Morfologi
Sel Saraf
Bentuk sel syaraf
(perikaryon) umumnya bulat, dapat juga polihidral dengan diameter birkisar
antara 4 – 150 mikron. Intinya bulat dan besar, kromatin relatif sedikit
terletak di daerah eksentris sehingga nukleus terlihat sedikit pucat. Anak inti
(nukleolus) umumnya satu mengandung RNA dan protein dasar, sehingga nukleolus
bisa bersifat basofil atau asidopil tergantung jenis pengecatan yang dipakai
Perikaryon atau badan
sel syaraf , mempunyai sitoplasma disebut neuroplasma, sedangkan pada
axon/dendrit disebut aksoplasma. Di dalam plasma terdapat organel-organel sel
seperti aparatus golgi, mitokondria, sentriola, paraplasma (pigmen/lemak), dan
neurofibril. Selain itu juga terdapat butiran-butira di dalamnya mengandung zat
sejenis protein/hormon yang disebut juga Benda Nissl yang terletak pada
perbatasan badan sel dengan dendrit atau axon namun tidak dijumpai pada axon.
Penelitian lebih lanjut dilaporkan bahwa Benda Nissl tidak lain adalah
endoplasmik retikulum dengan bitir RNA. Benda Nissl jumlahnya pada badan sel
sangat bervariasi tergantung aktivitas sel syaraf tersebuit, misal, pada
keadaan lelah jumlahnya sedikit atau istirahat jumlahnya sangat banyak dan
tidak dijumpai dalam keadaan patologik. Peristiwa hilangnya/berkurangnya benda
Nissl ini disebut Khromatolisis. Khromatolisis ini bersifat reversibel.
Bervariasinya benda Nissl merupakan ciri utama berbagai tipe neuron.
Garanul-granul tersebut (benda-benda Nissl) sebenarnya merupakan kelompokan
RER, ribosom bebas dan polysoma. Sehubungan kebanyakan neuron tidak
menghasilkan protein untuk transport ekstraseluler. Maka dengan adanya benda
Nissl yang jumlahnya berubah-ubah adalah cukup membingungkan. Hasil penelitian
menyatakan bahwa dalam satu hari neuron dan memperbaiki 1/3 dari jumlah
proteinnya dan benda Nissl diperkirakan berperan dalam proses pembentukan
protein. Proses kromatolisis dibarengi dengan bertambahnya ribosom, RER, dan polysoma
maka proses kromatolisis juga dapat diangga sebagai proses restorasi neuron itu
sendiri. Pada pangkal axon di daerah perikaryaon tercat/terlihat terang karena
kepadatan elektron rendah, daerah ini disebut axon-hillock
Berdasarkan
klasifikasi Bodian secara fungsional neuron dapat dibagi dalam 3 zona :
- Zona
Dendritik: adalah daerah neuron yang merupakan subjek dari stimulus
eksitasi dan inhibisi. Termasuk dalam zona ini adalah: dendrit, badan sel,
dan segmen permukaan axon. Impuls yang datang ke zona ini dapat
menimbulkan atau tidak menimbulkan adanya aksi potensial dan respon
bersifat bertingkat.
- Zona
Axonik: adalah meliputi segmen arborisasi ujung syaraf. Daerah ini
merupakan bagian konduksi yang bersifat all or none
- Zona
Telodendritik: adalah meliputi modifikasi terminal yang memungkinkan
terjadinya transfer secara listrik atau kimia ke neuron berikutnya atau ke
organ efektor. Respon bersifat bertingkat.
DENDRIT
Dendrit berfungsi untuk
memperluas permukaan neuron, mirip dengan cabang-cabang pohon. Dendrit biasanya
lebih pendek dibandingkan dengan axon, bercabang-cabang secara kontunyu hingga
terkecil. Permukaan dendrit maupun badan sel tertutupoleh spina atau gemmula
yang merupakan hubungan synaps dengan axon terminal dari sel syaraf lainnya.
Isi sitoplasma sama dengan sitoplasma badan sel. Benda Nissl hanya terbatas
pada bagian proximal dendrit.
AXON
Axon atau axis silinder
timbul dari axon hillock di perikarion. Prosesus yang tunggal ini permukaannya
licin dan diameter ukurannya konstan. Sebelum berakhir pada efektor terlebih
dahulu bercabang-cabang membentuk telodendron. Membran plasma axon disebut juga
axolemma. Segmen permulaan tempat munculnya dari badan sel merupakan tempat
permulaan myelinisasi, selain itu di tempat ini mempunyai ambang exitasi yang
lebih rendah dibandingkan pada dendrit dan badan sel. Nodus ranvier terdapat
pada beberapa tempat disepanjang axon bermyelin dan merupakan tempat
diskontinyu dari selubung myelin.. Pada tempat tersebut axon disebungi oleh
processus sitoplasmik sel glia. Pada Nodus Ranvier axon menebal. Secara
fungsional Nodus Ranvier merupakan konduksi saltatorik impuls yaitu tempat
meloncatnya gelombang depolarisasi dari satu nodus ke nodus berikutnya. Organel
seperti mitokondria, neurotubulus, neurofilamen, SER, dan benda Nissl tidak
dijumpai pada axon hillock maupun pada axon. Karena panjangnya prosesus maka
akan terjadi masalah transportasi impuls maupun zat-zat lainnya. Aliran
material ada 2 macam yaitu material yang mengalir dari badan sel disebut
somatopugal (retrograde) dan aliran materian ke badan sel disebut somatopetal
(anterograde).
Aliran somatopugal ada
2 macam yaitu: aliran axoplasmik lambat dan aliran axoplasmik cepat. Sebagian
besar material dalam axoplasma bergerak lambat dengan kecepatan 0,5 – 5
mm/hari, hal ini diperlukan dalam mengangkut material yang besdar untuk
pemeliharaan, penggantian organela yang sud ah tua atau untuk reparasi axon.
Namun ada juga material yang mengalir dengan kecepatan 10 – 200 mm/hari yang
merupakan aliran cepat. Aliran cepat ini menggunakan bantuan organel
neurotubulus sebagai alat transport. Material yang diangkut dengan cepat ini
digunakan untuk keperluan berlangsungnya fungsi synaps axon. Sehubungan sifat
badan sel yang tanggap terhadap perubahan axon terjadi juga aliran somatopetal
(anterograde)
Sumber :