Bunga Bushman

Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Gentianales
Famili
: Apocynaceae
Subfamili
: Rauvolfioideae
Genus
: Acokanther
Spesies
: Acokanthera oppositifolia


Nama Acokanthera berasal dari sebuah bahasa Yunani yang mengacu pada antera tajam dalam  bunga dan mengacu pada susunan kebalikan dari sebuah daun pada ranting (Gembong,2010).

Tanaman  ini  merupakan salah  satu dari tiga  anggota  Acokanthera. Tanaman  ini  satu  famili  dengan tanaman hias daerah tropis seperti kamboja, alamanda, oleander, lily dan impala. Famili ini ditandai dengan memiliki bunganya wangi manis serta lengket susu getah yang sering beracun.

Habitat

Acokanthera oppositifolia  yang biasanya  terkenal dengan nama tanaman Bushman adalah sebuah tumbuhan yang banyak ditemukan di daerah Afrika Selatan. Tumbuhan ini banyak juga ditemukan di daerah - daerah beriklim panas dan biasanya banyak tumbuh di bawah naungan vegetasi lain di hutan dan semak rumpun.

Morfologi dan fisiologi

Acokanthera oppositifolia adalah tumbuhan semak besar atau pohon kecil yang tingginya mencapai 3,5 meter dan sesekali bisa mencapai  6 meter, tanaman ini ditemukan di bagian  timur  dan tengah Afrika  dan juga  beberapa tempat bagian barat Afrika. Tumbuhan yang satu ini ternyata  jarang sekali  bercabang  dengan  mahkota dedaunan  hijau  yang  tebal. Tumbuhan  Acokanthera oppositifolia ini mengandung lateks (ini yang merupakan sebuah karakteristik  dari keluarga ini) dimana alakaloid dan glikosida terjadi.

Bunga

Bunga dari tanaman Acokanthera oppositifolia ini berwarna putih atau biasanya juga ber-warna  merah muda serta bunganya pun berbau sedap dan sangat menggoda. Bunga dari tumbuhan  Acokanthera oppositifolia  ini  berbentuk  bunga  kecil dengan 5 kelopak putih dengan ukuran  sekitar 2 mm. Bunganya ini   berbentuk seperti tabung  yang  panjang dan ramping dengan semburat yang berwarna merah muda. Meskipun bunga  dari tumbuhan Acokanthera oppositifolia  ini kecil-kecil tetapi pada saat bunganya sedang mekar,  aroma wanginya dapat dinikmati oleh kita sampai dengan radius 50 meter, dan aroma bunganya pun sangat fantastis.

Daun dan Biji

Daun dari  tanaman Acokanthera oppositifolia ini berwarna hijau tua. Daunnya pun tebal, runcing, kaku dan  berbentuk bulat  panjang. Selain itu  daunnya terlihat mengkilap. Daun tanaman ini juga mempunyai  ukuran panjangnya 5 - 10 cm dan  mempunyai lebarnya 2-5 cm. Tanaman  Acokanthera oppositifolia ini  berbiji dua atau satu (dengan absorbsi). Rata di satu sisi, mempunyai panjang sekitar 6 mm (dalam buah-buahan kecil) dan mempunyai ukuran panjang sekitar 1-2 cm (dalam buah-buahan besar).

Manfaat

Tumbuhan  Acokanthera oppositifolia ini  juga  mengandung  glikosida  jantung  beberapa   diantaranya Acovenoside adalah senyawa utama, dengan konstituen minor yang meliputi Ouabain berburu racun bahan terkenal.  Acovenoside A itu sangat beracun dan dapat me-
nyebabkan kematian  bahkan  dengan  dosis menit. Getah susu  tumbuhan ini  banyak  di-gunakan  oleh bushmen tradisional ( khoisa ) untuk  membentuk  bagian dari koktail  yang  bisa dimanfaatkan untuk meracuni ujung panah  mereka  supaya beracun sehingga dapat dimanfaatkan untuk berburu.

Oleh karena itu, tumbuhan  Acokanthera  oppositifolia saat ini terkenal sebagai tanaman yang beracun.  Meskipun  demikian, tanaman  Acokanthera oppositifolia ini juga mempunyai  banyak  manfaat. Antara lain  untuk pengobatan  akibat gigitan laba-laba, penawar  bisa ular, mengobati  sakit perut, mengobati  penyakit  antrax, mengobati sakit gigi, mengobati pilek serta  menghilangkan cacing pita pada inangnya itu.

Selain itu pula, berdasarkan  hasil dari  penelitian  menunjukkan  jika aktivitas antioksidan dari ekstrak batang Acokanthera oppositifolia sebagaimana ditentukan oleh 1,1 -Diphenyl – 2 - pikrilhidrazil (DPPH), dan besi mengurangi properti antioksidan (FRAP) metode, yang tinggi. Dengan demikian, hasil ini menunjukkan dengan jelas bahwa ekstrak  Acokanthera  oppositifolia memiliki sifat antioksidan dan bisa berfungsi  sebagai  inhibitor radikal bebas atau pemulung, bertindak mungkin sebagai antioksidan primer.

Daftar pustaka :








Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta. Gajah Mada University Press

Cari

Copyright Text