Cacing Hati


Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati merupakan anggota dari Trematoda (Platyhelminthes). Cacing hati mempunyai ukuran panjang 2,5 – 3 cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga terdapat alat kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula sebagai pelindung tubuhnya dan membantu saat bergerak.

Daur Hidup

Cacing ini tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa sel api. Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, jumlah telur yang dihasilkan sekitar 500.000 butir. Hati seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing atau lebih. Karena jumlah telurnya sangat banyak, maka akan keluar dari tubuh ternak melalui saluran empedu atau usus bercampur kotoran. Jika ternak tersebut mengeluarkan kotoran, maka telurnya juga akan keluar, jika berada di tempat yang basah, maka akan menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Larva tersebut akan berenang, apabila bertemu dengan siput Lymnea auricularis akan menempel pada mantel siput. Di dalam tubuh siput, silia sudah tidak berguna lagi dan berubah menjadi sporokista. Sporokista dapat menghasilkan larva lain secara partenogenesis yang disebut redia yang juga mengalami partenogensis membentuk serkaria. Setelah terbentuk serkaria, maka akan meninggalkan tubuh siput dan akan berenang sehingga dapat menempel pada rumput sekitar kolam/sawah. Apabila keadaan lingkungan tidak baik, misalnya kering maka kulitnya akan menebal dan akan berubah menjadi metaserkaria. Pada saat ternak makan rumput yang mengandung metaserkaria, maka sista akan menetas di usus ternak dan akan menerobos ke dalam hati ternak dan berkembang menjadi cacing muda, demikian seterusnya.

Sistem Saraf Cacing Hati (Fasciola hepatica)

System saraf cacing hati berupa system saraf tangga tali. Otak terletak di bagian kepala. Otak tersusun oleh ganglion-ganglion otak yang terdiri dari dua lobus. Dari otak muncul serabut-serabut saraf kea rah anterior menuju ke kepala, dan lateral menuju ke aurikel. Di samping itu ada 2 tali saraf ventral yang memanjang sepanjang tubuh dan berakhir ke ujung posterior. Masing-masing tali saraf ventral itu terletak pada kira-kira sepertiga bagian dari tebi tubuh. Ke dua tali saraf ventral dihubungkan satu dengan yang lain oleh komisura-komisura transversal, dan pada masing-masing tali saraf muncul serabut saraf ke tepi tubuh. Adanya komisura-komisura transversal menyebabkan system saraf berbentuk tangga tali.

Pada cacing hati terdapat satu cincin saraf yang mengelilingi esophagus. Pada cicnci saraf tersebut terdapat dua pasang ganglion serebral kea rah dorsoventral dan satu pasang ganglion ventral yang terletak di bawah esophagus. Pada ganglion-ganglion itu muncul serabut-serabut saraf kecil kea rah anterior. Ke arah posterior terdapat 3 pasang tali saraf longitudinal yang muncul dari ganglion-ganglion tersebut yaitu tali saraf dorsal, lateral, dan ventral. Tali saraf lateral berkembang sangat baik dan  memanjang sampai ujung posterior. Tali-tali saraf itu dihubungkan satu sama lain oleh banyak komisura transversal. Pada tali saraf juga muncul serabut-serabut saraf kea rah lateral, dan beberapa serabut saraf itu membentuk pleksus. Sel-sel saraf biasanya berbentuk bipolar. Karena sifatnya yang parasit cacing hati tidak memiliki organ sensori, kecuali alat yang berbentuk bulbus yang berfungsi sebagai tango reseptor (penerima rangsangan berupa sentuhan) atau alat peraba yang berada diseluruh permukaan integument.

Sistem Pencernaan Cacing Hati

Fasciola hepatica dewasa mempunyai panjang tubuh antara 12.22- 29.00 mm. Fasciola hepaticaberbentuk pipih seperti daun dengan bentuk bahu yang khas yang disebabkan oleh kerucut kepalanya (chepalic cone), batil hisap kepala dan perut yang sama besarnya di daerah kerucut kepala, usus dengan banyak cabang di vertikulum, testis yang bercabang banyak dan tersusun sebagai tandem, kelenjar vitellaria yang bercabang-cabang secara merata di bagian lateral dan posterior badan, uterus pendek dan berkelok-kelok. Telur Fasciola hepatica berukuran besar, berwarna kuning coklat dengan operkulum. Cacing dewasa hidup di saluran empedu bagian proksimal, kantong empedu, dan kadang-kadang di tempat-tempat ektopik. Metabolisme cacing Fasciola hepaticaadalah secara anaerob dan mendapat makanan dari sekresi empedu.

