Ikan Hiu Part 2

Sistem Peredaran Darah Hiu

Sistem peredaran darah/sirkulasi pada ikan hiu merupakan sistem sirkulasi tunggal. Jantung hiu terdiri atas atrium, ventrikel, sinus venosus, conus arteriosus yang keluar dari ventrikel. Jantung ikan hiu hanya terisi darah yang yang tidak mengandung oksigen. Darah dari jantung hiu dipompa menuju ke insang untuk di isi oksigen kemudian diedarkan keseluruh tubuh.

Jantung ikan hiu hanya memiliki dua bilik yaitu atrium dan ventrikel. Dengan konus atau bulbus arteriosus. Sebelum memasuki atrium terlebih dahulu melewati sinus venosus, dari atrium darah kemudian di salurkan ke ventrikel. Kemudian di pompa kearah konus arteriosus menuju ke aorta ventral. Dari aorta ventral darah disalurkan ke insang. Melewati arteri brankia aferentia, selanjutnya dari arteri brankia eferen darah mengumpul pada aorta (arcus aortikus)yang akan menjadi aorta ventral dan dorsal.

Pada saat perkembangan embio, hiu memiliki 6 buah lengkung aorta, meskipun pada perkembangan selanjutnya tereduksi atau mengalami modifikasi. Sinus venosus menerima darah dari vena hepatika dan vena kardinalis yang merupakan gabungan pembuluh vena kardial anterior dan posterior.

Darah dari kepala hiu dikumpulkan oleh vena kardial anterior dan darah dari ginjal dikumpulkan oleh vena jardinal posterior. Pembuluh cuvier adalah pembuluh vena latero abdominalis yang menerima darah dari dinding tubuh dan alat gerak. Sistem portalrenalis terdiri dari vena kaudal dan dua pembuluh portal ginjal. Sistem portal hepatic mengalirkan darah dari lambung dan usus kemudian kembali ke hati sesudah itu masuk ke sinus venosus melalui vena katup untuk mencegah darah kembali ke jantung.

Sistem Respirasi Hiu

Insang merupakan ciri pernafasan pada ikanpada umunya, termasuk hiu. Secara embriologis celah insang hiu tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh ke luar dan bertemu dengan envaginasi dari luar. Setiap kali mulut hiu dibuka maka air dari luar akan masuk ke faring kemudian keluar lagi melalui celah insang. Peristiwa keluar masuknya air ini melibatkan kartilago sebagai penyokong filament insang. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah pasangan celah anterior non respirasi yang disebut dengan spirakel.

Bentuk Adaptasi Ikan Hiu

Adaptasi Morfologi

  • Tubuh streamline
  • Memiliki sirip dorsal, sirip pelvik, sirip anal, sirip kaudal, dan sirip pektoral, untuk berenang
  • Memiliki gigi yang tajam, untuk merobek-robek mangsanya
  • Tubuh bagian atas berwarna gelap/sesuai dengan warna air laut dan tubuh bagian bawah berwarna cerah/putih, untuk berkamuflase
Adaptasi Fisiologi

  • Mengeluarkan urin yang lebih pekat dan sedikit, untuk menurangi kepekatan cairan tubuhnya dan untuk mengimbangi banyaknya air yang keluarnya dari dalam tubuhnya
  • Memiliki reseptor pada gurat sisi dan ampula lorenzini, untuk mendeteksi medan elektrik yang lemah yang dihasilkan oleh denyut jantung, gerakan insang dan otot2 renang mangsa empuknya
  • Telinga hiu dilengkapi oleh sel yang peka terhadap tekanan disepanjang tiap sisi tubuhnya, untuk mendeteksi gerakan meronta dari ikan lain
  • Darah mereka yang hangat, mempercepat pencernaan dan menambah kekuatan serta ketahan mereka
Adaptasi Tingkah Laku

  • Berenang sampai mendekati pantai untuk menemukan mangsa (anjing laut, penguin, dll)
  • Berenang dengan sangat cepat sampai mencapai 88 km/jam, untuk mengejar mangsanya yang gesit dan cepat
Sistem Pencernaan Hiu

Sistem pencernaan hiu terdiri dari mulut. Farink, oesofagus yang pendek, Lambung, usus dan bermuara ke anus ;

