Sejak jaman prasejarah, manusia
telah mengenal prinsip-prinsip pewarisan berdasarkan pengalaman mereka
sehari-hari. Varietas-varietas baru pada tumbuhan dan hewan yang kita jumpai
sekarang ini merupakan hasil kerja mereka dengam menseleksi tumbuhan dan hewan
dengan sifat-sifat khusus untuk digunakan sebagai induk dalam penyilangan.
Setelah bertahun-tahun kemudian manusia berhasil mendapatkan varietas-varietas
unggul dengan sifat khas yang mereka inginkan, seperti gandum berprotein
tinggi, sapi dengan produktivitas daging yang tinggi, rasa buah yang manis dan
besar-besar, dll. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa manusia telah
memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip genetika, meskipun masih
sederhana dan berdasarkan pengalaman semata (Campbell dan Mitchell, 2002).
Banyak sifat yang dimiliki
makhluk hidup yang menurun dari induk kepada keturunannya, sehingga sifat orang
tua dapat muncul pada anaknya atau bahkan sifat-sifat tersebut muncul pada
cucunya. Dahulu kala, ada anggapan bahwa penurunan sifat pada manusia
penurunannya melalui darah. Namun anggapan itu keliru, terbukti walaupun
seseorang menerima darah dari orang lain, sifat dari orang yang memberi darah
tersebut tidak menurun kepada orang yang menerima darah tersebut. Tiap spesies
memiliki ciri-ciri tertentu yang spesifik yang hampir sama dari generasi ke
generasi, bahkan ciri ini ada sejak dulu kala. Misalnya hewan gajah mempunyai
telinga yang lebar, mempunyai gading, tubuhnya besar, dan mempunyai belalai.
Ciri gajah tersebut sudah ada sejak gajah purba. Jadi ada ciri-ciri atau
sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke generasi atau
diturunkan dari induk kepada anaknya (Ganawati, 2009).
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotip)
akibat mutasi disbut mutan. Dalam kajian genetik mutan bisa dibandingkan dengan individu yang
tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau wild type). Drosopila
atau lalat buah berperan penting dalam beberapa pengujian genetika, seperti
dalam pengujian hipotesis Mendel II mendel
II (Suryo, 1995).
Gen – gen yang terdapat pada
kromosom yang sama menjadi terpisah, baru pertanma kali terlihat dengan
persilangan antara individu bermata putih denagn sayap mini pada
Drosophilla.Gen – gen tersebut terletak pada kromosom kelamin.Drosophila dapat
mengalami difesiasi, dimana mempengaruhi keseimbangan genetic karena beberapa
gen hilang sama sekali.Sifat mata sempit di tentukan oleh gen dominant yang
terangkai.Dapat disimpulkan bahwa sebagian dari kromosom (termasuk lokus gen
mata sempit) mengalami delasi, dan delasi ini dapat terjadi pada lalat betina
tetapi tidak pada lalat jantan.Delasi menyebabkan hilangnya mata normal dapat
memperlihatkan ekspesinya (Suryo, 1995).
Jumlah gen yang sebenarnya
mengendalikan semua segi deferensiasi seksual tidak diketahui untuk eukariota
yang manapun, tetapi pada kebanyakkan eukariota diploid gen-gen terbatas pada
suatu pasangan kromosom, yaitu kromosom seks, biasanya disebut sebagai
kromosom-kromosom X dan Y. Betina diberi istilah kelamin homogenetik dan yang
jantan disebut heterogenetik, yang berarti bahwa sejauh mengenai kromosom seks.
Betina hanya menghasilkan telur-telut
memawa X, sedangkan jantan menghasilkan sperma membawa X dan Y karena
keturunan pada XX adalah betina dan keturunan berupa XY adalah jantan pewarisan
kromosom X akan mengikuti pula, dimana jantan akan meneruskan kromosom X nya
kepada keturunan betinanya, sedangkan betina akan menuturunkan kromosom X nya
kepada keturunan jantan dan betinanya. Berlakulah bahwa jantan akan selalu mewarisi kromosom X nya
dari ibu karena bapaknya pasti telah menyumbang Y (Goodenough, 1984).
Gen-gen pada Drosophila
melanogaster dan Drosophila simulans, dimana mutasi scarlet (st) dalam kromosom
pada D. melanogaster, bila disatukan dari kromosom D. simulans yang memiliki
scarlet (st/st) yang fenotipnya sama dengan mata scarlet homozigot
masing-masing species. Sebaliknya suatu hybrid yang membawa scarlet dari suatu
species dan scarlet (mutasi lain dalam dari mata) dari lalat yang lain sehingga
genotipnya memiliki warna merah bata (normal) seperti lalat tipe liar (normal).
Dengan mendeteksi berangkai (linkage) pada Drosophila normal yaitu adanya
kenyataan bahwa peristiwa pindah silang tidak terjadi pada lalat jantan.
Sebagai contoh uji silang mengenai gen-gen untuk dua macam warna mata ialah
coklat (bw) dan merah padam atau scarlet (st) menunjukkan adanya pemilihan
secara bebas pada lalat normal (Kimball, 1998).
Persilangan susunan sis
(coupling) dan susunan trans (repulsion) sebagai dua aspek dari suatu peristiwa
yang disebut tautan gen. Morgan menduga bahwa bagian kromosom homolog dapat
saling bertukar pada saat berpasangan selama proses meiosis. Ini dapat
menyebabkan terjadinya tipe rekombinan baru ( Crowder, 1990).
Pewarisan kromosom X tertentu
dapat dihubungkan dengan pewarisan sifat yang berpautan seks, dengan kuat
mendukung tesis bahwa gen-gen pada kromosom X bertanggung jawab untuk
menimbulkan sifat ini. Gen-gen yang berpautan seks tidak hanya memisah tetapi
juga memilih secara bebas dari gen-gen yang terdapat pada autosom (Goodenough,
1984).
Determinasi seks merupakan penentuan jenis kelamin suatu organisme yang
ditentukan oleh kromosom seks (gonosom). Untuk lalat buah dikenal satu pasang
kromosom seks yaitu kromosom X dan kromosom Y. Individu jantan terjadi jika
terdapat komposisi seks XY sedang betina jika komposisinya XX (Yatim, 1996).
Pautan seks merupakan suatu sifat
yang diturunkan yang tergabung dalam gonosom. Sebagai contoh adalah lalat buah
betina mata merah (dominant) dikawinkan dengan lalaty buah jantan mata putih
(resesif). Maka F1 semuanya bermata merah tetapi pada F2 semua yang bermata
putih adalah jantan. Hal ini menunjukkan bahwa sifat “berwarna putih” merupakan
sifat yang terpaut pada kromosom Y. Mutasi merupakan perubahan gen dari bentuk
aslinya, sedangkan individu yang mengalami mutasi disebut mutan, jenis-jenis
mutasi terdiri dari mutasi kromosom merupakan proses perubahan susunan atau
jumlah dari kromosom yang menyebabkan perubahan sifat individu lazim disebut
aberasi dan yang kedua adalah mutasi gen yaitu perubahan gen dalam kromosom
(letak dan sifat) yang menyebabkan perubahan sifat individu tanpa perubahan
jumlah dan susunan kromosomnya lazim disebut mutasi saja (Dwijoseputro, 1977).