Laporan Praktikum (Dasar Teori dan Pembahasan)

Dasar Teori

Variasi teknik molekuler sangat beragam tergantung cara pelaksanaan untuk mendapatkan data maupun tingkatan target data yang diinginkan sesuai kemudahan pelaksanaan, kapabilitas sumber daya manusia, fasilitas dan peralatan, serta kecukupan finansial (Karp et. al., 1997).

DNA berkualitas tinggi yang akan didapat dalam suatu ekstraksi merupakan satu kaidah dasar yang harus dipenuhi dalam studi molekuler, terutama dalam penandaan sidik jari DNA. Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide (CTAB) merupakan metode yang umum digunakan dalam ekstraksi DNA tanaman yang banyak mengandung polisakarida dan senyawa polifenol (Syafaruddin, 2011)

Ada tiga langkah utama dalam ekstraksi DNA, yaitu perusakan dinding sel (lisis), pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA (Surzycki, 2000).

Aplikasi seperti kloning, pelabelan dan sekuensing DNA sering membutuhkan pemurnian fragmen DNA dari gel agarosa atau reaksi amplifikasi. Terdapat dua sistem purifikasi fragmen DNA yang berbasis teknologi membran silika gel (PCR System Clean-Up) dan berdasarkan MagneSil (Sequencing Reaction System Clean-Up). Silika membran gel atau PCR System Clean Up menyediakan metode yang dapat diandalkan untuk memurnikan DNA beruntai ganda, PCR-diperkuat DNA baik secara langsung dari reaksi atau dari gel agarose. Metode cepat ini adalah lebih sederhana untuk dilakukan, dan produk – produk PCR-nya dimurnikan dari kontaminan (Dimer primer, aditif PCR dan primer amplifikasi) (Kheyrodin et.al., 2012).

Untuk memurnikan produk PCR dari produk amplifikasi spesifik, hasil reaksi dapat dipisahkan pada sebuah gel agarose sebelum purifikasi. Gel agarose dilarutkan dengan penyangga chaotropic, membebaskan DNA untuk mengikat membran silika. Selain itu PCR System Clean-Up juga dapat digunakan untuk memurnikan DNA dari reaksi enzimatik seperti digesti dengan enzim restriksi dan perlakuan menggunakan alkali fosfatase (Kheyrodin et. al., 2012).

Pembahasan

Molekul DNA yang sering digunakan dalam teknologi DNA rekombinan adalah DNA plasmid dan DNA genom yang berasal dari sel bakteri. Pada dasarnya isolasi DNA genom total dari sel bakteri terdiri dari beberapa tahap yaitu:
  1. Kultivasi sel dalam media yang sesuai
  2. Pemecahan dinding sel
  3. Ekstraksi DNA genom
  4. Purifikasi DNA
Pemecahan dinding sel bakteri dilakukan secara fisik misalnya dengan cara sonikasi, maupun dengan cara kimia yaitu dengan menggunakan enzim lisozim, etilen diamin tetra asetat (EDTA), atau kombinasi dari keduanya. Pada kondisi tertentu pemecahan dinding sel cukup dilakukan dengan lisozim dan EDTA, akan tetapi sering ditambahkan bahan lain yang dapat melisiskan dinding sel antara lain deterjen triton X-100 atau sodium dedosil sulfat (SDS). Setelah sel mengalami lisis, tahap selanjutnya adalah memisahkan debris sel dengan cara sentrifugasi. Komponen sel yang tidak larut diendapkan dengan sentrifugasi sehingga meninggalkan ekstrak sel dalam supernatan yang jernih (Radji, 2011).

Tahap akhir dari isolasi DNA adalah proses pemurnian DNA. Disamping DNA, ekstrak sel mengandung protein dan RNA dalam jumlah yang cukup besar. Umumnya cara pemurnian DNA dilakukan dengan penambahan larutan fenol atau campuran fenol dan kloroform dengan perbandingan 1:1, untuk mengendapkan protein dengan cara di sentrifugasikan dan dihancurkan secara enzimatis dengan proteinase. DNA yang telah dibersihkan dari protein masih tercampur dengan RNA sehingga perlu ditambahkan RNAse untuk membersihkan DNA dari RNA. Molekul DNA yang telah diisolasi tersebut kemudian dimurnikan dengan cara “presipitasi etanol”. Dengan adanya larutan garam (kation monovalen seperti Na+), pada suhu -20°C etanol absolut dapat mengendapkan DNA dengan baik sehingga mudah dipisahkan dengan cara sentrifugasi (Radji, 2011).

Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu untuk memahami dan mampu untuk melakukan metode purifikasi DNA Genom. Selain itu diharapkan pula praktikan dapat memurnikan DNA Hasil PCR dan Isolat DNA Genom Bakteri Gram negatif E. coli.