  • Mulut trasversal diperkuat oleh gigi yang sama dengan sisik placoid. Gigi setiap kali tanggal diganti dengan gigi yang baru.Mulut merupakan tempat masuknya makanan.hiu memiliki gigi yang berkembang dengan baik yang membuatnya ditakut oleh organism lain.
  • Farink terdapat celah insang dan spirakel.
  • Kerongkongan, Ikan hiu memiliki kerongkongan yang  yang pendek dan lebar hampir tidak terlihat dari lambung.
  • Lambung, Merupakan tempat pancernaan secara kimia dan mekanik.
  • Usus memiliki klep spiral yang berfungsi memperluas bidang penyerapan dan memperrpanjang proses digesti.
  • Rectum, dari usus makanan kemudian disalurkan ke rectum dan kloaka. Dari kloaka sisa sisa makanan nantinya disalurkan keluar tubuh. Selain berfungsi sebagai tempat pengeluaran sisa makanan kloaka juga berfungsi sebagai tempat pengeluaran kencing dan sebagai saluran reproduksi.
Sistem Eksresi Hiu

Sistem eksresi pada ikan hiu terdiri dari sepasangan ginjal Urine dikumpulkan dalam tubulus segmental lalu menuju ke ureter dikeluarkan kepapila urogenitalis dan bermuara di kloaka bagian dorsal.

Sistem Reproduksi Hiu

Hiu secara seksual dimorfik dimana ada perbedaan visual antara jantan dan betina. Hiu jantan memiliki panggul yang dimodifikasi menjadi claspers sirip pelvis yang digunakan untuk pengiriman sperma. Gulungan Claspers terbentuk dari tulang rawan. Hiu jantan juga telah memiliki testis. Testis internal terletak di ujung anterior tubuh di dalam rongga organ epigonal. Kantung kemih dan saluran reproduksi bergabung bersama untuk membentuk sinus urogenital. Dari sinus urogenitak ini akhirnya sperma dilepaskan ke dalam alur dari claspers dan kemudian disampaikan ke betina selama kopulasi.

Pada hiu betina memiliki ovarium internal yang ditemukan di anterior dalam rongga tubuh dan berpasangan. Ovarium kiri sering lisis atau tidak ada telur. Sekali telur dilepaskan dan dibuahi, sebuah horny shell atau membran dikeluarkan disekitar membran ketika telur melewati kelenjar. Beberapa hiu menghasilkan sebuah shell yang tangguh dan dapat melindungi anaknya. Dalam spesies lain telur berkenbang dan menetas didalam rahim betina. Telur yang dihasilkan oleh tiap spesies sangat bervariasi. Ukuran diameter telur hiu sekitar 60 atau 70 mm dan terbungkus dalam kulit hingga diameter keseluruhannya dapat mencapai 300 mm.

Selama sanggama hiu jantan dan betina berhadapan. Hiu jantan memasukkan salah satu claspers ke dalam kloaka betina. Sperma terkandung dalam paket sperma yang disebut spermatophores. Sperma ini kemudian disalurkan ke hiu betina melalui saluran clasper. Perbedaan lain antara hiu jantan dan betina dari beberapa spesies ikan hiu adalah ketebalan kulit mereka. Kulit hiu biru betina hampir dua kali lebih tebal dibandingkan hiu jantan. Hal ini diyakini karena kekejaman perkawinan. Jantan akan sering menggigit betina selama kopulasi sehingga meninggalkan hiu betina dengan keadaan luka. Tanpa ketebalan ekstra betina kulit bisa terluka parah.

Ada tiga model reproduksi dalam hiu. Secara umum kebanyakan hiu bersifat ovovivipar, namun ada beberapa hiu yang bertelur. Bentuk yang paling maju disebut viviparity. Hal ini terjadi ketika hiu betina menyediakan makanan bagi embrio yang ada dalam tubuhnya. Makanan ini disebut sebagai sekresi susu uterus atau melalui koneksi plasenta.

Reproduksi hiu yang kedua disebut ovoviviparity. Hal ini mirip dengan viviparity karena telur dibuahi, menetas dan berkembang di dalam tubuh hiu betina kemudian anak di lahirkan. Dalam hal ini embrio tidak menerima makanan langsung dari ibunya melainkan dari cadangan makana daris sel telur. Cara reproduksi hiu yang terakhir adalah oviparity. Telur hiu diletakkan di ganggang atau koral. Setelah telur aman telur tidak menerima perlindungan atau makanan dari induknya.

Sistem Saraf dan Indera Hiu

Sistem Saraf pada Hiu


  •       Systema Nervossum Central (SNC) yang terdiri dari otak dan Medulla Spinalis.

  •      Systema Nervossum Peripherium (SNP) yang terdiri dari 10 pasang Nervus Cranialis dan Nervus Spinalis.

  •    Systema Nervus Otonom (SNO) yang terdiri dari Nervus Sympaticus dan Nervus Parasympaticus yang bekerja antagonis.
Sistem Indera Hiu

Sistem indera terdiri dari sacous olfactorius atau cekungan hidung, organon vesus atau mata, organon auditorius yang berfungsi untuk mendengar, dan gurat sisi.

Sumber :

Cari

Copyright Text