Ikan Bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan
populer di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih
ada dalam familia Chanidae (bersama enam genus tambahan dilaporkan pernah ada
namun sudah punah).
Mereka hidup di
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar
pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas
hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair
payau, dan kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut
kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.
Ikan muda disebut nener
dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak. Di sana
mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup
besar (biasanya sekitar 25-30 cm) bandeng dijual segar atau beku. Bandeng
diolah dengan cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.
Kingdom
|
: Animalia
|
Phylum
|
: Chordata
|
Sub Phylum
|
: Vertebrata
|
Class
|
: Pisces
|
Sub class
|
: Teleostei
|
Ordo
|
: Malacopterygii
|
Family
|
: Chanidae
|
Genus
|
: Chanos
|
Species
|
: Chanos chanos
|
Morfologi dan Anatomi
Ikan bandeng memiliki
tubuh yang berbentuk memanjang, padat, pipih, dan oval, perbandingan tinggi
dengan panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2), perbandingan panjang kepala dengan panjang total adalah 1
: (5,2 - 5,5) Kepala tidak bersisik. Mulut terletak di ujung dan berukuran
kecil. Rahangnya tanpa gigi. Mata tertutup oleh kulit bening (subcytuneus),
tutup insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan
radii branhiostegi, semua tertutup selaput membran branhiostegi. Sirip dada
terletak dekat/dibelakang tutup, insang dengan rumus jari-jari PI. 16-17.
Sirip, perut terletak di bawah perut, dengan rumus jari-jari VI. 10-11. Sirip
dubur terletak dekat anus dengan rumus jari-jari A 11. 8-9. Garis sisi (Linea
lateralis) terletak memanjang dari belakang tutup insang dan berakhir pada
bagian tengah sirip ekor.
Secara eksternal ikan
bandeng mempunyai bentuk kepala mengecil dibandingkan lebar dan panjang
badannya, matanya tertutup oleh selaput lendir (adipose). Sisik ikan banding
yang masih hidup berwarna perak, mengkilap pada seluruh tubuhnya. Pada bagian
punggungnya berwarna kehitaman atau hijau kekuningan atau kadang-kadang albino,
dan bagian perutnya berwarna perak serta mempunyai sisik lateral dari bagian
depan sampai sirip ekor. Pada ikan bandeng ukuran juvenil dan dewasa jumlah
sirip dorsal II :12-14, anal II: 8 atau 9, sirip dada I: 15-16, sirip bawah
I:10 atau 11 dan mempunyai sisik lateral dari bagian depan sampai caudal antara
75-85, dan tulang belakang berjumlah 44 ruas.
Makanan
Bandeng termasuk herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan). Ikan ini memakan klekap, yang tumbuh di pelataran kolam. Bila sudah terlepas dari permukaan tanah, klekap ini sering disebut sebagai tahi air. Pakan bandeng terutama terdiri dari plankton (Chlorophyceae dan Diatomae), lumut dasar (Cyanophyceae), dan pucuk tanaman ganggang (Nanas dan Ruppia). Tumbuh-tumbuhan yang berbentuk benang dan yang lebih kasar lagi akan lebih mudah dimakan oleh ikan bandeng bila mulai membusuk.
Reproduksi Ikan Bandeng
Setelah induk ikan bandeng telah matang gonad. Tahap selanjutnya yaitu pemijahan induk ikan bandeng. Pemijahan ikan bandeng secara alami terjadi didaerah pantai yang jernih dengan kedalaman 40-50 meter, dan ombak yang sedikit beriak karena sifat telurnya yang melayang.
Pemijahan bandeng berlangsung parsial, yaitu telur matang dikeluarkan sedangkan yang belum matang terus berkembang didalam tubuh untuk pemijahan berikutnya. Dalam setahun, 1 ekor induk bandeng dapat memijah lebih dari satu kali.. Jumlah telur yang dihasilkan dalam satu kali pemijahan berkisar antara 300.000-1.000.000 butir telur.
Pemijahan alami berlangsung dalam kelompok-kelompok kecil yang tersebar disekitar gosong karang atau perairan yang jernih dan dangkal disekitar pulau pada bulan maret, mei, dan September sampai januari. Bandeng memijah pada tengah malam sampai menjelang pagi. Sedangkan pemijahan buatan dapat dilakukan melalui rangsangan hormonal. Hormon yang diberikan dapat berbentuk cair atau padat. Hormone bentuk padat diberikan setiap bulan, sedangkan hormone bentuk cair diberikan pada saat induk jantan dan betina sudah matang gonad. Induk bandeng akan memijah setelah 2– 15 kali implantasi tergantung pada tingkat kematangan gonad. Pemijahan induk betina yang mengandung telur berdiameter lebih dari 750 mikron atau induk jantan yang mengandung sperma tingkat 3 dapat dipercepat dengan menyuntikkan hormone LHRH-a pada dosis 30– 50 mikro gram/kg berat tubuh atau dengan hormone HCG pada dosis 5000-10.000 IU/kg berat tubuh.
Indikator bandeng memijah adalah bandeng jantan dan bandeng betina berenang beriringan dengan posisi jantan dibelakang betina. Pemijahan lebih sering terjadi pada pasang rendah dan fase bulan seperempat. Dalam siklus hidupnya, bandeng berpindah dari satu ekosistem ke ekosistem lainnya mulai dari laut sampai ke sungai dan bahkan danau. Hal ini disebabkan karena bandeng memiliki kisaran adaptasi yang tinggi terhadap salinitas.
Habitat
dan Persebaran
Habitat ikan bandeng
adalah diperairan pantai, muara sungai, hamparan hutan bakau, lagoon, daerah
genangan pasang surut dan sungai. Ikan bandeng dewasa biasanya berada
diperairan littoral. Pada musim pemijaham induk ikan bandeng sering dijumpai
berkelompok pada jarak tidak terlalu jauh dari pantai dengan karakteristik
habitat perairan jernih, dasar perairan berpasir dan berkarang dengan kedalaman
antara 10-30 m.
Kemudian ikan yang muda
dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa
bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut
kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak
Daerah penyebaran ikan
Bandeng yaitu di laut tropik Indo Pasifik dan dominan didaerah Asia. Di Asia
Tenggara ikan bandeng berada didaerah perairan pantai Burma, Thailand, Vietnam,
Philipina, Malalysia dan Indonesia. Secara umum penyebaran ikan bandeng
tercatat berada di sebagian besar laut Hindia dan laut Pasifik kira-kira dari
40 BT-100 BB dan antara 40 LU - 40 LS. Penyebarannya sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan seperti phase bulan, pasang surut, arus air dan kelimpahan
plankton.
Nilai
Ekonomis
Ikan bandeng memiliki
rasa daging yang enak dan harga yang terjangkau. Khusus di daerah Jawa dan
Sulawesi Selatan, ikan bandeng memiliki tingkat preferensi konsumsi yang
tinggi. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan bandeng pada banyak diminta sebagai
umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan tuna (Thunnus spp.) dan cakalang (Katsuwonus
pelamis). Bandeng juga banyak diminta untuk keperluan induk.
Komposisi gizi per 100
gram daging bandeng adalah energi 129 kkal, protein 20 g, lemak 4,8 g, kalsium
20 mg, fosfor 150 mg, besi 2 mg, vitamin A 150 SI, dan vitamin B1 0,05 mg.
Protein bandeng cukup tinggi. Kondisi ini menjadikan bandeng sangat mudah
dicerna dan baik dikonsumsi oleh semua usia untuk mencukupi kebutuhan protein
tubuh, menjaga dan memelihara kesehatan serta mencegah penyakit akibat
kekurangan zat gizi mikro.
Sumber :