Gurita adalah hewan yang termasuk dalam filum Moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan berlekatan dengan kepala), ordo
Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama. Gurita dalam
bahasa Inggris disebut Octopus yang sering hanya mengacu pada hewan dari genus
Octopus.
Kerajaan
|
:
Animalia
|
Filum
|
:
Moluska
|
Kelas
|
:
Cephalopoda
|
Upakelas
|
:
Coleoidea
|
Superordo
|
:
Octopodiformes
|
Ordo
|
:
Octopoda
|
Bentuk Fisik
Gurita memiliki 8
lengan (bukan tentakel) dengan alat penghisap berupa bulatan-bulatan cekung
pada lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa.
Lengan gurita merupakan struktur hidrostat muskuler yang hampir seluruhnya
terdiri dari lapisan otot tanpa tulang atau tulang rangka luar. Tidak seperti
hewan Cephalopoda lainnya, sebagian besar gurita dari subordo Incirrata
mempunyai tubuh yang terdiri dari otot dan tanpa tulang rangka dalam. Gurita
tidak memiliki cangkang sebagai pelindung di bagian luar seperti halnya
Nautilus dan tidak memiliki cangkang dalam atau tulang seperti sotong dan
cumi-cumi. Paruh adalah bagian terkeras dari tubuh gurita yang digunakan
sebagai rahang untuk membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian
kecil.
Tubuh yang sangat
fleksibel memungkinkan gurita untuk menyelipkan diri pada celah batuan yang
sangat sempit di dasar laut, terutama sewaktu melarikan diri dari ikan pemangsa
seperti belut laut Moray. Gurita yang kurang dikenal orang dari subordo Cirrata
memiliki dua buah sirip dan cangkang dalam sehingga kemampuan untuk menyelip ke
dalam ruangan sempit menjadi berkurang.
Gurita mempunyai masa
hidup yang relatif singkat dan beberapa spesies hanya hidup selama 6 bulan.
Spesies yang lebih besar seperti Gurita raksasa Pasifik Utara yang beratnya
bisa mencapai 40 kilogram bisa hidup sampai 5 tahun di bawah kondisi lingkungan
yang sesuai. Reproduksi merupakan salah satu sebab kematian, gurita jantan
hanya bisa hidup beberapa bulan setelah kawin dan gurita betina mati mati tidak
lama setelah bertelur. Kematian disebabkan kelalaian gurita untuk makan selama
sekitar satu bulan sewaktu menjaga telur-telur yang belum menetas.
Selubung bagian perut
tubuh gurita disebut mantel yang terbuat dari otot dan terlihat seperti
kantung. Gurita memiliki tiga buah jantung yang terdiri dari dua buah jantung
untuk memompa darah ke dua buah insang dan sebuah jantung untuk memompa darah
ke seluruh bagian tubuh. Darah gurita mengandung protein Hemosianin yang kaya
dengan tembaga untuk mengangkut oksigen. Dibandingkan dengan Hemoglobin yang
kaya dengan zat besi, Hemosianin kurang efisien dalam mengangkut oksigen.
Hemosianin larut dalam plasma dan tidak diikat oleh sel darah merah sehingga
darah gurita berwarna biru pucat. Gurita bernapas dengan menyedot air ke dalam
rongga mantel melalui kedua buah insang dan disemburkan keluar melalui tabung
siphon. Gurita memiliki insang dengan pembagian yang sangat halus, berasal dari
pertumbuhan tubuh bagian luar atau bagian dalam yang mengalami vaskulerisasi.
Tingkat
Kecerdasan
Gurita sangat cerdas
dan kemungkinan merupakan hewan paling cerdas di antara semua hewan
invertebrata. Kecerdasan gurita sering menjadi bahan perdebatan di kalangan
ahli biologi. Hasil percobaan mencari jalan di dalam maze dan memecahkan
masalah menunjukkan bahwa gurita mempunyai ingatan jangka pendek dan ingatan
jangka panjang, walaupun masa hidup gurita yang singkat membuat pengetahuan
yang bisa dipelajari gurita menjadi terbatas.
