BAB II
PROFIL INSTITUSI MITRA
A. Sejarah
Pendirian
Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta merupakan unit Pelaksana
Teknis dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang bertanggung
jawab melaksanakan pengamatan penyakit hewan untuk wilayah Jawa dan Madura.
Pulau Jawa merupakan pulau yang populasi ternaknya sangat padat, bahkan
terpadat untuk Indonesia. Pulau Jawa merupakan jembatan penghubung lalu lintas
hewan dari luar dan dalam
negeri, sehingga Pulau Jawa adalah kunci utama untuk penyebaran dan
pengembangan ternak dari ujung bart sampai ujung timur Indonesia.
Balai Besar Veteriner berkedudukan di tepi jalan Raya
Yogja-Purworejo disebelah barat kota Yogyakarta berjarak 27 km di Wates. Dalam
perjalanan sejarah Balai Besar Veteriner Wates sejak berdiri hingga saat ini
telah mengalami perubahan nama, fungsi maupun lokasi. Berdiri pada tanggal 25 Mei 1978 berdasarkan SK Menteri
Pertanian Nomor : 315/Kpts/Org/V/1978 sebagai Balai Penyidikan Penyakit Hewan
(BPPH) wilayah IV Yogyakarta dengan wilayah kerja pelayanan meliputi 6 provinsi
di Jawa, yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Timur. Selanjutnya
pada tanggal 20 Agustus 2001
berdasarkan
SK Menteri Pertanian Nomor : 457/Kpts/OT.210/VIII/2001 menjadi Balai Penyidikan
dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional IV dengan wilayah kerja pelayanan
meliputi 6 provinsi di Pulau Jawa, yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.
Pada tanggal 20
Desember 2003 berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 629/Kpts/
OT.140/12/2003 menjadi Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta dengan
wilayah kerja pelayanan meliputi 6 provinsi di Pulau Jawa, yakni Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur. Kemudian pada tanggal 31 Agustus 2009
berdasarkan SK Nomor 39.1/ Permentan / OT.170/8/2009 Balai Besar Veteriner
(BBVet) Wates Yogyakarta mempunyai Wilayah Layanan meliputi 3 provinsi, yakni
Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.
Balai Besar
Veteriner Wates mengadakan komunikasi ilmiah dengan Fakultas Kedokteran Hewan
dan Fakultas Peternakan di Yogyakarta serta daerah lainnya di Jawa. Selain itu
juga menjalin komunikasi yang erat dengan berbagai institusi yang bergerak
dibidang peternakan, seperti Balai Besar Penelitian Veteriner, Balai Inseminasi
Veterinaria Farma, Perum Bio Farma, Balai Karantina Hewan dan lain-lain.
Hubungan ini penting untuk pertukaran informasi teknologi dalam mempertajam
penyempurnaan system pelayanan kesehatan hewan secara terpadu.
B.
Visi
dan Misi
·
Visi
Terwujudnya Pelayanan Prima melalui
Penyidikan dan Pengujian Veteriner serta Pengembangan Teknik dan metoda
Penyidikan dan Pengujian Veteriner berbasis Laboratorium Terakreditasi.
·
Misi
1.
Mempertahankan
dan meningkatkan status akreditasi laboratorium agar mendapat pengakuan secara
internasional.
2. Meningkatkan pemberdayaan sumber daya manusia agar
mampu mengantisipasi perubahan global.
3. Meningkatkan profesionalisme di bidang veteriner
terutama pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan.
4.
Membangun
dan mengelola sistem informasi veteriner dalam penyediaan data dan informasi
yang valid, akurat, dan tepat waktu hasil pengamatan dan pengidentifikasian
penyakit hewan.
5. Membangun pemberdayaan dan partisipasi masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penanganan kesehatan hewan dan
kesehatan manusia serta kesehatan lingkungan secara terpadu.