Trematoda secara seluler memiliki lapisan luar (epikutikula) yang tidak berinti dan bersinsitial. Epikutikula dihubungkan oleh tabung-tabung sitoplasmik sempit dengan bagian tegumen yang berinti melalui sitoplasma membrana basalis dan lapisan otot-otot tubuh. Terdapat mikrovili vesikula pinositik pada permukaan luar larva dan cacing dewasa. Struktur ini menimbulkan dugaan adanya fungsi ekskretori dan sekretori. Kutikula atau dinding luar (tegumen) trematoda kadang-kadang mengandung duri atau sisik.

Tegumen Fasciola hepatica dibentuk oleh suatu kompleks lipoprotein, butir-butir karakteristik di dalam lapisan kutikula terdiri dari suatu asam mukopolisakarida. Sisik-sisik dan duri-duri dari trematoda ini dibentuk oleh sebuah skleroproteida dengan karakteristik banyak sistein, seta banyak substansi lipid. Tegumen mempunyai lapisan luar, epikutikula, yang tidak berinti, sinsitial, dan dihubungkan oleh tabung-tabung sitoplasmik sempit dengan bagian tegumen yang berinti, melalui membran basalis dan lapisan-lapisan otot tubuh, dengan masa sitoplasmik yang terletak di dalam parenkima.

Bagian luar tubuh cacing Fasciola hepatica terdiri dari tegumen dan berfungsi untuk penyerapan nutrisi. Analisis histokimiawi terhadap cacing Fasciola hepatica menunjukkan bahwa tegumen dibentuk oleh suatu kompleks lipoprotein. Butir-butir karakteristik di dalam lapisan kutikula terdiri dari suatu asam mukopolisakarida. Sisik-sisik dan duri-duri dari trematoda ini dibentuk oleh sebuah skleroproteida dengan karakteristik berisi banyak sistein, serta banyak substansi lipid.

Saluran pencernaan Fasciola hepatica tidak lengkap. Sistem pencernaan dimulai dengan mulut yang dikelilingi oleh batil hisap, faring, esofagus dan usus tetapi tidak berakhir di anus. Fasciola hepatica sering bermigrasi ke dalam saluran empedu dan kapiler inang untuk mendapatkan makanan. Fasciola hepatica memakan darah, getah bening, dan sari empedu dengan menggunakan batil hisapnya ke dinding empedu inang. Fasciola hepatica menghisap makanannya dibantu dengan otot faring.
Makanan dihisap oleh otot faring dan dipompa ke dalam usus melalui kerongkongan. Pencernaan berlangsung di dalam caeca usus yang juga berperan dalam penyerapan makanan. Makanan yang dicerna berdifusi ke dalam parenkima dari mana makanan tersebut didistribusikan ke seluruh tubuh melalui diverticulae lateral dan median usus. Substansi monosakarida seperti glukosa dan fruktosa yang tersedia dalam tubuh inang diketahui menyebar atau berdifusi secara langsung ke dalam tubuh Fasciola hepatica melalui permukaan tubuh. Banyaknya lipatan-lipatan membantu tegumen dalam proses penyerapan dan difusi. Fasciola hepatica tidak memiliki anus sehingga makanan yang tidak tercerna akan dibuang melalui mulut. Cadangan makanan disimpan terutama dalam bentuk glikogen dan lemak dalam parenkim dan otot-otot.

Absorbsi glukosa berlangsung lewat tegumen yang membantu aktivasi nutrisi secara umum pada cacing. Tegumen juga berkaitan dengan fungsi respiratoris dan sensoris. Tegumen resisten terhadap aktivitas pepsin dan tripsin karena asam-asam mukopolisakarida, dan mucin (lendir). Resistensi yang dimiliki merupakan suatu faktor utama dalam melindungi cacing terhadap sistem pertahanan inang.

Sumber :



Cari

Copyright Text