EFEKTIVITAS PEMBERIAN FORMULASI SUBSTRAT TAMBAHAN BERUPA PATI SINGKONG (Manihot utilissima) DAN CACING TANAH (Lumbriscus terestris) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) 6

BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan Januari 2014 hingga Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

B.       Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan meliputi neraca analitik, akuarium 150x50x50cm, oven, aerator, penggaris, box plastik, selang aerator, batu aerator, selang air, busa filter, pompa filter, karang filtrasi, blender, termometer, heater, bunsen, eksikator, labu kjeldahl, alat ekstraksi soxhlet, gelas ukur, gelas beker, tabung erlenmeyer, refrakto meter, porselen,  magnetic stirrer, DO meter, pH meter, spatula, dan tabung reaksi. Bahan yang digunakan meliputi lobster air tawar dengan usia 4 bulan sebanyak 90 ekor, singkong, cacing tanah dan akuades.

C.      Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (Tabel 2), yaitu variasi proporsi pakan (pelet dan formulasi substrat) dengan perbandingan berat dalam gram. Formulasi substrat berupa cacing tanah (Lumbriscus terestris) dan pati singkong (Manihot utilissima) dengan perbandingan 3 : 1.
Tabel 3. Variasi Proporsi Pakan (%) untuk lobster air tawar.
Perlakuan
Proporsi Pakan (%)

Pelet Pabrik
Formulasi Substrat
P1
100
0
P2
85
15
P3
70
30
P4
55
45

D.      Cara kerja

1.         Pembuatan Pakan
Singkong dicuci bersih kemudian dicincang lembut menggunakan blender hingga menjadi bubur. Bubur singkong disaring dan diperas sehingga terpisah antara daging umbi dan patinya. Pati singkong dikeringkan menggunakan oven, sehingga berbentuk serbuk. Cacing tanah dipilih yang masih hidup. Cacing tanah dicuci bersih kemudian dicincang lembut menggunakan blender hingga lembut. Pati singkong dikeringkan menggunakan oven, sehingga berbentuk serbuk. Formulasi substrat berupa cacing tanah dan pati singkong dicampur dengan perbandingan berat gram sebesar 3:1. Pelet pabrik dihaluskan dengan blender hingga menjadi bubuk. Pelet pabrik dan formulasi substrat dicampur dengan air hangat sebagai pelarut sampai berbentuk pasta.

2.         Pelaksanaan Percobaan
Dipersiapkan sebanyak 3 akuarium dengan aerator, filtrasi dan heater air. Masing-masing akuarium diisi air hingga setengah tinggi total volume akuarium. Lobster air tawar dimasukkan ke dalam akuarium masing-masing sebanyak 30 ekor. Sebelum perlakuan, dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu terhadap Lobster air tawar selama 10 hari. Selama aklimatisasi Lobster air tawar diberi makan pelet dua kali sehari yaitu pada pukul 09:00 dan 15:00.

Setelah aklimatisasi, lobster air tawar diberi perlakuan dengan perbedaan variasi proporsi pelet pabrik dan formulasi substrat. Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pada pukul 08:00, dan 17:00. Jumlah pakan yang diberikan pada siang hari lebih sedikit dari pada pada malam hari yaitu sekitar 30% per bobot total per akuarium pada siang hari dan 60% per bobot total per akuarium pada malam hari. Pakan diberikan dengan dibuat pasta. Sisa pakan dan kotoran dibersihkan sebelum pemberian pakan pada pagi hari dengan cara disiphon.

Variabel yang diukur untuk mengetahui pertumbuhan lobster air tawar adalah berat udang dan panjang panjang. Berat dan panjang lobster air tawar diukur tiap seminggu sekali. Data kualitas air meliputi suhu, pH, DO dan salinitas diukur tiap seminggu sekali. Pengukuran dilakukan pagi hari sebelum pemberian pakan. Pengujian kadar protein, lemak, dan karbohidrat pakan dilakukan sekali yaitu pada awal penelitian.

3.         Analisis Nutrisi Pakan
Analisis nutrisi pakan meliputi pengukuran kadar air dengan metode thermogravimetri, kadar abu dengan metode kering, kadar lemak dengan metode soxhlet, kadar protein dengan metode kjeldahl  serta kadar karbohidrat dengan metode carbohydrate by difference.

4.         Analisis Pertumbuhan Lobster Air Tawar

a.        Pengukuran Pertumbuhan Lobster Air Tawar
Pengukuran pertumbuhan meliputi 2 hal yaitu berat lobster air tawar yang ditimbang dengan menggunakan neraca analitik, serta pengukuran panjang lobster air tawar dari ujung kepala paling depan sampai pangkal sirip ekor dengan menggunakan mistar dan kertas milimeter.

b.        Laju Pertumbuhan Harian (Specific Growth Rate/SGR)
Laju Pertumbuhan Harian menurut Effendie  (1996) dihitung dengan menggunakan rumus:
SGR =  x 100%
Keterangan: Wt       = berat akhir lobster air tawar (gram)
      Wo      = berat awal lobster air tawar (gram)
t1         = waktu awal (hari)
t2         = waktu akhir (hari)
                              SGR    = laju pertumbuhan harian (%)

c.         Efisiensi Pakan
Efisiensi Pakan menurut Mokoginta et al. (1995) dihitung dengan rumus:
FE =   x 100 %
Keterangan:    Wt     = berat akhir lobster air tawar (gram)
Wo     = berat awal lobster air tawar (gram)
D       = berat lobster air tawar yang mati (gram)
F        = berat pakan yang diberikan (gram)

5.         Analisis Kelulushidupan Ikan Sidat
Derajat kelangsungan hidup menurut Effendie (1996) dihitung dengan menggunakan rumus:
S =   x 100 %
Keterangan:    S   =  derajat kelangsungan hidup (%)
Nt =  jumlah lobster air tawar di akhir penelitian
No            =  jumlah lobster air tawar di awal penelitian

E.       Teknik Pengumpulan Data
Data pertumbuhan lobster air tawar diambil setiap seminggu sekali selama 90 hari. Pengamatan pertumbuhan lobster air tawar dilakukan dengan menimbang berat dan mengukur panjang lobster air tawar sebagai parameter pertumbuhan yang dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Data hasil pengamatan dicatat pada data hasil penelitian. Kadar nutrisi pakan diukur sekali pada awal penelitian.

F.       Analisa Data

Untuk mengetahui nyata atau tidaknya pengaruh perbedaan proporsi pakan terhadap indikator pertumbuhan (pertambahan panjang dan berat), maka hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANAVA). Jika perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan atau menunjukkan beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Ranges Test) dengan taraf uji 5% untuk mengetahui letak perbedaan pengaruh antar perlakuan. 

Cari

Copyright Text