Gurita mempunyai sistem
saraf yang sangat kompleks dengan sebagian saja yang terlokalisir di bagian
otak. Dua pertiga dari sel saraf terdapat pada tali saraf yang ada di kedelapan
lengan gurita. Lengan gurita bisa melakukan berbagai jenis gerakan refleks yang
rumit, dipicu oleh 3 tahapan sistem saraf yang berbeda-beda. Beberapa jenis
gurita seperti gurita mimic bisa menggerakkan lengan-lengannya untuk meniru
gerakan hewan laut yang lain.
Pada percobaan di
laboratorium, gurita dapat mudah diajar untuk membedakan berbagai bentuk dan
pola. Gurita juga bisa membuka tutup toples dengan belajar dari melihat saja,
walaupun penemuan ini sering dipertentangkan berdasarkan berbagai alasan.
Gurita pernah ditemukan
sedang melakukan gerakan yang menurut sebagian orang seperti sedang
bermain-main. Secara berkali-kali, gurita melepaskan botol dan mainan di
tengah-tengah arus air melingkar di dalam akuarium dan lalu berusaha menangkapnya.
Gurita sering memecahkan akuarium yang ditinggalinya dan kadang-kadang
bertandang ke akuarium lain untuk mencari makanan. Gurita juga diketahui sering
memanjat kapal penangkap ikan dan membuka ruangan penyimpan ikan untuk memakani
kepiting.
Ada kepercayaan bahwa
gurita yang sedang dalam keadaan stress akan memakan lengan-lengannya sendiri.
Penelitian yang masih terbatas dalam bidang ini menunjukkan bahwa kelakuan
abnormal gurita mungkin disebabkan virus pemakan sel (autophagy) yang menyerang
sistem saraf gurita. Kelakuan memakan lengan sendiri mungkin dapat dianggap
sebagai penyakit saraf (neurological disorder).
Pertahanan
Diri
Gurita memiliki tiga mekanisme pertahanan diri: kantong tinta, kamuflase dan
memutuskan lengan. Gurita memiliki warna abu-abu
pucat atau putih, tapi warna kulit bisa diubah sesuai warna dan pola lingkungan
sekitar dengan maksud melakukan kamuflase (penyamaran). Pada kulit gurita
terdapat kromatofora berupa lapisan kantung-kantung pewarna yang lentur dan
bisa mengubah warna, opasitas dan refleksitas jaringan epidermis. Otot-otot di sekeliling
kromatofora bisa membuat kantung-kantung pewarna menjadi kelihatan atau hilang.
Kromatofora berisi pigmen berwarna kuning, oranye, merah, coklat, atau hitam.
Sebagian besar spesies gurita memiliki 3 warna dari seluruh pilihan warna
kromatofora yang ada, walaupun ada juga spesies yang memiliki 2 atau 4 warna.
Sel-sel lain yang bisa berubah warna adalah sel iridophore dan sel leucophore
(warna putih). Kemampuan berganti warna digunakan gurita untuk berkomunikasi
atau memperingatkan gurita lain. Gurita cincin biru berubah warna menjadi
kuning cerah dengan bulatan-bulatan berwarna biru jika merasa terancam
sekaligus memperingatkan musuh bahwa dirinya sangat beracun.
Beberapa spesies gurita
dapat memutuskan lengannya sendiri (autotomi) mirip dengan hewan cicak dan
beberapa spesies kadal yang memutuskan ekor sewaktu melarikan diri. Lengan
gurita yang sedang merangkak juga berfungsi sebagai pengalih perhatian bagi
calon pemangsa dan berguna pada saat kawin.
Beberapa spesies gurita
seperti gurita mimic memiliki sistem pertahanan ke-4 berupa kemampuan meniru
bentuk hewan laut berbahaya seperti lionfish dan belut berkat tubuh yang lentur
dipadukan dengan kemampuan berganti warna. Gurita mimic juga pernah didapati
mengganti tekstur mantel agar kamuflase menjadi lebih sempurna. Mantel gurita
mimic bisa terlihat runcing-runcing seperti rumput laut atau benjol-benjol
seperti tekstur batu karang.
Reproduksi
Gurita jantan
bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam rongga mantel
gurita betina menggunakan lengan istimewa yang disebut hectocotylus. Lengan
kanan ketiga biasanya menjadi hectocotylus. Pada beberapa spesies, gurita
betina bisa menjaga sperma agar tetap hidup sampai telur menjadi matang.
