Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “ichthyes” yang
artinya ikan dan Logos artinya ilmu. Dengan demikian ikhtiologi adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Ikan
didefinisikan sebagai binatang vertebrata yang berdarah dingin (polikiloterm),
hidup dalam lingkungan air, pergerakan dan kesetimbangan badannya terutama
menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan insang.
Ikhtiologi terbagi atas dua yaitu ikhtiologi sistematika dan ikhtiologi
fungsional. Ikhtiologi sistematika berbicara tentang morfologi ikan, sedangkan
ikhtiologi fungsional lebih mengarah pada fungsi organ pada ikan.
Pentingnya Mempelajari Ikhtiologi
Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu oleh
manusiadan kebutuhan akan informasi untuk kepentingan perdagangan dan industri
ataupunpariwisata.Sejak berabad-abad sebelum masehi bangsa China telah berusaha
untuk mengetahui tentang ikan dan cukup sukses menyebarluaskannya, begitu juga
dengan Mesir kuno, Yunani dan Romawi berhasil merekam variasi, kebiasaan, serta
kualitas dari berbagai jenis ikan. Sejak abad 18 studi tentang ikan
(Ichthyology) telah berkembang meliputi beberapa cabang utama, antara lain:
Klasifikasi, Anatomi, evolusidan genetika, Natural history dan Ekologi,
Fisiologi dan Biokimia. Konservasi/Pelestarian Lingkup kerja tersebut
dilaksanakan oleh organisasi international, petugas pemerintah, museum,
universitas, dan dunia Industri. Food and
Agriculture Organization.
Keuntungan mempelajari ikhtiologi sangat banyak, baik bagi para ahli
ikan yang professional maupun yang bukan. Sangat banyak orang-orang dari
profesi yang berbeda, telah memberi kontribusi tentang ikan.
Orang-orang yang memperdalam dan meneliti tentang aspek ikhtiologi
adalah orang-orang yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk belajar
dan mengajar tentang ikan. Perusahaan-perusahaan perikanan besar, manajemen
perikanan professional, pembudidayaan, penjualan ikan, permainan, ornament, dan
ikan umpan memberikan peluang usaha yang besar, baik yang didapati dalam
pelatihan maupun secara langsung dalam mempelajari ikhtiologi.
Jenis Ikan dan Keanekaragaman Habitatnya
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana
tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak
dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak
tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dalam
keluarga hewan bertulang belakang/ vertebrata, ikan menempati jumlah terbesar,
sampai sekarang terdapat sekitar 25.000 species yang tercatat, walaupun perkiraannya
ada pada kisaran 40.000 spesies, yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis
ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630
jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang
lebih besar berada di perairan laut, dapat dipahami bahwa hampir 70% permukaan
bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar. Ini
memang sangat kontras jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah spesies burung
yakni mencapai 9000 spesies, mamalia 4000 (manusia termasuk di dalamnya),
reptile 5800, dan amphibi terdapat 3500 spesies. Mereka bukan hanya dibedakan
oleh jumlah spesies yang beragam, tetapi juga berbeda dalam berbagai ukuran dan
bentuk. Mulai dari ikan yang berukuran kecil yang disebut Percid dari Amerika (Etheostoma microperca) yang dewasa
secara seksual pada ukuran 27 mm. Di samping itu ada juga jenis goby dari
Pacifik ( Eviota sp.) yang bertelur
pada ukuran kurang dari 15 mm. Ada pula yang berukuran raksasa seperti Hiu (Rhincodon sp.) yang dapat mencapai
panjang 21 meter dengan berat 25 ton lebih. Kebanyakan dari ikan memiliki bentuk
seperti terpedo, walaupun beberapa diantaranya ada yang berbentuk flat dan
terdapat bentuk-bentuk yang lainnya yang lain dari yang lain.
Keanekaragaman tempat hidup mempengaruhi ikan penghuninya. Banyak
variasi yang tak terhitung jumlahnya pada ikan yang menyangkut masalah
struktur, bentuk, sirip dan sebagainya, merupakan modifikasi yang dikembangkan
ikan dalam usahanya untuk menyesuaikan diri terhadap suatu lingkungan tertentu. Sungai yang deras dan sungai yang
tenang memiliki arus yang berbeda sehingga mempengaruhi kehidupan ikan. Danau yang dangkal dan yang dalam
mempunyai berbagai pola perubahan suhu secara musiman. Kedalaman samudra
menyajikan kemungkinan untuk pegkhususan yang lain. Lingkungan perairan samudra
yang tampak sama di berbagai daerah di dunia ini sebetulnya sama sekali berbeda
dalam hal sifat kimiawi airnya, tipe dasarnya dan perubahan musimnya. Ikan
menyesuaikan diri terhadap segala kondisi tersebut.
