Berang - Berang (Otter) Termoregulasi


Kehidupan suatu makhluk hidup tidak akan terlepas dari faktor abiotik yang ada disekitarnya. Lingkungan abiotik bisa berupa kondisi lingkungan seperti kelembapan, intensitas cahaya, suhu, dll. Selain itu faktor habitat juga termasuk dalam lingkungan abiotik. Salah satu yang akan kita bahas adalah bagaimana hubungan antara hewan dengan lingkungan abiotik, yaitu suhu. Hewan memiliki sistem pengaturan suhu yang secara alamiah mereka miliki di dalam tubuh mereka. Sistem tersebut membantu mereka dalam mempertahankan hidupnya. Sistem tersebut bekerja dengan cara menurunkan suhu tubuh dengan suatu regulasi tertentu disaat suhu lingkungan menunjukkan suhu yang tinggi dan akan menurunkan suhu tubuh dengan suatu regulasi tertentu jika suhu lingkungan sekitar menunjukkan suhu yang sebaliknya, yaitu suhu rendah. Salah satu yang akan kami bahas yaitu Beaver atau berang-berang. Lebih tepatnya bagaimana seekor berang-berang ini mengatur termoregulasinya agar tetap terjaga kondisi suhu tubuhnya.

Dapat diketahui ternyata kaki kaki mereka memiliki perananan yang sangat penting dalam sistem termoregulasi yang mereka miliki. Seekor berang-berang eurasian dapat bertahan hidup dalam kondisi suhu antara 4-39°C di lingkungan sekitarnya. Kaki dari semua berang berang menunjukkan bagaimana secara naluriah mempelajari bagaimana cara meningkatkan suhu dan mempertahankan suhu normal tubuh dari suhu udara di setiap waktu setelah meniggalkan tempat tidurnya atau setelah melakukan aktivitasnya di suatu tempat (Gambar 1.A ). Temperatur dari permukaan kaki mereka mencapai 20°C diatas suhu permukaan tubuhnya sendiri. Tetapi suhu permukaan kakinya akan mengalami penurunan saat mereka sedang berada di air sehingga suhu permukaan kakinya menunjukkan suhu yang lebih dingin dibanding dengan suhu normal tubuhnya (Gambar 1.B). Ketika seekor berang-berang baru saja keluar dari air, seringkali suhu permukaan kakinya menunjukkan suhu yang sama dengan suhu air atau sedikit diatasnya.

Gambar. 1. Lutra lutra. (A) Keduda kakinya sehangat suhu normal tubuh yang mereka miliki (kecuali kepala). (B) Keduanya tubuh dan kakinya bersifat saling menguntungkan. Suhu permukaan kakinya sekitar 2°C lebih dingin dari suhu tubuh normal yang mereka miliki.
Selain itu berang-berang memiliki mekanisme pendinginan yang unik, yaitu melalui bantuan ekornya. Ekor berang-berang ini ternyata memiliki kegunaan lain selain untuk berenang, yaitu termoregulasi pendinginan suhu tubuh berang-berang. Saat kondisi tubuh berang-berang sedang berada pada suhu diatas normal, panas yang terdistribusi dari seluruh tubuh akan menuju ke ekor berang-berang ini. Suhu dari ekor berang-berang ini berada di bawah 10°C. Dapat diketahui bahwa memang suhu dari ekor berang-berang ini menunjukkan berada di bawah suhu normal tubuh. Selain dari ekornya yang dapat berfungsi sebagai pendingin, kuku kuku yang mereka miliki dapat juga berfungsi sama seperti ekornya. Sebagian besar suhu tubuh saat berada diatas suhu normal akan terdistribusi ke arah ekor dan kuku kukunya. Panas tubuh tersebut dilepaskan melalui ekor dan kuku kukunya dengan memanfaatkan air sebagai salah satu habitatnya. Dengan cara mereka berenang di air mereka akan melepaskan panas tubuh melalui ekor dan kuku kukunya. Oleh karena itu hewan ini dianggap sebagai hewan semi-aquatic. Hidupnya yang juga sangat bergantung terhadap air yang menjadi salah satu sarana baginya untuk membantu proses termoregulasi terutama saat suhu tubuhnya meningkat berada diatas suhu normal.

Ekor
Ekor
Kuku - Kuku

Sumber :

Kuhn, Rachel A; Wilfried Meyer. 2009. Infrared thermography of the body surface in the Eurasian otter Lutra lutra and the giant otter Pteronura brasiliensis. Aquatic Biology Vol. 6: 143-152, 2009.

Cari

Copyright Text