Anatomi organ
reproduksi kucing jantan
Seperti karnivora pada umumnya, alat kelamin jantan pada
kucing terbagi dalam empat subbagian. Subbagian pertama meliputi testis,
epididimis, duktus deferens, korda spermatikus, dan tunika. Subbagian kedua
terdiri dari kelenjarkelenjar asesoris, subbagian ketiga penis, dan yang
terakhir uretra (Junaedi 2006; Constantinescu 2007).
Pada perkembangannya, testis kucing turun dan menempati
skrotum dalam waktu yang lambat. Testis berada dalam skrotum antara minggu
kedua dan ketiga setelah kelahiran. Bentuk testis membulat dan beratnya 1/750
sampai 1/1850 dari bobot badan. Panjang axis setiap testis berorientasi miring,
kranioventral. Tunika albugineanya tebal dan mediastinum testis terletak di
tengah testis. Arteri-arteri yang berjalan dalam tunika albuginea memberikan
karakteristik pada permukaan testis (Constantinescu 2007).
Epididimis melekat pada perbatasan dorsolateral dari testis.
Kaput epididimis di mulai dari medial permukaan testis, namun saat mencapai
posisi dorsolateral dilanjutkan menjadi korpus dan kauda. Kaput epididimis
sedikit melebihi kepala testis. Tunika albuginea epididimis lebih tipis
dibandingkan dengan albuginea testis. Panjang duktus epididimis 1.5 sampai 3 mm
dan berlikuliku. Kauda epididimis melekat pada ekor testis dengan ligamentum
pendek dari testis dan untuk fascia spermatic internal secara langsung (karena
fascia spermatic internal melekat pada kauda epididimis). Ligamen skrotum
bergabung dengan fascia spermatic internal menuju dartos. Duktus deferens
dimulai sebagai plexus sepanjang perbatasan epididimis dari testis dan medial
ke epididimis dengan arah kaudokranial karena posisi testis. Setelah melewati
duktus deferens, kaput epididimis masuk ke dalam korda spermatikus dan
berlanjut hingga cincin vaginal. Dalam rongga perut, duktus deferens membuat
kurva dalam arah dorsokaudal untuk memasuki rongga panggul dan mencapai uretra.
Dalam rute dari awal sampai akhir, mesoduktus deferens yang juga merupakan
bagian dari funikulus spermatikus, melekat ke duktus deferens. Sebelum mencapai
uretra, duktus deferens melintasi ureter di bagian ventral, kemudian melintasi
bagian dorsal dari ligamen lateral kandung kemih. Untuk mencapai uretra, duktus
deferens menembus kelenjar prostat dan membuka sisi lateral dari colliculus seminalis
(Constantinescu 2007).
Kelenjar assesoris yang berkembang pada kucing adalah
kelenjar prostat dan bulbouretralis sedangkan kelenjar vesikular tidak
berkembang. Kelenjar prostat memiliki dua bagian yaitu bagian badan dan
diseminasi. Bagian badan memiliki dua lobus, kiri dan kanan dengan permukaan
yang tidak rata. Kelenjar ini melekat pada dinding uretra bagian atap dan
lateral. Bagian diseminasi terdiri dari lobus-lobus kecil. Kelenjar
bulbouretralis bentuknya sangat kecil (memiliki 7diameter lebih dari 5 mm) dan
melekat pada dinding uretra bagian dorsolateral yaitu pada arcus ischiadicus
seperti terlihat pada gambar 4 (Constantinescu 2007).
Penis pada kucing (gambar 5) berada di ventral skrotum. Penis
disusun oleh dua buah corpora cavernosa, satu pada tiap sisi dan sebuah korpus spongiosum
yang berada di tengah. Pejantan dewasa memiliki glans penis pada bagian ujung
penis dengan panjang 5 sampai 10 mm, berbentuk kerucut yang mengarah ke caudal
dan memiliki 120 sampai 150 buah duri penis (penile spines) tergantung kadar
androgen setiap individu. Duri-duri penis dengan panjang dan diameter dasarnya
sebesar 0.1 sampai 0.7 mm ini berjejer membentuk 6 hingga 8 buah lingkaran
(Johnston et al. 2001).
Secara histologi, duri penis disusun oleh jaringan ikat inti
diselimuti epitel tanduk yang mirip dengan papilla pada lidah kucing. Peran
duri pada proses kopulasi belum diketahui secara pasti namun diperkirakan duri
ini berfungsi memberikan stimulasi seksual pada betina, menghalangi penarikan
penis dari vagina (oleh karena itu lokasinya adalah di ujung penis), atau
meningkatkan stimulasi betina untuk induksi ovulasi. Os penis pada kucing
berukuran panjang 3 sampai 5 mm dan berada di ujung glans penis pada kucing
jantan dewasa. Kucing tidak memiliki muskulus cremaster tetapi memiliki
musculus levator scrota yang berasal dari musculus sphincter anal externus dan
masuk ke dalam septum scrotal(Johnston et al. 2001).
Endokrinologi Reproduksi Kucing Jantan Fisiologi reproduksi
hewan jantan dikontrol secara endokrin oleh sekresi Hypothalamic Gonadotropin
Releasing Hormone (GnRH) pada tingkat paracrine di hipotalamus. GnRH merangsang
kelenjar hipofise anterior untuk mengekskresikan dua hormon gonadotropin, yaitu
Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH). Hipofise
anterior bertanggung jawab untuk berbagai hormon yang mengontrol banyak aspek
dari aktivitas fisiologis. LH merupakan perangsang utama testosteron di dalam
testis. Testosteron disekresikan oleh sel-sel leydig yang dirangsang oleh LH di
dalam testis. Jumlah testosteron yang diekskresikan akan berbanding lurus
dengan jumlah LH yang tersedia. Sedangkan FSH merupakan perangsang utama
terjadinya spermatogenesis. FSH akan berikatan dengan reseptor-reseptor FSH
spesifik yang melekat pada sel-sel sertoli dalam tubulus seminiferus.
Pengikatan ini mengakibatkan sel-sel tumbuh dan mengekresikan berbagai unsur
spermatogenik. Secara bersamaan testosteron yang berdifusi ke dalam tubulus
dari sel-sel leydig di dalam ruang interstisial mempunyai efek tropik yang kuat
terhadap spermatogenesis. Untuk mendorong terjadinya spermatogenesis dibutuhkan
FSH maupun testosteron. Walaupun rangsangan awal testosteron yang terjadi
sedikit, selanjutnya testosteron akan mempertahankan spermatogenesis untuk
waktu yang lama (Guyton & Hall 2005).
Keterangan gambar :
- Ductus deferens : saluran
sperma.
- Ureter : menghubungkan ginjal
dengan kandung kemih/vesica urinaria.
- Vesica urinaria : kantung kemih/kantung
urin.
- Colon : usus besar.
- Uretra : saluran pembuangan
urin.
- Tulang kemaluan.
- Kelenjar prostat.
- Rektum.
- Kelenjar bulbo-uretralis.
- Preputium : kulit pembungkus
penis.
- Penis.
- Testis : organ penghasil sperma.
Sumber :