Osifikasi adalah sebuah
proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan
jaringan penyambung seperti tulang rawan yang berkembang menjadi tulang keras.
Jaringan yang berkembang akan disisipi dengan pembuluh darah. Pembuluh darah
ini akan membawa mineral seperti kalsium dan menyimpannya pada jaringan
tersebut.
Proses pembentukan
tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai
dewasa. Proses terbentuknya tulang terjadi dengan 2 cara yaitu melalui
osifikasi intra membran dan osifikasi endokondral :
- Osifikasi
intra membran. Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi
jaringan tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Pada
proses perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu
ektoderm, medoderm, dan endoderm. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm,
yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak
berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi
intramembran.
- Osifikasi
endokondral. Proses osifikasi endokondral dimulai dengan ujung pada
jaringan kartilago yang disebut sebagai “pusat osifikasi primer” yang terlihat
sejak perkembangan periode fetal, walau beberapa tulang pendek memulai
proses osifikasi setelah kelahiran. Proses osifikasi kedua terjadi setelah
lahir dan membentuk epipisis dari tulang panjang dan tulang ekstremitas
dari tulang iregular dan pipih. Baik diapisis maupun epipisis dari tulang
panjang dipisahkan oleh bagian akrtilago (lempeng epipiseal). Saat anak
sampai pada maturitas skeletal (usia 18 hingga 25 tahun), seluruh jaringan
kartilago digantikkan dengan tulang, dengan jalan menyatukan diapisis dan
epipisis. Proses juga merupakan proses pembentukan tulang yang terjadi
dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago
(jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses
pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses
osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang
manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan
muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi.
Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang ini
tertanam dengan kuat pada matriks tulang.
- Sebagian besar tulang juga dapat terbentuk dari gabungan osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral. pada proses ini sel mesenkim berkembang menjadi kondroblast yang aktif membelah. sel-sel kondroblas yang besar mensekresikan matriks yang berupa kondrin. kondroblas berubah menjadi osteoblas yang menghasilkan osteosit dan menghasilkan mineral untuk membentuk matriks tulang. Tulang keras dewasa merupakan jaringan hidup yang tersusun atas komponen organik dan komponen mineral. Komponen organik terdiri atas protein berupa serabut kolagen, matriks ekstraseluler dan fibroblast, dengan sel-sel hidup yang menghasilkan kolagen dan matriks. Komponen mineral tersusun atas kalsium karbonat yang memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang. Selama kehidupan individu, osteoblas terus mensekresikan mineral, sedangkan osteoklast terus mengabsorb mineral. pasien rawat inap dan astronot, tulangnya serikali rapuh disebabkan proses reabsorbsi oleh osteoklast lebih cepat dibandingkan proses sekresi oleh osteoblast. Tulang-tulang orang yang telah berumur rapuh disebabkan komponen mineral dalam tulang tersebut mulai menurun produksinya.
Pembentukan tulang
rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula
pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan,
merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan
membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi
periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di
daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan
membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya
zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel
tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi
degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat
interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke
daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap
selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat
osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam
pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang
disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan,
sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur
dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal
cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan
diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh
osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan
osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah
permukaan.
Sumber :