C. Tugas
dan Fungsi
Sesuai Peraturan
Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 54/Permentan/OT.140/5/2013,
tanggal
24 Mei 2013, tentang : Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Veteriner. Balai Besar Veteriner Wates
mempunyai
tugas dan fungsi sebagai berikut:
·
Tugas
BB-Vet mempunyai tugas
melaksanakan pengamatan dan penginestigasian diagnosa, pengujian veteriner dan
produk hewan, serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa, dan
pengujian veteriner.
·
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas BB-Vet Wates
menyelenggarakan fungsi :
- Penyusunan Program, Rencana Kerja,
dan Anggaran, Pelaksanaan Kerjasama, serta penyiapan Evaluasi dan
Pelaporan.
- Pelaksanaan
Penyidikan Penyakit Hewan.
- Pelaksanaan
Penyidikan melalui Pemeriksaan dan Pengujian Produk Hewan.
- Pelaksanaan
Surveilans Penyakit Hewan, dan Produk Hewan.
- Pemeriksaan
Kesehatan Hewan, Semen, Embrio, dan Pelaksanaan Diagnosis Penyakit Hewan.
- Pembuatan Peta
Penyakit Hewan Regional.
- Pelaksanaan
Pelayanaan Laboratorium rujukan dan acuan Diagnosis Penyakit Hewan
Menular.
- Pelaksanaan
Pengujian dan Pemberian Laporan dan/atau Sertifikasi Hasil Uji.
- Pelaksanaan
Pengujian Forensik Veteriner.
- Pelaksanaan
Peningkatan kesadaraan masyarakat (public awareness).
- Pelaksanaan kajian
terbatas teknis Veteriner.
- Pelaksanaan
Pengujian Toksikologi dan Keamanan Pangan.
- Pemberian
Bimbingan Teknis (BINTEK) Laboratorium Veteriner, Pusat Kesehatan Hewan
(PUSKESWAN), dan Kesejahteraan Hewan.
- Pemberian
Rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian veteriner, serata bimbingan
teknis penanggulangan penyakit hewan.
- Pelaksanaan
Analisa Resiko penyakit hewan dan keamanan produk hewan di regional.
- Pemantauan dan
Evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner.
- Pengkajian batas
minimum Residu Obat dan Cemaran Mikroba.
- Pemberian
pelayanan teknis penyidikan, pengujian veteriner dan produk hewan, serta
pengembangan teknis dan metode penyidikan, diagnosis dan pengujian
veteriner.
- Pelaksanaan
pengembangan dan diseminasi teknik dan metoda penyidikan, diagnosis dan
pengujian veteriner.
- Pengembangan
Sistem dan Diseminasi Informasi Veteriner.
- Pengumpulan,
Pengolahan, dan Analisis Data Pengamatan dan Pengidentifikasian Diagnosis,
Pengujian Veteriner dan Produk Hewan.
- Pengelolaan Urusan
Tata Usaha dan Rumah Tangga BB-Vet.
D.
Struktur
Kepengurusan Balai Besar Veteriner Wates
Periode
Kepemimpinan
Sejak berdirinya institusi ini sampai sekarang telah mengalami beberapa
pergantian pimpinan sebagai berikut :
1.
Tahun
1978 - 1979 ..... (1 tahun) ..... Drh. R. SUHERMAN
2. Tahun 1979 - 1981 ..... (2 tahun)
..... Drh. KRIDARSO BUDIPRAYITNO (alm)
3. Tahun 1981 - 1984 ..... (3 tahun)
..... Drh. IDRIS PAKPAHAN
4. Tahun 1984 - 1997 .... (13 tahun)
.... Drh. BUDI TRI AKOSO, M.Sc., Ph.D
5. Tahun 1997 - 2001 ..... (4 tahun)
..... Drh. MULYAWAN SAPARDI (alm)
6. Tahun 2001 - 2007 ..... (6 tahun)
..... Drh. ISEP SULAIMAN, MV.Sc (alm)
7. Tahun 2007 - 2011 ..... (4 tahun)
..... Drh. AHMAD JUNAIDI, MMA
8. Tahun 2011 s/d. Sekarang ..........Drh. FADJAR SUMPING TJATUR RASA, Ph.D
Struktur Organisasi Balai
Besar Veteriner Wates
E. Pelayanan
di Balai Besar
Veteriner Wates
Sampel
yang diperoleh dapat berasal dari masyarakat umum, rujukan dari dokter,
institusi pemerintah maupun swasta, dan sampel hasil survei dari berbagai
tempat. Pelayanan di Balai Besar Veteriner Wates terdiri
dari beberapa bagian, yaitu:
1.
