Managemen Pakan Pada Udang 2

BAB II
PENGELOLAAN PAKAN

Pakan merupakan salah satu aspek penting dalam setiap aktivitas budidaya  akuatik. Pakan merupakan faktor produksi terbesar dan  mencapa  50%  atau lebih dari total biaya operasional, sehingga perlu dikelola dengan baik agar dapat digunakan secara efisien bagi kultivan. Program pemberian pakan yang baik sangat diperlukan untuk memperoleh hasil maksimal dalam kegiatan budidaya udang maupun ikan.

Beberapa hal penting perlu diperhatikan selama pemberian pakan pada hewan
budidaya, antara lain :
  1. Pakan berkualitas merupakan hasil formulasi dengan menyediakan nutrient sesuai dengan kebutuhan kultivan yang akan dipelihara, diproduksi dengan kualitas baik dimana nutrien yang ada dapat tercerna secara maksimal.
  2. Gunakan pakan yang attraktif, palatabilitas tinggi, serta size/ukuran yang sesuai dengan hewan yang dipelihara.
  3. Pertahankan kualitas pakan melalui penyimpanan dan penangan yang baik dan benar;
  4. Berikan pakan pada kultivan dengan jumlah dan frekuensi yang tepat sesuai dengan jumlah dan ukuran populasi.
  5. Distribusikan pakan secara merata pada media budidaya (tambak, kolam dsb) sehingga semua udang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pakan.
  6. Lakukan pngaturan pakan berdasarkan kualitas air dan nafsu makan udang.
A.      Persentase pakan
Pengaturan jumlah pakan senantiasa dilakukan sesuai dengan tingkat nafsu makan, pertumbuhan dan mortalitas udang. Jika pakan diberikan terlalu sedikit dapat berakibat pertumbuhan lambat, bahkan memicu kanibalisme terutama pada pemeliharaan dengan kepadatan tinggi. Demikian pula sebaliknya, pemberian pakan berlebih dapat menimbulkan masalah. Selain sebagai limbah, sisa pakan dapat menyebabkan penurunan mutu air di tambak.

Seberapa besar jumlah pakan yang dikonsumsi oleh udang dipengaruhi oleh beberapa  faktor, yaitu : jenis pakan, ukuran udang, suhu air, padat tebar, cuaca, kualitas air dan status kesehatan udang itu sendiri. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan guna memaksimalkan penggunaan pakan bagi kultivan.

Tabel 1. Persentase pakan yang diberikan berdasarkan berat udang.
Ukuran udang (g)
Pakan tambahan
Pakan lengkap
0-3
10%-4%
15%-8%
3-15
4%-2,5%
8%-4%
15-40
2,5%-2%
4%-2%

Untuk menghitung jumlah pakan harian yang diberikan pada kultivan adalah dengan mengalikan total biomas udang dengan persentase pakan sesuai dengan berat udang seperti tercantum pada Tabel di atas.


Total biomas = jumlah populasi udang x berat individu rata-rata

Penentuan berat individu diupayakan seakurat mungkin untuk menghindari kesalahan dalam penentuan jumlah pakan harian. Hal ini dilakukan dengan melakukan sampling pertumbuhan tiap 10-14 hari sekali. Jumlah sampel minimal 30 ekor. Tetapi jika variasi ukuran terlalu besar, maka jumlah sampel ditingkatkan dua kali lipat. Untuk hasil yang lebih baik seharusnya udang ditimbang satu per satu.

B.     Frekuensi Pemberian Pakan
Frekuensi pakan ditentukan berdasarkan tingkat kestabilan pakan dalam air dan laju konsumsi pakan oleh udang. Pemberian pakan lebih sering dapat memperbaiki rasio konversi pakan, serta mengurangi jumlah nutrien yang hilang (leaching). Pada stadia benih, frekuensi pakan lebih sering oleh karena laju metabolisme pada saat itu sangat tinggi. Idealnya, udang stadia post larva diberi pakan setiap 2-3 jam sekali (12-8 kali sehari). Seiring dengan pertumbuhan udang di tambak, maka frekuensi pakan dapat dikurangi dan umumnya maksimum 6 kali selama 24 jam.

C.    Rasio Konversi Pakan (FCR)
FCR merupakan salah satu indikator seberapa jauh pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh udang untuk mendukung pertumbuhan dan sintasan. FCR menggambarkan jumlah  pakan yang diperlukan untuk menaikkan 1 kg berat udang. Semakin rendah nilai FCR, maka pakan digunakan semakin efisien. Umumnya nilai FCR kurng dari 2 masih dinyatakan baik. FCR yang tinggi kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: over feeding, defisiensi nutrien tertentu, kualitas air yang buruk. Faktor-faktor tersebut perlu terus dimonitor, sehingga program pemberian pakan lebih efisien.

D.    Attraktabilitas dan Palatabilitas
Formulasi pakan dengan nutrisi seimbang akan sia-sia jika tidak  dapat dikonsumsi oleh udang. Attraktabilitas dan palatabilitas (cita rasa) pakan menjadi penting untuk setiap pakan yang dihasilkan. Pada saat pakan diberikan, attraktan (asam amino) dari pakan lepas ke air dan dideteksi oleh kemoreceptor yang menyebar  di seluruh tubuh udang. Udang makan atas dasar penciuman dan bukan penglihatan, sehingga pakan harus mengandung attraktan yang baik sehingga mudah dikenali oleh udang. Pada saat udang mulai mengambil pakan, palatabilitas (cita rasa) menjadi penting dan menentukan apakah pakan yang diberikan ditelan atau tidak. Attraktan umumnya berasal dari bahan-bahan hewani (tepung ikan, tepung udang, tepung cumi dsb) dan sudah tersedia dalam pakan. Namun dalam prakteknya, nafsu makan udang sering dipacu dengan menambahkan attraktan dari luar seperti penggunaan silase ikan, silase biomas artemia dan sebagainya.

E.     Penyimpanan Pakan
Salah aspek penting dalam pengolaan pakan adalah aspek penyimpanan. Pakan termasuk produk yang mudah rusak, sehingga perlu disimpan dan  ditangani dengan baik untuk menghindari terjadinya hilangnya nutrien tertentu, terjadinya bau tengik, dan tumbuhnya jamur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama penyimpanan pakan adalah sebagai berikut :
  1. Pakan harus disimpan ditempat yang kering, dingin dan berventilasi
  2. Pakan disimpan di atas rak papan dan jangan simpan di atas lantai secara langsung
  3. Pakan harus terhindar dari sinar matahari langsung
  4. Pakan jangan disimpan lebih dari tiga bulan
  5. Pakan yang sudah rusak jangan digunakan.

Cari

Copyright Text