Sitoplasma

Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti dan organel sel. Khusus cairan yang terdapat di dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.

Sitoplasma merupakan cairan sel kompleks, yakni suatu koloid encer yang sekaligus mengandung berbagai zat terlarut. Dalam plasma terdapat banyak bahan anorganis dan organis, yang terlarut dan yang tak larut ( koloid ). Bahan anorganis ialah garam mineral, air, dan gas (oksigen, karbondioksida dan amoniak). Bahan organis ialah karbohidrat, lemak, protein ( termasuk asam amino dan enzim), hormon, vitamin, dan asam nukleat berupa ARN (Asam Ribosa Nukleat), disebut ARN-transfer. Perbedaan kedua bahan tersebut membentuk energi potensial dalam membran sel yang kemudian dimanfaatkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi hidup.

Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.

Struktur Sitoplasma

Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia. Ukurannya tergantung dari ukuran sel itu sendiri. Terletak di antara membran sel dan inti sel. Pada sitoplasma terdapat kerangka sel (sitoskeleton), berbagai organel dan vesikuli (“gelembung”), serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.

Bentuk sitoplasma merupakan amorfus (tiada berbentuk) yang melingkupi organel sel. Ia dibentuk oleh bahan-bahan seperti enzim, berbagai-bagai jenis protein, nutrien dan garam logam.

Disamping air di dalamnya terlarut banyak molekul-molekul kecil, ion dan protein. Ukuran partikel terlarut antara 0,001-0,1 µm dan bersifat transparan. Koloid sitoplasma dapat berubah dari sol ke gel begitu sebaliknya. Sol terjadi jika konsentrasi air tinggi, sedang gel saat konsentrasi air rendah.

Sitoplasma juga terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
  • Ektoplasma, yaitu lapisan tipis, jernih dan berbatasan dengan dinding sel.
  • Tonoplasma, yaitu lapisan tipis, jernih dan berbatasan dengan vakuola.
  • Polioplasma, yaitu lapisan di tengah-tengah yang berbutir-butir.
Ektoplasma dan endoplasma merupakan bagian yang sangat penting karena bersifat semi permiabel (dapat ditembus oleh air,tetapi sukar bagi zat-zat yang tidak larut dalam air), sehingga kedua lapisan itu dapat mengatur zat-zat mana yang dapat diambil dan dilepaskan oleh plasma.

Secara umum sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reeaksi kimia sel, terdiri dari 62% oksigen, 20% karbon, 10% hidrogen, dan 3% nitrogen. Sedangkan sisanya yang 5% terdiri dari sekitar 30 unsur : yang terpentinng diantaranya adalah Ca, Fe, Mg, Cl, P, K, dan S. Selain itu ditemukan juga dalam jumlah yang lebih kecil: Bo, Cu, Fl, Mn, dan Si. Pada sel tertentu dapat ditemukan alkohol, Co, dan Zn. Semua unsur tersebut terdapat dalam bentuk ion atau melekat pada molekul karbon.

Fungsi Sitoplasma

Sitoplasma memiliki fungsi mengendalikan lalu lintas bahan keluar masuk sel. Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung di dalam ruangan yang berisi cairan kental. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) dan bersifat hidup yang disebut matriks. Organel dalam sitoplasma yaitu ribosom, retikulum endoplasma, mitokondria, lisosom, sentrosom, badan golgi, dan vakuola. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik.

Sitosol yang disebut juga hialoplasma, merupakan bagian sitoplasma yang berada di sela-sela organela berselaput. Beribu-ribu jenis enzim yang terlibat dalam proses metabolisme intermedia terlarut di dalamnya. Salah satu contoh metabolisme intermedia adalah proses glikolisis dan glikoneogenesis. Selain itu, cairan ini dipenuhi oleh ribosoma, mRNA maupun tRNA, yang aktif mensintesis protein. Sekitar 50% protein hasil sintesis yang dilakukan ribosoma, ditentukan tetap berada di dalam sitosol. Sebagian dari protein yang berada di sitosol, berbentuk benang-benang halus yang disebut filamen. Filamen-filamen ini teranyam membentuk rerangka, yang diberi nama rerangka sel atau sitoskelet. Rerangka sel memberi bentuk pada sel, mengatur dan menimbulkan gerakan sitoplasmik yang beruntun dan berkaitan, serta membentuk jaring-jaring kerja yang membantu mengatur reaksi-reaksi enzimatis.

Sitoplasma juga berfungsi sebagai tempat terjadinya metabolisme sitosolik misalnya glikolisis, mendukung tempat terjadinya sintesis protein oleh ribosom, sebagai tempat penyimpanan bahan kimia yang berguna bagi metabolisme sel misalnya enzim, protein dan lemak, dan sebagai sarana atau fasilitator agar organel tertentu di dalam sel dapat bergerak. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik.

Sumber :




Cari

Copyright Text