengelupas (desquamatio) kadang – kadang disebut sebagai stratum disjunctivum.
Dermis
Terdiri
atas 2 lapisan yang tidak begitu jelas batasnya, yaitu :
- Stratum papilare
Merupakan
lapisan tipis jaringan pengikat di bawah epidermis yang membentuk papilla
corii. Jaringan tersebut terdiri atas sel – sel yang terdapat pada jaringan
pengikat longgar dengan serabut kolagen halus.
- Stratum reticulare
Lapisan
ini terdiri atas jaringan pengikat yang mengandung serabut – serabut kolagen
kasar yang jalannya simpang siur tetapi selalu sejajar dengan permukaan. Di
dalamnya selain terdapat sel – sel jaringan pengikat terdapat pula sel
khromatofor yang di dalamnya mangandung butir – butir pigmen.
Di
bawah stratum reticulare terdapat subcutis yang mengandung glandula sudorifera
yang akan bermuara pada epidermis.
KULIT
TIPIS
Menutupi
seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis yang merupakan kulit
tebal.Epidermisnya tipis,sedangkan ketebalan kulitnya tergantung dari daerah di
tubuh.
Pada
dasarnya memiliki susunan yang sama dengan kulit tebal, hanya terdapat beberapa
perbedaan :
- Epidermis sangat tipis,terutama
stratum spinosum menipis.
- Stratum granulosum tidak merupakan
lapisan yang kontinyu.
- Tidak terdapat stratum
lucidium.
- Stratum corneum sangat tipis.
- Papila corii tidak teratur
susunannya.
- Lebih sedikit adanya glandula
sudorifera.
- Terdapat folikel rambut dan
glandula sebacea.
Sumber
: