Lobster terdiri dari kepala dan
thorax yang tertutup oleh karapas dan memiliki abdomen yang terdiri dari enam
segmen. Karakteristik yang paling mudah untuk mengenali lobster adalah adanya
capit (chelae) besar yang pinggirnya bergerigi tajam yang dimiliki lobster
untuk menyobek dan juga menghancurkan makanannya. Lobster atau dapat juga
disebut dengan udang karang mudah dikenal karena bentuknya yang besar dibanding
dengan udang niaga lainnya. Gambaran morfologi udang karang, yaitu mempunyai
bentuk badan memanjang, silindris, kepala besar ditutupi oleh capace berbentuk
silindris, keras, tebal dan bergerigi. Mempunyai antenna besar dan panjang
menyerupai cambuk, dengan rostum kecil. Pada udang barong betina endopod pada
pleopod II tanpa appendix interna/stylamblys. Lobster secara umum memiliki
tubuh yang berkulit sangat keras dan tebal, terutama di bagian kepala, yang
ditutupi oleh duri-duri besar dan kecil. Mata lobster agak tersembunyi di bawah
cangkang ruas abdomen yang ujungnya berduri tajam dan kuat. Lobster memiliki
dua pasang antena, yang pertama kecil dan ujungnya bercabang dua, disebut juga
sebagai kumis. Antena kedua sangat keras dan panjang dengan pangkal antena
besar kokoh dan ditutupi duri-duri tajam, sedangkan ekornya melebar seperti
kipas. Warna lobster bervariasi tergantung jenisnya, pola-pola duri di kepala,
dan warna lobster biasanya dapat dijadikan tanda spesifik jenis lobster.
Udang karang (Panulirus sp) hidup pada beberapa
kedalaman tergantung pada jenis spesies dan lingkunga yang cocok. udang karang
(Panulirus sp) dapat hidup pada
kedalaman 5 – 30 meter. Udang karang berduri mempunyai penyebaran yang sangat
luas mulai dari daerah temperate hingga daerah tropik ( 45°
lintang utara sampai 45° lintang selatan ). Hidup mulai dari daerah intertidal
sampai perairan yang dalam. Banyak spesies yang hidup pada substrat yang
berbatu-batu, lumpur atau pasir dan membuat lubang. Palinuridae menyukai hidup
pada lubang atau celah-celah batu karang serta dasar dari terumbu karang.
Jenis-jenis udang ini menyebar dari daerah litoral sampai kedalaman 400 m di
daerah tropik dan sub tropik. Genus-genus dari panulirudae dalam pengelompokan
taksonominya menggunakan ciri morfologi dan berhubungan erat dengan letak
geografis atau garis lintang dan juga kedalaman air. Sebagai contoh, untuk
perairan dangkal di daerah equator akan dijumpai genus Panulirus. Keanekaragaman jenis Panulirus
sp di perairan daerah tropika lebih besar dari pada di daerah sub-tropika,
tetapi kelimpahannya relatif rendah. Lobster Hijau (Panulirus versicolor) Hidup pada perairan terumbu karang sampai
pada kedalaman beberapa meter. Biasanya mendiami tempat-tempat yang terlindung
di antara batu-batu karang dan jarang ditemukan dalam kelompok yang berjumlah
besar. Banyak terdapat diperairan barat Sumatera, selatan Jawa, perairan Nuasa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Halmahera.
