Satuan/serabut otot polos umumnya disebut “sel”,
karena memenuhi kreteria sel. Bentuknya seperti kincir (spindle-shaped) dengan
ujung runcing atau bercabang. Ukurannya bervariasi, ukuran terbesar pada uterus
pada masa pregnansi 12x600µm, dan yang terkecil ditemukan pada arteri-arteri
keci 1x10µm. Intinya 1 (satu) dan berbentuk lonjong dengan ujung tumpul. Pada
otot polos yang sedang berkontraksi bentuk inti sering bergelombang.
Secara mikroskopis inti otot polos agak sulit
dibedakan dengan fibroblast, tapi bila diperhatikan dengan teliti keduanya jelas
berbeda. Inti otot polos memiliki ujung tumpul dan mengambil warna sedikit
pucat, sedangkan fibroblast intinya agak runcing dan mengambil warna lebih
kuat.
Bangun Histologi:
Otot polos memiliki bagian-bagian sebagai berikut
:
·
Membran Plasma:
Membran plasma pada otot sering disebut sarkolema
(Sarcolemma). Dengan mikroskop cahaya kurang jelas, tetapi dengan mikroskop
elektron tampak sebagai selaput ganda (double membrane), masing-masing:
·
Selaput luar, tebalnya berkisar antara 25-30 Angstrom.
Ruang intermedier, kira-kira 25 Angstrom
·
Selaput dalam, tebalnya 25-30 Angstrom.
Pada daerah hubungan posisi antara otot polos,
selaput luar tampak menyatu. Hubungan ini dianggap lebih serasi dari pada
hubungan antar sel dengan desmosoma. Hubungan ini berperanan memperlancar
transmisi impuls untuk kontraksi dari satu otot ke otot yang lainnya. Pendapat
lain mengatakan bahwa tenaga yang terjadi pada waktu kontaksi dapat dipindahkan
ke lain alat tubuh melalui serabut kolagen atau elastis.
·
Sitoplasma
Sering disebut sarkoplasma (Sarcoplasma).
Sarkoplasma bersifat eosinofilik, mengandung :
·
Organoid, antara lain :
·
Mitokondria yang mengitari inti - Endoplasma retikulum
·
Apparatus Golgi - Miofibril
·
Sentriol
·
Paraplasma, seperti glikogen, lipofusin.
Yang menarik perhatian adalah myofibril karena peranannya dalam
kontraksi. Miofibril pada otot polos sangat halus, dengan pewarnaan H.E. sulit
dilihat. Dengan mikroskop elektron tampak miofilamen Miosin berdiameter 5 mµ, dan Aktin 3 mµ. Sarkoplasma di dekat inti bebas dari filament dan di
bagian tepi banyak pinocytic vesicle . Filamen tersebut berakhir di
daerah pekat sarkolema. Filamen aktin dan myosin juga terdapat pada pada otot
polos, berkontraksi dengan adanya adenosine
trifosfat. Susunan filament aktin dan myosin pada otot polos belum
jelas, berbeda dengan otot skelet.
·
Inti
Berbentuk lonjong memanjang dengan ujung tumpul,
bergelombang pada saat terjadi kontraksi.
Susunan Otot Polos :
Pada organ tubuh lazimnya berkelompok membentuk
lamina muskularis (lambung, usus, uterus), tunika media (pembuluh darah),
muskularis mukosa (usus), Tetapi dapat pula soliter (sendiri) misalnya pada villi usus halus, stroma kelenjar
kelamin jantan.
Hubungan antar otot polos ditunjang oleh
endomisium (Endomysium), yang mengandung serabut kolagen dan retikuler yang
cukup halus dan jarang terdapat sel-sel jaringan ikat di dalamnya. Dengan
pewarnaan khusus misalnya PAS serabut retikuler tampak jelas, bahkan
membungkus/mengitari otot polos. Hubungan antar otot polos dengan penyatuan
selaput luar disebut Nexus,
melalui hubungan inilah impuls dapat berpindah dengan cepat.
