Kepiting adalah
binatang crustacea berkaki sepuluh, yang biasanya mempunyai "ekor" yang
sangat pendek, atau yang perutnya sama sekali tersembunyi di bawah thorax.
Hewan ini dikelompokkan ke dalam Phylum Athropoda,Sub Phylum Crustacea, Kelas
Malacostraca, Ordo Decapoda, Suborder Pleocyemata dan Infraorder Brachyura.
Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat
keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit.
Kepiting hidup di air
laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang
lebarnya hanya beberapa millimeter. Walaupun kepiting mempunyai bentuk dan
ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh.
Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian
kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di
depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang
berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan,
menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh.
Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapace. Carapace
merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar)
berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama
dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di
hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida),
perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh
maxilliped yang rata, dan bagian depan dari Carapace tidak membentuk sebuah
rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih
(phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang
berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen
biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak
di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan
carapace.
Berdasarkan anatomi
tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah
tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang
makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka
luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan
kepiting lebih banyak menggunakan sapit dalam memperoleh makanan. Makanan yang
diperoleh dihancurkan dengan menggunakan sapit, kemudian baru dimakan.
Kepiting ukurannya bisa mencapai lebih dari 20 cm.
Sapit pada jantan dewasa lebih panjang dari pada sapit betina. Kepiting yang
bisa berenang ini terdapat hampir di seluruh perairan pantai Indonesia,
terutama di daerah mangrove, di daerah tambak air payau, muara sungai, tetapi
jarang ditemukan di pulau-pulau karang. Disamping morfologi sapit, kepiting
jantan dan betina dapat dibedakan juga berdasarkan ukuran abdomen, dimana
abdomen jantan lebih sempit dari pada abdomen betina
Kepiting dapat diidentifikasi dengan mengamati
ciri-ciri meristik dan morfometril serta pola warna dengan mengacu pada kunci
identifikasi Keenan, Carpenter dan Niem (1998). Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa berdasarkan warna, bentuk duri pada frontal dan jumlah duri pada karpus,
teridentifkasi 3 spesies kepiting di
kawasan Mangrove Sungai Keera Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, yaitu Scylla
olivacea, Scylla serrata dan Scylla paramamosain dimana Scylla olivacea adalah
jenis yang dominan, yaitu 92% dari total sampel. Terdapat perbedaan karakter
meristik yang dimiliki oleh ketiga spesies kepiting yang ditemukan di kawasan mangrove tersebut.
Sebagian besar kepiting
yang hidup di mangrove memperlihatkan adaptasi morfologis saat bernafas ketika
berada di darat. Ukuran insang kepiting berkorelasi dengan habitat dan
aktivitas metabolik. Spesies intertidal di daerah temperate umumnya telah mereduksi
luas insang dibanding dengan spesies akuatik. Gejala ini terjadi pada spesies
kepiting mangrove Ocypode dan Uca yang mempunyai beberapa filamen insang
dibanding kerabat dekatnya di spesies akuatik. Filamen insang mengeras sebagai
pemelihara bentuk, orientasi dan fungsi
tubuh bila kepiting keluar dari air. Celah insang menjadi vaskular dan dapat
berfungsi sebagai paru-paru. Kepiting ini memompa udara melalui udara yang
tertahan di dalam celah insang yang harus diperbaharui secara teratur dengan sering
masuk ke dalam air.
Bagian tubuh kepiting
juga dilengkapi bulu dan rambut sebagai indera penerima. Bulu-bulu terdapat
hampir di seluruh tubuh tetapi sebagian besar bergerombol pada kaki jalan.
Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan rangsangan bahan kimia yang
dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu
merangsang kepiting untuk mencari makan. Ketika alat pendeteksi pada kaki
melakukan kontak langsung dengan makanan, chelipeds dengan cepat menjepit
makanan tersebut dan langsung dimasukkan ke dalam mulut. Mulut kepiting juga
memiliki alat penerima sinyal yang sangat sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan
kimia. Kepiting mengandalkan kombinasi organ perasa untuk menemukan makanan,
pasangan dan menyelamatkan diri dari predator.
Kepiting memiliki
sepasang mata yang terdiri dari beberapa ribu unit optik. Matanya terletak pada
tangkai, dimana mata ini dapat dimasukkan ke dalam rongga pada carapace ketika
dirinya terancam. Kadang-kadang kepiting dapat mendengar dan menghasilkan
berbagai suara. Hal yang menarik pada berbagai spesies ketika masa kawin, sang
jantan mengeluarkan suara yang keras dengan menggunaklan chelipeds-nya atau
menggetarkan kaki jalannya untuk menarik perhatian sang betina. Setiap spesies
memiliki suara yang khas, hal ini digunakan untuk menarik sang betina atau
untuk menakut-nakuti pejantan lainnya.
Sumber :