Epidemiologi
Kegiatan di bagian epidemiologi
meliputi perencanaan surveillanas dan monitoring, pengolahan data dan analisis
epidemiologi terhadap hasil pengujian, pembuatan laporan situasi penyakit
hewan, pembuatan peta regional penyakit hewan, melakukan kajian ekonomi
veteriner, sistem informasi laboratorium, pengelolaan website, dan pembuatan
bulletin laboratorium veteriner.
2.
Parasitologi
Kegiatan di bidang parasitologi
meliputi identifikasi parasit cacing, identifikasi ektoparasit, identifikasi
parasit darah, uji Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Fasciola, uji
Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Neospora caninum, uji diferensial
darah, uji IgG dan IgM Toxoplasma, uji Cysticercosis pada daging, dan uji
Trichinelosis pada daging.
3.
Patologi
Kegiatan di bidang patologi meliputi
pemeriksaan bedah bangkai, pemeriksaan histopatologi, dan pemeriksaan secara Immunohistokimia (IHC).
4.
Virologi/ Serologi
Kegiatan di bidang virologi/
serologi meliputi isolasi dan identifikasi virus patogeen (AI, ND, IBD), uji HA
dan HI untuk penyakit ND dan AI, uji FAT untuk Rabies, uji Haemagglutination
Inhibition (HI Test/ uji Hambatan Aglutination sel darah merah) untuk deteksi/
infeksi antibodi ND, EDS, dan AI, uji Aglutinasi cepat untuk CDR dan pullorum,
uji Agar Gel Immunoekspresion (AGID) untuk deteksi antibodi penyakit EBL, uji
Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) untuk deteksi dan pengukuran antibodi
BVD, IBR, Paratubercullosis (Johne’s Disease), Hog Cholera, PRRS, H1N1 pada
babi, Pseudorabies/ injezki rabies, H5N1 unggas, dan AE unggas.
5.
Bakteriologi
Kegiatan di bidang bakteriologi
meliputi isolasi dan identifikasi kuman patogen Bacillus anthracis (antrax), Salmonella
sp., Brucella sp., dan kuman patogen lainnya, isolasi dan identifikasi
jamur patogen, uji kepekaan antibiotika, uji Rose Bengal Presipitation Test
(RBT) dan Complement Fixation Test (CFT) Brucellosis, kultur Camphylobacter,
Elisa penyakit Anthrax, Elisa Paratuberculosis.
6.
Kesmavet
Kegiatan di bidang kesmavet meliputi
uji residu antibiotika secara kualitatif
(screening) dan kuantitatif dengan High
Performance Liquid Chromatography (HPLC), uji cemaran mikroba pada bahan
pangan asal hewan (susu, telur, dan daging), uji residu pestisida secara
kuantitatif dengan Gas Chromatography (GC), residu logam berat dengan Atomic
Absorbance Spectrofotometry (AAS), identifikasi spesies dengan Enzyme Linked
Immunosorbent Assay (ELISA), dan pemeriksaan formalin, borak kualitas susu dan
daging.
7.
Bioteknologi
Kegiatan di bidang bioteknologi
meliputi aplikasi teknologi PCR untuk konfirmasi diagnosa Matrik Influensa A
(Real Time-Polymerase Chain Reaction), uji Influensa Subtipe H5 (Real
Time-Polymerase Chain Reaction), Matrix Influensa Conventional Polymerase Chain
Reaction, uji Influensa Subtipe H5 conventional, uji Influensa subtipe lain
secR conventional, Matrix H1N1 conventional dan RT-PCR, N1 conventional, dan
uji IBR.