Digesti (Pemotongan Fragmen DNA)

Digesti merupakan proses pemotongan fragmen DNA dengan menggunakan suatu enzim khusus yaitu enzim restriksi. Enzim restriksi yang digunakan yaitu enzim restriksi endonuklease yang akan mengenali dan memotong fragmen DNA pada sekuen yang spesifik. Fragmen yang dipotong akan digabungkan dengan suatu fragmen DNA lain yang berperan sebagai vektor. Vektor merupakan molekul DNA yang dapat bereplikasi secara autonom yang akan memfasilitasi proses manipulasi dan identifikasi molekul DNA rekombinan yang terbentuk (Klug & Cummings, 1994).

Dan menurut Lodish (2004) digesti juga dinamakan dengan restriksi DNA. Restriksi DNA adalah proses pemotongan DNA baik untai ganda maupun untai tunggal dengan menggunakan enzim DNA restriksi (DNA nuklease) pada sisi spesifik yang dikenal sebagai sisi pengenalan (recognition site). Pada organisme, enzim ini digunakan untuk mendegradasi fragmen DNA asing yang masukke dalam sel, misalnya DNA virus. DNA organisme itu sendiri aman dari proses restriksi karena mengalami proses metilasi.

Prinsip dasar dari teknologi DNA rekombinan adalah sebuah golongan enzim yang disebut restriksi endonuklease. Enzim ini diisolasi dari bakteri, diperoleh dari namanya karena mereka membatasi atau mencegah infeksi virus dengan memotong asam nukleat yang datang. Enzim restriksi mengenal sebuah sekuen nukleotida spesifik dan menghasilkan suatu kerusakan dobel helix di dalam atau di dekat dari sekuens (Klug & Cummings, 1994).

Situs pemotongan enzim restriksi terdapat dua macam, yaitu di dalam lokus dan di tepi lokus, atau bisanya disebut eksonuklease dan endonuklease. Sedangkan hasil pemotongan terdapat dua yaitu, blunt end dan sticky end. Blunt end menghasilkan hasil akhir pemotongan yang tumpul, sedangkan pada sticky end menghasilkan pemotongan yang lancip. Pemotongan blunt end menghasilkan masalah ketika dicoba untuk diklonkan. Hal ini berbeda dengan hasil sticky end yang lebih efisien (Reece, 2004). Pemotongan enzim restriksi yang dapat menghasilkan ujung yang dinamakan “sticky” yang dapat saling menempel antara ujung DNA satu dengan ujung DNA yang lain. Kedua DNA dengan ujung sticky jika ditempatkan pada kondisi yang tepat, maka dapat membentuk molekul rekombinan dengan menempelkan kedua ujungnya. Penempelan kedua ujung dibantu oleh enzim ligase (Klug & Cummings, 1994).

Dua jenis enzim erestriksi endonuklease telah ditemukan, dan lebih dari 80 enzim dari ketiga tipe sudah dikenali. Enzim restriksi tipe I mengenali suatu DNA pada suatu lokasi secara acak pada beberapa jarak dari situs pengenalannya. Enzim restriksi tipe II mengenali suatu sekuens spesifik dan memotong dengan tepat kedua untai di dalam sekuens. Enzim restriksi tipe II ini, situs pengenalannya berupa palindromik yang membaca secara sama arah 5’ ke 3’ pada untai komplementer. Tipe III enzim restriksi mengenali urutan DNA yang spesifik dan memotong di dekat situs pengenalannya, biasanya sekitar 25 bp. Dari 3 jenis, enzim tipe II yang sering digunakan pada genetic engineering. Satu diantara enzim yang ditemukan berasal dari E. coli dan telah diberi nama ECoR1 (Klug & Cummings, 1994; Pierce, 2002).