Setelah dibuahi, gurita betina bisa bertelur hingga sekitar 200.000 butir.
Jumlah telur gurita bisa berbeda-beda bergantung pada masing-masing individu,
familia, genus atau spesies. Gurita betina menggantung kumpulan telur berbentuk
kapsul yang membentuk untaian di langit-langit sarang. Setelah telur menetas,
larva gurita untuk sementara waktu melayang bersama kawanan plankton sambil
memangsa pakan berupa copepod, larva kepiting dan larva bintang laut sampai
cukup besar dan berat untuk berada di dasar laut. Beberapa spesies gurita
dengan habitat di laut dalam tidak perlu melewati siklus melayang bersama
kawanan plankton. Periode sebagai larva merupakan saat penuh bahaya karena
larva gurita mudah dimangsa pemakan plankton sewaktu menjadi bagian dari
kawanan plankton.
Alat
Indera
Gurita memiliki
penglihatan yang baik. Pupil gurita berbentuk seperti lubang celengan sehingga
dikuatirkan menderita kelainan refraksi berupa astigmat, tapi ternyata tidak
jadi masalah bagi gurita yang berburu dengan penerangan yang kurang. Mata
gurita "bisa" membedakan polarisasi cahaya tapi sepertinya buta
warna. Dua organ khusus yang disebut statocyst yang terhubung dengan otak
berfungsi sebagai alat pendeteksi posisi horizontal. Orientasi mata gurita
dijaga oleh gerak otonomik (refleks) sehingga bukaan pupil selalu horizontal.
Gurita memiliki indera
perasa yang luar biasa tajam. Alat hisap pada lengan gurita dilengkap dengan
kemoreseptor sehingga gurita bisa merasakan benda yang disentuh. Lengan-lengan
gurita memiliki sensor tekanan untuk mendeteksi lengan mana saja yang sedang
dijulurkan, tapi memiliki kemampuan proprioseptif (perasaan posisi dan
pergerakan badan) yang sangat rendah. Sensor tekanan tidak cukup memberi
informasi ke otak perihal posisi badan dan lengan gurita. Sebagai akibatnya,
gurita tidak memiliki kemampuan mengenal benda secara tiga dimensi
(stereognosis) dari benda yang disentuhnya. Gurita bisa merasakan variasi
tekstur pada benda yang disentuh tapi tidak bisa memadukan informasi untuk
menerka bentuk benda yang sedang disentuh.
Susunan saraf otonom
yang dimiliki setiap lengan menyebabkan gurita sulit mengetahui akibat dari
gerakan yang dilakukan. Otak gurita mengeluarkan perintah tingkat tinggi untuk
menggerakkan lengan, tapi instruksi yang lebih terinci untuk menggerakkan
lengan diberikan oleh tali syaraf. Gurita tidak memiliki susunan syaraf yang
memberi umpan balik ke otak tentang keberhasilan perintah otak untuk
menggerakan lengan, sehingga mengamati gerakan lengan secara visual merupakan satu-satunya
cara bagi gurita untuk mengetahui lengan yang diinginkan sudah bergerak atau
belum.
Cara
Bergerak
Gurita dapat bergerak
dengan cara merangkak atau berenang. Gurita cukup merangkak ditambah sedikit
berenang jika ingin bergerak secara perlahan dan hanya berenang jika ingin
bergerak cepat-cepat. Gurita bisa bergerak cepat sekali sewaktu sedang lapar
atau sewaktu dalam bahaya. Kadar oksigen dalam darah diperkirakan hanya sekitar
4% sehingga gurita mempunyai stamina rendah yang akibatnya merugikan kehidupan
gurita di alam bebas.
Gurita juga dapat
bergerak dengan cara merangkak menggunakan setiap lengan yang dimiliki, dan
sering menggerakkan beberapa lengan secara sekaligus sewaktu bergerak pada
permukaan yang padat sambil sekaligus menyangga bagian badan.
Gurita dapat juga
berenang dengan semburan air seperti mesin jet yang berasal dari hasil
kontraksi bagian mantel, sedangkan arah semburan air diatur dengan menggunakan
tabung siphon.
Sumber :