Asam merupakan bahan yang sangat akrab dan mudah
dijumpai dalam kehidupan kita. Asam merupakan suatu zat yang mempunyai rumus
kimia umum HA, jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion positif (H+),
semakin banyak ion H+ yang dilepaskan, semakin kuat sifat
asamnya. Secara umum asam memiliki sifat-sifat rasa asam, bersifat korosif
terhadap logam, larutannya memiliki hantaran listrik dan dapat merubah kertas
lakmus biru menjadi merah (Olson, 2007).
Berdasarkan kekuatan asam, asam dibagi menjadi 2 yaitu
asam kuat dan asam lemah. Contoh asam kuat antara lain: Asam Klorida (HCl),
Asam Sulfat (H2SO4), Asam Nitrat (HNO3), Asam
Perklorat (HClO4), Asam Florida (HF), sedangkan asam lemah antara
lain : Asam Asetat (CH3COOH), Asam Fosfat (H3PO4),
Asam sianida (HCN) (Olson, 2007).
Umumnya asam kuat bersifat merusak, sifat ini
disebabkan oleh sifat ion negatifnya yang mudah berikatan dengan ion positif
dari suatu logam. Misalnya asam fluorida (HF) yang dituangkan ke dalam gelas
kaca, kaca akan meleleh seketika karena mengandung ion logam bermuatan positif.
Ketika asam fluorida dituangkan ke gelas kaca, ion negatif dari HF (ion F-)
akan bereaksi dengan ion positif logam. Reaksi inilah yang mengakibatkan gelas
kaca meleleh, dapat dibayangkan bahaya apa yang terjadi jika sampai kulit kita
yang terpapar atau mungkin terhirup ataupun tertelan masuk kedalam tubuh kita
(Tierney, 2004).
Sejumlah besar produk industri dan komersial
mengandung konsentrasi asam kuat yang berbahaya dan dapat menyebabkan rasa
terbakar pada tubuh.
Beberapa jenis asam kuat yang umum digunakan dalam
produk kimia rumah tangga adalah sbb:
1. Asam
sulfat
Umumnya digunakan untuk pembersih toilet, pembersih
logam, cairan batere pada automotif, amunisi dan pupuk. Asam sulfat merupakan
cairan tidak berwarna dan amat korosif, Bereaksi hebat dengan air dan
mengeluarkan panas (eksotermis). Bereaksi juga dengan logam, kayu, pakaian dan
zat organik. asam sulfat pekat bersifat oksidator yang dapat menimbulkan
kebakaran bila kontak dengan zat organik seperti gula, selulosa dan lain-lain.
Sangat reaktif dengan bubuk zat organik. Konsentrasi asam lebih kental dan padat
dibandingkan air (Olson, 2007).
Bahaya terhadap kesehatan tergantung pada konsentrasi
larutannya, kurang dari 10% bersifat iritan dan lebih dari 10% bersifat
korosif. Asam sulfat merupakan bahan kimia yang sangat kuat yang bersifat
korosif yang dapat menyebabkan rasa terbakar yang sangat parah dan kerusakan
jaringan ketika kontak dengan kulit atau membran mukosa (Olson, 2007)
2. Asam
Klorida
Larutan asam klorida ( HCl ) adalah cairan kimia yang
sangat korosif, berbau menyengat dan sangat iritatif dan beracun, larutan HCl
termasuk bahan kimia berbahaya atau B3. Di dalam tubuh HCl diproduksi didalam
lambung yang lebih dikenal dengan asam lambung yang dihasilkan oleh sel
parietal, secara alami salah satu fungsi asam lambung ini untuk menghancurkan
bahan makanan yang masuk kedalam usus, jika produksi asam lambung meningkat
dari keadaan normal akan mengiritasi lambung dan menimbulkan rasa perih dilambung
yang lebih dikenal dengan sakit maag (Olson, 2007).
Bahaya terhadap kesehatan tergantung pada konsentrasi
larutannya, < 5% bersifat iritan lemah, 5 – 10% bersifat iritan kuat, , >
10 % bersifat korosif . (Olson, 2007)
Gejala Keracunan
Jika tertelan menyebabkan muntah, nyeri ketika
menelan, keluar air liur (drooling), ketidaknyamanan pada
orofaring dan nyeri abdomen. Komplikasi akut menyebabkan aspirasi pneumonia,
rasa terbakar pada epiglotis dan vocal cord, penyumbatan laring,
perforasi pada lambung dengan abses mediastinal atau peritoneal dan keracunan
didarah (sepsis). Keracunan yang serius karena menelan asam kuat adalah
terjadinya resiko perforasi dalam 72 jam pertama, walaupun perforasi terlambat
sampai 2 minggu setelah tertelan. Penyumbatan pada Pyloric merupakan
gejala umum pada keracunan kronik (Tierney, 2004).
Terpapar gas atau uap asam kuat menyebabkan batuk,
sensasi terbakar pada tenggorokan, sensasi tercekik, inflamasi dan ulser pada
mukosa nasal, tenggorokan dan larynx. Pada kasus yang lebih parah menyebabkan
spasma laryngeal, epistaxis, gingivitis dan kemungkinan gastritis. Terhirup
asam sulfat yang parah menyebabkan pneumonitis kimia dengan edema paru yang
mungkin akan tertunda gejalanya (Tierney, 2004)
Kontak dengan kulit menyebabkan iritasi yang
signifikan dan pada beberapa kasus yang parah menyebabkan terbakar. Wajah yang
terbakar menyebabkan luka parut (scars). Kontak yang berulang
menyebabkan dermatitis (Martini, 2009).
Kontak pada mata menyebabkan luka korosif yang dimulai
dari berkurangnya ketajaman penglihatan dan kehilangan penglihatan yang
permanen, hal ini tergantung dari konsentrasi asam sulfat dan lamanya terpapar
(Martini, 2009).
Mekanisme Toksisitas
Asam kuat menghasilkan nekrosis koagulasi karena
efeknya terhadap protein. Namun demikian, koagulum akan membatasi penetrasi
asam dan efeknya terutama pada jaringan yang dangkal. Hal ini berlawanan dengan
sifat alkali yang akan membentuk nekrosis liquefaktif dimana nekrosisnya tidak
membeku dan akan menimbulkan jaringan yang makin dalam (Martini, 2009)
Sumber :
Olson, K. R. 2007. Poisoning and Drug Overdose, 5th ed. McGraw-Hill Inc.
Tierney, L.M. 2004. Current Medical Diagnosis and Treatment, 43rd ed. McGraw-Hill Inc.
Martini, Frederic H. et al. 2009. Pearson International edition - Fundamentals
of Anatomy & Physiology, 8th ed.