Managemen Pakan Pada Udang 1

BAB I
PENDAHULUAN

Peningkatan produksi perikanan budidaya  secara global  rata-rata mecapai 8,9% per tahun sejak tahun 1970. Bila dibandingkan dengan sektor perikanan tangkap dan peternakan dalam kurun waktu yang sama masing-masing hanya mencapai 1,2 dan 2,8 % per tahun. Namun demikian, dalam lima dekade mendatang, maka produksi budidaya harus bertumbuh hingga lima kali lipat untuk mensuplai kebutuhan populasi.

Salah satu faktor penting dalam mendukung hal tersebut di atas adalah penyediaan nutrisi. Nutrisi  dan pemberian pakan memegang peranan penting untuk kelangsungan usaha budidaya hewan akuatik. Penggunaan pakan yang efisien dalam suatu usaha budidaya sangat penting oleh karena pakan merupakan faktor produksi yang paling mahal. Oleh karena itu, upaya perbaikan komposisi nutrisi dan perbaikan efisiensi penggunaan pakan perlu dilakukan guna meningkatan produksi hasil budidaya  dan mengurangi biaya pengadaan pakan, serta meminimalkan produksi limbah pada media budidaya. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan pemahanan tentang nutrisi dan kebutuhan nutrien dari kultivan, teknologi pembuatan pakan, serta kemampuan dalam pengelolaan pakan untuk setiap tipe budidaya dari kultivan tertentu.

A.    Pakan dalam Akuakultur

Seperti pada organisme lainnya, hewan akuatik memerlukan nutrien esensial untuk proses pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian jaringan yang telah rusak, pengaturan beberapa fungsi tubuh, serta untuk mempertahankan kondisi kesehatan. Seiring dengan usaha intensifikasi budidaya, maka ketergantungan pada sediaan pakan alami semakin berkurang dan sebaliknya suplai energi semakin banyak ditentukan oleh pakan buatan yang diberikan. Dalam hal ini diperlukan pakan dengan kadar nutrisi yang seimbang serta pemberian yang cukup untuk mendukung pertumbuhan yang optimal dan pada akhirnya untuk peningkatan pendapatan hasil usaha budidaya. Sebaliknya penggunaan pakan yang tidak  bermutu berdampak pada respon pertumbuhan yang rendah, mudah terserang penyakit, serta dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, perpaduan antara penggunaan pakan berkualitas tinggi serta tingkat pengelolaan yang lebih baik telah terbukti memperbaiki efisiensi penggunaan pakan, penurunan biaya pengadaan pakan, serta mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

Salah satu prinsip yang perlu diketahui dalam penerapan pakan untuk kepentingan budidaya adalah program pemberian pakan secara efektif (effective feeding program). Hal ini memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan nutrien dari kultivan yang akan dipelihara, kebiasan dan tingkah laku makan, serta kemampuan kultivan dalam mencerna dan menggunakan nutrien esensial yang diberikan. Pakan yang diberikan harus  mampu menyediakan nutrien yang dibutuhkan oleh kultivan seperti protein dan asam amino esensial, lemak dan asam lemak, energi, vitamin, dan mineral. Dengan demikian, kualitas pakan pada akhirnya ditentukan oleh tingkat nutrien yang tersedia bagi kultivan.  Hal ini penting oleh karena baik ikan maupun udang memerlukan pakan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga nilai energi dari suatu pakan turut menetukan tingkat efisiensnya.

Disamping itu, pengelolaan pakan harus dilakukan sebaik mungkin dengan memperhatikan apa, berapa banyak, kapan, berapa kali, dan dimana ikan /udang diberi pakan. Penerapan feeding regime hendaknya disesuaikan dengan tingkah laku ikan, serta siklus alat pencernakan guna memaksimalkan penggunaan pakan. Disamping itu, upaya mengurangi limbah pakan tidak hanya berpengaruh terhadap biaya produksi tetapi juga berdampak pada terpeliharanya lingkungan budidaya.

B.     Pakan dan Lingkungan

Limbah hasil budidaya dapat berupa : (a) bahan padatan, terutama berupa sisa pakan, kotoran ikan (feces), serta koloni bakteri; (b) bahan terlarut, seperti amoniak, urea, karbondioksida, fosfor dan hidrogen sulfida. Limbah ini akan meningkat seiring dengan konversi pakan yang rendah. Pada kondisi ini diperlukan penyesuaian jumlah pakan untuk mencegah terjadinya penumpukan sisa pakan yang dapat meningkatkan polusi baik pada media budidaya, hamparan sekitar media peliharaan, dan sekaligus pada daerah perairan pantai (coastal zone).

Penerapan pakan yang ramah lingkungan merupakan suatu keharusan sebagai upaya untuk berbudidaya yang berkelanjutan. Hal ini dapat ditempuh dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Pakan diformulasi dengan komposisi nutrien yang seimbang (well-balanced diet) seperti ketersediaan asam amino yang cukup, protein: energi rasio yang seimbang sehingga -N banyak yang terasimilasi dalam tubuh dan sedikit -N yang diekskresikan oleh ikan.
  2. Total fosfor dalam  pakan hendaknya disesuaikan dengan organisme yang akan dipelihara. Bahan baku yang memiliki ketersediaan fosfor yang tinggi lebih baik digunakan.
  3. Gunakan bahan yang memiliki kecernaan tinggi guna mengurangi limbah organik dari pakan.
  4. Perbaikan stabilitas pakan melalui penggunaan binder yang efisien serta teknologi pembuatan pakan yang baik.
  5. Penggunaan sumber protein alternatif selain tepung ikan perlu pengkajian lebih lanjut.
  6. Hindari penggunaan bahan baku asing (exotic feedstuff) yang kemungkinan mengandung  zat yang dapat menghambat pertumbuhan, kecuali ada metode tertentu untuk mendeteksi dan menghilangkan zat tersebut dalam pakan.

Cari

Copyright Text