Pada dasarnya praktikum kali ini memiliki prinsip dasar pada pemisahan DNA dari pengotornya sehingga didapatkan DNA murni atau genom yang berkualitas tinggi  melalui proses pencucian, pengeringan, dan pelarutan.

Proses pertama dalam praktikum ini adalah memotong gel agarose yang berisi fragmen DNA. Cara melihat pada bagian mana fragmen tersebut ada dapat dengan menggunakan UV Transluminator. Setelah itu dilakukan penimbangan potongan gel tersebut dalam ukuran miligram (mg). Setelah ditimbang potongan gel tersebut segera dimasukkan ke dalam tube. Setelah berada dalam tube, selanjutnya ditambahkan binding buffer dengan perbandingan banyaknya binding buffer yang dimasukkan terhadap berat potongan agar sebesar 1:1. Digunakan binding buffer karena bahan ini berguna dalam membantu pelisisan DNA. Selanjutnya dilakukan inkubasi dalam inkubator shaker dengan kecepatan putaran 100 rpm dan dengan suhu antara 50° - 60 °C selama 10 menit. Inkubasi dengan shaker ini bertujuan untuk mengoptimalkan pelisisan dan kerja enzim. Setelah proses tersebut selesai, dilanjutkan dengan membolak balikkan tube selama satu menit, hal ini bertujuan agar campuran yang ada dalam tube menjadi homogen. Jika masih terdapat gel yang menjendal dapat segera dilakukan proses inkubasi kembali. Setelah mendekati sempurna, proses dilanjutkan ke pemindahan larutan ke Gen Jet Purification dan segera dilanjutkan ke proses sentrifugasi dengan kecepatan 12000 rpm selama satu menit atau 60 detik, dan setelah selesai supernatan yang dihasilkan segera dibuang. Kemudian dilanjutkan dengan penambahan 700 µl wash buffer dan kemudian disentrifugasi kembali selama semenit dan dengan kecepatan yang sama, yaitu 12000 rpm, serta kemudian supernatan yang timbul dibuang kembali. Fungsi penambahan wash buffer tersebut untuk mencuci DNA dari pengotor.

Setelah supernatan dibuang kembali dilakukan sentrifugasi dalam keadaan coloumn kosong selama semenit dengan kecepatan 12000 rpm kembali, agar fragmen DNA benar-benar bersih dari pengotor, setelah itu buang collection tube yang berisi pengotor yang tersisa tersebut. Kemudian Gen Jet Coloumn dipindahkan ke microsentrifuge 1,5ml. Setelah itu ditambahkan elution buffer tepat di tengah coloumn. Hal ini bertujuan untuk presipitasi DNA atau pengendapan DNA. Dilanjutkan kembali dengan sentrifuge 12000 rpm selama satu menit. Setelah selesai Gen Jet Purification tersebut dibuang. Dan segera dapat disimpan dalam microsentrifuge 1,5 ml pada suhu -20° C untuk dapat dipakai kapan saja seperti proses elektroforesis.


Dari hasil yang didapati setelah proses elektroforesis dan pendokumentasian dalam Gel Doc. Terlihat bahwa hanya marker saja yang mengalami migrasi. Fragmen DNA yang sudah di-purifikasi tidak mengalami migrasi. Hal yang semacam ini sangat dimungkinkan terjadi karena adanya faktor kontaminasi, masa inkubasi, dan buffer yang digunakan.

Sumber :

Karp, A., S. Kresovich, K.V. Bhat, W. G. Ayad, T. Hodgkin. 1997. Molecular tool in plant genetic resources conservation: A guide to the technologies. IPGRI Technical Bulletin. No. 2.

Kheyrodin, Hamid, Khosro Ghazvinian. 2012. DNA purification and isolation of genomic DNA from bacterial species by plasmid purification system. African Journal of Agricultural Research Vol. 7(3), 19 January, 2012.

Kurnia, Ashfar. 2011. Dasar Teknologi DNA Rekombinan. Universitas Indonesia Press : Jakarta.

Radji, M. (2011). Rekayasa Genetika; Pengantar untuk Profesi Kesehatan. Sagung Seto: Jakarta.

Surzycki, S. 2000. Basic Techniques in Molecular Biology. Springer-Verlag, Berlin, Heidelberg, New York.

Syafaruddin, Tri Joko Santoso. 2011. OPTIMASI TEKNIK ISOLASI DAN PURIFIKASI DNA YANG EFISIEN DAN EFEKTIF PADA KEMIRI SUNAN (Reutalis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Jurnal Littri 17(1), Maret 2011.

Cari

Copyright Text