Hampir sepanjang hidupnya udang
karang memilih tempat-tempat yang berbatu karang, di balik batu karang yang
hidup maupun batu karang yang mati, pada pasir berbatu karang halu, di
sepanjang pantai dan teluk-teluk. Karena itulah organisme ini dikenal dengan
nama udang karang atau lobster. Udang karang (Panulirus sp) kurang menyukai tempat-tempat yang sifatnya terbuka
dan terlebih arus yang kuat. Tempat-tempat yang disukai adalah perairan yang
terlindung. Berdasarkan pengalaman nelayan, udang karang banyak terdapat di
tempat-tempat yang memiliki kedalaman perairan 10 – 15m. Kebiasaan
hidupnyamerangkak di dasar laut berkarang, di antara karang-karang, di gua-gua
karang, dan di antara bunga karang. Berdasarkan kebiasaannya merangkak, maka
udang karang dapat dikatakan tidak pandai berenang, walaupun memiliki kaki
renang. Udang karang termasuk hewan nokturnal yang aktif pada malam hari keluar
meninggalkan sarangnya untuk mencari makan dan pasif di siang hari. Hewan
nokturnal memiliki memiliki aktivitas yang tinggi pada permulaan menjelang
malam dan berhenti beraktivitas dengan tiba-tiba ketika matahari terbit. Udang
karang (Panulirus sp) mengonsumsi
moluska dan echinodermata sebgai makanan yang paling digemarinya, selain ikan
dan protein hewan lainnya, terutama yang mengandung lemak, serta jenis algae. Pada
mulanya diperkirakan bahwa udang karang adalah scavenger, hal ini dikarenakan
lebih banyak dari udang karang memakana umpan yang terpasang pada perangkap.
Tetapi setelah dilakukan analisis isi lambing dan pengamatan di laboratorium,
ternyata pendapat tersebut tidak benar. Makanan dari udang karang adalah hewan
yang masih hidup atau baru saja dibunuhnya, dan lobster cukup selektif dalam
memilih makanannya.
Lobster dapat digolongkan sebagai binatang yang mengasuh
dan memelihara keturunannya walaupun sifatnya hanya sementara. Lobster betina
yang sedang bertelur melindungi telurnya dengan cara meletakkan atau
menempelkan butir-butir telurnya di bagian bawah badan (abdomen) sampai telur
tersebut dibuahi dan menetas menjadi larva udang. Menjelang akhir periode
pengeluaran telur dan setelah dibuahi, lobster akan bergerak menjauhi pantai
dan menuju ke perairan karang yang lebih dalam untuk penetasan. Jumlah telur
yang dihasilkan setiap ekor betina lobster dapat mencapai lebih dari 400.000
butir. Telur-trlur tersebut akan menetas dan berubah menjadi larva pelagis.
Selanjutnya dikatakan pula bahwa, udang karang (lobster) mempunyai daur hidup
yang kompleks. Telur yang telah dibuahi menetas menjadi larva dengan beberapa
tingkatan (stadium). Larva lobster memiliki bentuk yang sangat berbeda dari
yang dewasa. Larva pada stadium filosoma misalnya, mempunyai bentuk yang pipih
seperti daun sehingga mudah terbawa arus. Semenjak telur menetas menjadi larva
hingga mencapai tingkat dewasa dan akhirnya mati, maka selama pertumbuhannya,
lobster selalu mengalami pergantian kilit (moulting).
Pergantian kulit tersebut
lebih sering terjadi pada stadia larva. Secara umum dikenal adanya tiga tahapan
stadia larva, yaitu “naupliosoma”, ”filosoma”, dan “puerulus”. Perubahan dari
stadia satu ke stadia berikutnya selalu terjadi pergantian kulit yang diikuti
perubahan-perubahan bentuk (metamorphose) yang terlihat dengan adanya
modifikasi-modifikasi terutama pada alat geraknya. Pada stadia filosoma yaitu
bagian pergantian kulit yang terakhir, terjadi stadia baru yang bentuknya sudah
mirip lobster dewasa walaupun kulitnya belum mengeras atau belum mengandung zat
kapur. Pertumbuhan berikutnya setelah mengalami pergantian kulit lagi,
terbentuklah lobster muda yang kulitnya sudah mengeras karena diperkuat dengan
zat kapur. Bentuk dan sifatnya sudah mirip lobster dewasa (induknya) atau disebut
sebagai juvenile. Lama hidup sebagai stadia larva untuk lobster berbeda-beda
untuk setiap jenisnya. Lobster yang hidup di perairan tropis, prosesnya lebvih
cepat dibanding dengan yang hidup di daerah sub-tropis. Waktu yang diperlukan
untuk mencapai stadia dewasa untuk lobster torpis antara 3 sampai 7 bulan.