Nomenklatur enzim restriksi berasal dari tiga huruf pertama dari singkatan untuk setiap enzim restriksi mengacu pada spesies bakteri dari mana enzim diisolasi (misalnya, Eco mengacu pada E. coli). Huruf keempat dapat merujuk pada strain bakteri dari mana enzim diisolasi (huruf "R" dalam EcoRI menunjukkan bahwa enzim ini diisolasi dari RY13 strain E. coli). Angka Romawi yang mengikuti huruf memungkinkan enzim berbeda dari spesies yang sama untuk diidentifikasi. Untuk kenyamanan, ahli genetika molekuler telah menyebutksn dengan istimewa pengucapan nama-nama tersebut, misal : EcoRI dilafalkan "echo-R-one," adalah HindIII "hin-D-three," dan HaeIII adalah "hae-three." lafal ini umum tidak mematuhi aturan-aturan formal dan hanya harus dipelajari (Pierce, 2002).

Enzim endonuklease restriksi yang sangat selektif dalam memotong untai DNA sangat bermanfaat bila diaplikasikan pada teknologi DNA rekombinan. Setiap enzim mengalami rangkaian 4-8 pasang basa tertentu yang terdapat dalam untai DNA. Bagian atas situs pada molekul DNA yang dikenali oleh enzim endonuklease restriksi dikenal sebagai situs pemotongan enzim. Rangkaian-rangkaian situs pemotongan DNA oleh enzim ini apabila terdapat dalam genom bakteri itu sendiri, biasanya dilindungi dengan adanya gugus metil pada residu basa adenine (A) dan sitosin (C), sehingga tidak dapat dipotong oleh enzim endonuklease yang dihasilkan oleh bakteri sendiri. Setiap enzim endonuklease restriksi memiliki situs pengenalan pemotongan yang berbeda dan sangat spesifik (Radji, 2011).

Enzim endonuklease restriksi yang berbeda, memiliki situs pemotongan yang berbeda, namun ada beberapa jenis enzim endonuklease restriksi yang diisolasi dari sumber yang berbeda memiliki situs pemotongan yang sama. Enzim-enzim endonuklease restriksi yang memiliki situs pemotongan yang sama disebut isochizomer (Radji, 2011).

Sekuens basa DNA pada situs pemotongan memiliki urutan basa yang sama pada untai DNA heliks ganda, yang dikenal dengan sekuens palindromik. Misalnya enzim EcoRI, yang diisolasi pertama kali oleh Herbert Boyer pada tahun 1969 dari Escherichia coli yang memotong DNA pada bagian antara basa G dan A pada sekuens GAATTC (Radji, 2011).

Enzim yang memotong molekul DNA heliks ganda tidak berhadapan langsung, tetapi selisih 2-4 basa menghasilkan potongan dengan ujung lengket, sedangkan enzim yang memotong pada tempat yang berhadapan menghasilkan ujung tumpul (Radji, 2011).


Enzim restriksi EcoRI, memotong molekul DNA pada urutan heksa-nukleotida 5’—GAATTC—3’ pada posisi antara basa G dan A. demikian pula pada urutan polindromiknya 3’—CTTAAG—5’ enzim EcoRI, juga memotong pada posisi antara basa A dan G. dengan demikian molekul DNA heliks ganda yang terpotong oleh enzim EcoRI, menghasilkan fragmen restriksi dengan kedua ujung yang lengket (Kurnia, 2011).



Perkembangan teknik-teknik biologi molekular, salah satunya menciptakan teknik digesti yang dapat diaplikasikan dalam penelitian genetik serta mempermudah dalam mendapatkan DNA yang mengkode gen spesifik dalam jumlah besar. Selain itu, digesti merupakan salah satu teknik yang mendukung studi ekspresi, struktur, dan organisasi gen. Metode tersebut juga mendukung perkembangan industri bioteknologi yang telah menghasilkan banyak produk di tingkat pasaran (Klug & Clummings, 1994).

Sumber :

Klug, W. S. & M. R. Cummings. 1994. Concept of genetics. 4th Ed. Prentice Hall, Englewood cliffs.

Kurnia, Ashfar. 2011. Dasar Teknologi DNA Rekombinan. Universitas Indonesia : Jakarta


Radji, M. (2011). Rekayasa Genetika; Pengantar untuk Profesi Kesehatan. Sagung Seto: Jakarta.

Cari

Copyright Text