Sistem peredaran
darah/sirkulasi pada ikan hiu merupakan sistem sirkulasi tunggal. Jantung hiu
terdiri atas atrium, ventrikel, sinus venosus, conus arteriosus yang keluar
dari ventrikel. Jantung ikan hiu hanya terisi darah yang yang tidak mengandung
oksigen. Darah dari jantung hiu dipompa menuju ke insang untuk di isi oksigen
kemudian diedarkan keseluruh tubuh.
Jantung ikan hiu hanya
memiliki dua bilik yaitu atrium dan ventrikel. Dengan konus atau bulbus
arteriosus. Sebelum memasuki atrium terlebih dahulu melewati sinus venosus,
dari atrium darah kemudian di salurkan ke ventrikel. Kemudian di pompa kearah
konus arteriosus menuju ke aorta ventral. Dari aorta ventral darah disalurkan
ke insang. Melewati arteri brankia aferentia, selanjutnya dari arteri brankia
eferen darah mengumpul pada aorta (arcus aortikus)yang akan menjadi aorta
ventral dan dorsal.
Pada saat perkembangan
embio, hiu memiliki 6 buah lengkung aorta, meskipun pada perkembangan
selanjutnya tereduksi atau mengalami modifikasi. Sinus venosus menerima darah
dari vena hepatika dan vena kardinalis yang merupakan gabungan pembuluh vena kardial
anterior dan posterior.
Darah dari kepala hiu
dikumpulkan oleh vena kardial anterior dan darah dari ginjal dikumpulkan oleh
vena jardinal posterior. Pembuluh cuvier adalah pembuluh vena latero
abdominalis yang menerima darah dari dinding tubuh dan alat gerak. Sistem
portalrenalis terdiri dari vena kaudal dan dua pembuluh portal ginjal. Sistem
portal hepatic mengalirkan darah dari lambung dan usus kemudian kembali ke hati
sesudah itu masuk ke sinus venosus melalui vena katup untuk mencegah darah
kembali ke jantung.
Sistem
Respirasi Hiu
Insang merupakan ciri
pernafasan pada ikanpada umunya, termasuk hiu. Secara embriologis celah insang
hiu tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh ke luar
dan bertemu dengan envaginasi dari luar. Setiap kali mulut hiu dibuka maka air
dari luar akan masuk ke faring kemudian keluar lagi melalui celah insang.
Peristiwa keluar masuknya air ini melibatkan kartilago sebagai penyokong
filament insang. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah pasangan
celah anterior non respirasi yang disebut dengan spirakel.
Bentuk
Adaptasi Ikan Hiu
Adaptasi Morfologi
|
|
|
|
Adaptasi Fisiologi
|
|
|
|
Adaptasi Tingkah Laku
|
|
Sistem
Pencernaan Hiu
Sistem pencernaan hiu
terdiri dari mulut. Farink, oesofagus yang pendek, Lambung, usus dan bermuara
ke anus ;
|
|
|
|
|
|
Sistem
Eksresi Hiu
Sistem eksresi pada
ikan hiu terdiri dari sepasangan ginjal Urine dikumpulkan dalam tubulus
segmental lalu menuju ke ureter dikeluarkan kepapila urogenitalis dan bermuara
di kloaka bagian dorsal.
Sistem
Reproduksi Hiu
Hiu secara seksual
dimorfik dimana ada perbedaan visual antara jantan dan betina. Hiu jantan
memiliki panggul yang dimodifikasi menjadi claspers sirip pelvis yang digunakan
untuk pengiriman sperma. Gulungan Claspers terbentuk dari tulang rawan. Hiu
jantan juga telah memiliki testis. Testis internal terletak di ujung anterior
tubuh di dalam rongga organ epigonal. Kantung kemih dan saluran reproduksi
bergabung bersama untuk membentuk sinus urogenital. Dari sinus urogenitak ini
akhirnya sperma dilepaskan ke dalam alur dari claspers dan kemudian disampaikan
ke betina selama kopulasi.
Pada hiu betina
memiliki ovarium internal yang ditemukan di anterior dalam rongga tubuh dan
berpasangan. Ovarium kiri sering lisis atau tidak ada telur. Sekali telur
dilepaskan dan dibuahi, sebuah horny shell atau membran dikeluarkan disekitar
membran ketika telur melewati kelenjar. Beberapa hiu menghasilkan sebuah shell
yang tangguh dan dapat melindungi anaknya. Dalam spesies lain telur berkenbang
dan menetas didalam rahim betina. Telur yang dihasilkan oleh tiap spesies
sangat bervariasi. Ukuran diameter telur hiu sekitar 60 atau 70 mm dan terbungkus
dalam kulit hingga diameter keseluruhannya dapat mencapai 300 mm.
Selama sanggama hiu
jantan dan betina berhadapan. Hiu jantan memasukkan salah satu claspers ke
dalam kloaka betina. Sperma terkandung dalam paket sperma yang disebut
spermatophores. Sperma ini kemudian disalurkan ke hiu betina melalui saluran
clasper. Perbedaan lain antara hiu jantan dan betina dari beberapa spesies ikan
hiu adalah ketebalan kulit mereka. Kulit hiu biru betina hampir dua kali lebih
tebal dibandingkan hiu jantan. Hal ini diyakini karena kekejaman perkawinan.
Jantan akan sering menggigit betina selama kopulasi sehingga meninggalkan hiu
betina dengan keadaan luka. Tanpa ketebalan ekstra betina kulit bisa terluka
parah.
Ada tiga model
reproduksi dalam hiu. Secara umum kebanyakan hiu bersifat ovovivipar, namun ada
beberapa hiu yang bertelur. Bentuk yang paling maju disebut viviparity. Hal ini
terjadi ketika hiu betina menyediakan makanan bagi embrio yang ada dalam
tubuhnya. Makanan ini disebut sebagai sekresi susu uterus atau melalui koneksi
plasenta.
Reproduksi hiu yang
kedua disebut ovoviviparity. Hal ini mirip dengan viviparity karena telur
dibuahi, menetas dan berkembang di dalam tubuh hiu betina kemudian anak di
lahirkan. Dalam hal ini embrio tidak menerima makanan langsung dari ibunya
melainkan dari cadangan makana daris sel telur. Cara reproduksi hiu yang terakhir
adalah oviparity. Telur hiu diletakkan di ganggang atau koral. Setelah telur
aman telur tidak menerima perlindungan atau makanan dari induknya.
Sistem
Saraf dan Indera Hiu
Sistem
Saraf pada Hiu
|
|
|
Sistem
Indera Hiu
Sistem indera terdiri
dari sacous olfactorius atau cekungan hidung, organon vesus atau mata, organon
auditorius yang berfungsi untuk mendengar, dan gurat sisi.
Sumber :