Beberapa Jenis Lobster Air Tawar
Cherax quadricarinatus (red claw)
Cirinya memiliki capit dengan
ujung yang berwarna merah khususnya untuk yang jantan. Dari nama latinnya,
quadricarinatus yang mempunyai arti empat buah lunas. Lobster ini banyak
dijadikan untuk makanan dan di tempat asalnya di Queensland Utara dijadikan
makanan untuk penduduk disana.
Cherax destructor
Cherax destructor merupakan jenis lobster air tawar yang paling
dikenal diantara 100 jenis lobster ait tawar yang hidup di Australia. Mereka
bisa dijumpai mulai dari daerah New South Wales hingga diselurah dataran benua
Australia. Sebaran yang luas menyebabkan mereka mampu beradaptasi mulai dari
daerah dingin di danau-danau berair dingin pegunungan Snowy, hingga daerah
beriklim panas. Cherax destructor boleh
dikatakan merupakan makanan orang suku asli Australia (aborigin). Setidaknya
hal tersebut telah dilakukan sejak 28.000 tahun lalu, berdasarkan temuan-temuan
arkeologis setempat.
Pada umumnya C. destructor dijumpai di danau-danau, rawa rawa, billabong,
bendungan, saluran irigasi, dan juga disungai-sungai. Mereka termasuk tahan
banting. Pada musim kering mereka akan bertahan hidup dengan cara membuat
luband didalam tanah. Bahkan mreka mampu membuat lubang hingga kedalaman 5
meter. Paa saat musim penghujan mereka kemudian keluar untuk mencari makan,
memijah dan bermigrasi.
Di habitat asalnya, C. destructor kadang-kadang disalahkan
sebagai penyebabnya runtuhnya bendungan. Hal ini biasanya terjadi apabila
dinding bendungan tersebut kurang dari 2 meter, dan sering terjadi perubahan
permukaan air, seperti biasa terjadi di sawah. Meskipun demikian kejadian
demikian jarang dijumpai pada dam-dam yang ketebalan dindingnya lebih dari 6
meter.
Procambarus clarkii
Procambarus clarkii berasal dari daerah Amerika Utara, di Louisiana
Lobster ini mempunyai warna tubuh dominan merah. Oleh karena itu mereka sering
disebut sebagai red swamp crayfish. Lobster dewasa berwarna merah gelap,
sedangkan yang masih muda berwarna merah kekelabuan. Untuk ukuran dewasa bisa
tumbuh hingga mencapai panjang 20cm.
Red swap crayfish diketahui
mempunyai toleransi lebar terhadap salinitas air, oleh karena itu mereka bisa
dijumpai baik di air tawar maupun air payau. Binatang ini suka membuat lubang
pada tepi sungai, rawa, dan tanggul saluran irigasi. Jenis crayfish ini di
daerah asalnya dijadikan sebagai menu santapan Cajun dan merupakan basis
aquacultur di daerah Louisina yang menguntungkan. Mereka juga telah
diperkenalkan keluar daerah asalnya untuk dibudidayakan.
Red swamp crayfish bersifat
sangat agresif, teritorial, dan rakus, sehingga mereka bisa menjadi ancaman
bagi hewan lain yang memanfaatkan sumberdaya yang sama. Mereka bahkan mampu
bersaing dengan jenis-jenis crayfish lokal. Sebuah penelitian di Spanyol
menunjukkan bahwa mereka mampu mengubah komunitas tumbuhan pada suatu lahan
basah disana. Oleh karena itu introduksi mereka ke daerah baru perlu
diperhatikan dengan seksama. Ada sebuah peringatan bahkan pernah dikeluarkan
agar Red swamp crayfish, jangan sampai masuk ke Australia, karena akan dapat
menyaingi jenis crayfish asli yang ada di negara tersebut.
Sumber :