Sejarah Perkembangan
Paleontologi
Ilmu Paleontologi diawali oleh :
- Strabo (58 SM – 25 M), melihat kenampakan seperti beras pada batu gamping yang digunakan untuk membangun piramid. Fosil tersebut kemudian dikenal sebagai Nummulites.
- Abbe Giraud de Saulave (1777), Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna). Jenis-jenis fosil itu berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa dengan formasi yang di atasnya.
- Chevalier de Lamarck (1774 – 1829), Pencetus Hipotesa Evolusi, organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
- Baron Cuvier (1769 – 1832), Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi), Taksonomi adalah suatu cara pengelompokan dari kehidupan tumbuhan atau binatang berdasarkan sifat hubungan genetiknya. Urutan taxonomi adalah : Kingdom, Phyllum, Sub phyllum, Klas, Ordo, Genus dan Species. Ahli anatomi berkebangsaan perancis ini, mendokumentasikan suksesi spesies fosil di lembah paris, pada setiap stratum yang ditandai dengan suatu kelompok spesies fosil yang unik dan makin dalam/makin tua stratum-nya maka kehidupan flora dan faunanya makin berbeda dengan kehidupan modern.
- William Smith (1769 – 1834), Law of Strata Identified by Fossils ( Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya.
- Charles Robert Darwin (1809 – 1882), Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam.
Tokoh Paleontologist lainnya
Perkembangan ilmu paleontologi tidak terlepas dari peranan
berbagai tokoh, antara lain :
- Gerald T. Todd
Ahli paleontologi evolusionis, mengakui fakta ini dalam
artikel “Evolusi Paru-Paru dan Asal Usul Ikan”: Ketiga subdivisi ikan bertulang
muncul pertama kali dalam catatan fosil pada saat yang kira-kira bersamaan.
Secara morfologis mereka telah sangat beragam, dan mereka memiliki tubuh yang
sangat terlindung.
- Robert L. Carrol
Seorang ahli paleontologi evolusionis dengan spesialisasi di
bidang paleontologi vertebrata, mengakui bahwa “reptil-reptil awal sangat
berbeda dengan amfibi dan nenek moyang mereka belum dapat ditemukan.”
Sumber :