Struktur Halus Sel
Otot
Sarkoplasma di dekat inti mengandung sejumlah mitokondria
halus, mikrotubuli, granular endoplasmic reticulum dan kelompok-kelompok
ribosom bebas. Kompleks golgi menempati didekat salah satu ujung inti. Dalam
sarkoplasma terdapat berkas-berkas filamen yang membentuk miofibril.
Ada 2 jenis miofilamen, yaitu:
1. Miofilamen halus
2. Miofilamen kasar
Kedua jenis miofilamen ini berjalan sejajar sumbu sel
otot polos. Diantara berkas-berkas miofilamen terlihat mitokondria. Apabila
dilihat berkas-berkas gabungan miofilamen halus dan miofilamen kasar maka
mereka tidak membentuk pola yang teratur namun tersebar di seluruh sel.
Sarkolema menunjukkan lekukan ke dalam yang dinamakan kaveola pada pengamatan
dengan M.E.
Pemisahan masing-masing sel (serabut) otot polos
dilakukan dengan menggunakan asam nitrat. Asam nitrat ini berfungsi melakukan
maserasi endomesium.
Asal, pertumbuhan,
dan regenerasi
Sebagian besar otot polos dibentuk melalui perkembangan
sel-sel mesenkim. Dalam hubungannya dengan beberapa kelenjar dan saluran
keluarnya seperti kelenjar-kelenjar liur, kelenjar keringat, dan kelenjar
lakrimal ada sel dengan banyak ciri khas otot polos yang berkembang dari ektoderm
dan disebut sel mioepitel. Sel otot polos dapat bertambah ukurannya akibat
rangsangan fisiologis (misalnya dalam rahim selama kehamilan) dan akibat
rangsangan patologis (misalnya dalam arteriol pada hipertensi). Pada keadaan
dewasa dianggap bahwa sel otot polos berasal dari jaringan pengikat yang belum
mengalami diferensiasi lanjut.
Otot polos terdapat pada:
· Alat jeroan berupa
lamina muskularis dan muskularis mukosa, misalnya usus, lambung dan esophagus
· Saluran pernapasan,
misalnya bronchus, broncheolus, dan trachea
· Dinding pembuluh darah,
membentuk tunika media
· Saluran urogenital,
misalnya pelvis renalis, vesika urinaria, ureter, duktus deferens, epididimis
dll.
· Kulit : muskulus
arektorpili
· Mata : muskulus
siliaris, muskulus konstriktor dan dilatator pupile.
Fungsi
Kontraksi otot polos disebabkan oleh empat faktor:
·
Neksus
·
Tarikan mekanik yang bersifat lokal
·
Pengaruh hormonal mis. Oksitosin
·
Inervasi saraf otonom
Kontraksi ritmis pada peristaltik dapat mendorong
makanan ke arah belakang. Kontraksi otot polos yang tidak terkoordinasi dan
tersendiri membangkitkan gejala kejang (Spasmus).
Secara embriologik otot polos berkembang dari mesenkhim atau mesoderm, kecuali pada iris
(mata) dan kelenjar keringat
berasal dari ektoderm.
Perkembangan dimulai dari mioblas yang selanjutnya membelah secara mitosis yang
menghasilkan otot polos.
Persarafan
Agar dapat berkontraksi maka jaringan otot membutuhkan
rangsangan dari ujung-ujung saraf. Oleh Bozler dibedakan 2 tipe:
1. Tipe multi unit
Apabila tiap otot polos mendapatkan rangsangan dari
ujung-ujung saraf yang berasal dari sebatang serabut saraf sehingga setiap sel
otot mendapat impuls dalam waktu bersamaan, akibatnya kontraksi dapat
berlangsung bersamaan. Misalnya terdapat pada iris, arteri besar, dan duktus
deferens.
2. Tipe viseral
Dalam seberkas otot tidak semuanya mendapatkan ujung
saraf tetapi rangsangan akan diteruskan ke otot-otot yang berdekatan melalui
hubungan yang mirip gap junction.
Sumber :