Suatu spesies akan dipengaruhi oleh anggota-anggota spesies lain dalam
suatu habitat tertentu, bilaniche ekologi kedua spesies sama. Bila
ada dua spesies yang kebutuhannya akan pangan dan atau faktor-faktor ekologi
lainnya sama, maka akan terjadi persaingan (kompetisi). Selanjutnya dinyatakan secara umum kompetisi yang
terjadi dalam suatu habitat bertindak
sebagai pengatur, misalnya dalam mengatur kepadatan populasi suatu spesies terhadap kepadatan populasi
spesies lain yang hidup dalam niche ekologi yang sama. Jenis ikan yang
mempunyai luas relung yang luas, berarti jenis ikan tersebut mempunyai peran
yang besar dalam memanfaatkan pakan yang tersedia dan mempunyai kemampuan yang
sangat baik dalam menyesuaikan diri terhadap fluktuasi kesedian pakan, serta
mempunyai daya reproduksi secara individual sangat besar. Jadi berdasarkan luas
relung, jenis ikan mempunyai potensi yang paling besar untuk berkembang menjadi
induk populasi di dalam ekosistem perairan dimana ikan tersebut hidup.
Habitat-Habitat Ikan yakni:
- Air Tawar. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
o Air tergenang, atau habitat lentik (berasal
dari kata lenis yang berarti tenang) : danau, kolam, rawa atau pasir terapung
o Air mengalir, atau habitat lotik (berasal
dari lotus yang berarti tercuci) : mata air, aliran air (brook-creek) atau
sungai.
- Air Laut. Kedalaman lautan dibagi menjadi 3 lapisan zona, yaitu :
o Permukaan laut pada waktu air surut sampai
kedalaman 100 meter yang disebut epipelagik. Sampai kedalaman 100 meter itu
masih ada fotosintesis oleh flora laut, dan dihuni oleh ikan-ikan eufotik.
o Kedalaman 100 m sampai 2000 m dan disebut
mesopelagik, dihuni oleh ikan-ikan bentik. Ikan-ikan mesopelagik cenderung
berwarna abu-abu keperakan atau hitam kelam. Sebaliknya, invertebrata
mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah.
o Kedalaman 2000 m sampai 4000 m disebut
batialpelagik, dihuni oleh ikan-ikan batial. Organisme yang hidup di zona ini
tidak berwarna atau berwarna putih kotor dan tampak tidak berpigmen khususnya
hewan-hewan bentik. Tetapi ikan penghuni zona ini berwarna hitam kelam.
- Air Payau. Air payau (estuarin) adalah badan-badan air dimana air tawar dari sungai bercampur dengan air asin dari laut. Estuarin itu terbentuk bila sungai mengalir masuk ke dalam laut. Karena estuarin merupakan zona transisi antara 2 macam lingkungan, yaitu : lingkungan air tawar dan lingkungan laut, maka merupakan ekoton. Ekoton berarti rumah atau tempat tinggal yang mempunyai hubungan harmonis dengan rumah atau tempat tinggal lainnya sehingga masing-masing berfungsi baik. Salinitas air estuarin berfluktuasi, dipengaruhi oleh musim, bahkan air pasang surut. Tanah di estuarin itu berlapis-lapis sesuai dengan tinggi rendahnya batas pasang surut, dan di daerah itu terdapat bermacam-macam fauna. Ikan-ikan diadrom berada dalam estuarin pada bulan-bulan tertentu, baik ikan air tawar maupun ikan laut. Baik ikan-ikan yang hidup di estuarin maupun ikan-ikan pendatang (anadrom dan katadrom) sangat toleran terhadap perubahan salinitas dan lain-lain faktor (temperatur, pH, dan sebagainya). Ikan-ikan yang memang hidupnya di lingkungan estuarin antara lain : hering, karper, minaus.
Contoh jenis ikan dan habitatnya:
Barakuda adalah ikan dalam kelas Actinopterygii yang dikenal berwujud
menyeramkan dan berukuran tubuh besar, yaitu sampai panjang enam kaki dan lebar
satu kaki. Tubuhnya panjang dan ditutupi oleh sisik yang halus. Ikan ini dapat
ditemukan di samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia. Barakuda adalah
anggota genus Sphyraena, satu-satunya
genus dalam familia Sphyraenidae.
Blowfish merupakan algoritma kunci simetrik cipher blok yang dirancang
pada tahun 1993 oleh Bruce Schneier untuk menggantikan DES. Pada saat itu
banyak sekali rancangan algoritma yang ditawarkan, namun hampir semua terhalang
oleh paten atau kerahasiaan pemerintah Amerika. Schneier menyatakan bahwa
blowfish bebas paten dan akan berada pada domain publik. Dengan pernyataan
Schneier tersebut blowfish telah mendapatkan tempat di dunia kriptografi,
khususnya bagi masyarakat yang membutuhkan algoritma kriptografi yang cepat,
kuat, dan tidak terhalang oleh lisensi.
Bandeng (Chanos chanos Forsskål)
adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya
spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (bersama enam genus tambahan
dilaporkan pernah ada namun sudah punah)[1]. Dalam bahasa Bugis dan Makassar
dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa Inggris milkfish)
Arwana Asia (Scleropages formosus),
adalah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki
badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia
umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga disebut “Ikan Naga”
karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi Tionghoa
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam
suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis.
Jenis-jenisnya banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka
itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah
tropika).
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus
carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah
tersebar luas di Indonesia. Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama
sebutan yakni kancra, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai
dengan daerah penyebarannya.
Gurami (Osphronemus goramy)
adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di
Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di negara-negara lainnya gurami
juga sering dipelihara dalam akuarium.
Sumber :