Habitat Rajungan


Rajungan (swimming crabs) memiliki tempat hidup yang berbeda dengan jenis kepiting pada umumnya seperti kepiting bakau (Scyla serrata) tetapi memiliki tingkah laku yang hampir sama. Rajungan merupakan jenis kepiting perenang yang juga mendiami dasar lumpur berpasir sebagai tempat berlindung. Jenis kepiting rajungan ini banyak terdapat pada lautan Indo Pasifik dan India. Sementara itu informasi dari panti benih rajungan milik swasta menyebutkan bahwa tempat penangkapan rajungan terdapat di daerah Gilimanuk Pantai Utara Bali, Pengambengan Pantai Selatan Bali, Muncar Pantai Selatan Jawa timur, Pasuruhan Pantai Utara Jawa timur, Lampung, Medan dan Daerah Kalimantan Barat. Informasi lain bahwa habitat rajungan adalah daerah substrat berpasir, pasir berlumpur dan di pulau berkarang juga berenang dari dekat permukaan laut sekitar 1 m sampai kedalaman 56 m. Rajungan hidup pada daerah estuaria kemudian bermigrasi ke perairan yang bersalinitas tinggi dan bermigrasi untuk menetaskan telurnya dan setelah mencapai rajungan muda akan kembali ke estuaria.

Habitat rajungan adalah pada pantai bersubstrat pasir, pasir berlumpur dan di pulau berkarang, juga berenang dari dekat permukaan laut (sekitar 1 m) sampai kedalaman 65 meter. Rajungan hidup di daerah estuaria kemudian bermigrasi ke perairan yang bersalinitas lebih tinggi untuk menetaskan telurnya, dan setelah mencapai rajungan muda akan kembali ke estuaria.

Rajungan banyak menghabiskan hidupnya dengan membenamkan tubuhnya di permukaan pasir dan hanya menonjolkan matanya untuk menunggu ikan dan jenis invertebrata lainnya yang mencoba mendekati untuk diserang atau dimangsa. Perkawinan rajungan terjadi pada musim panas, dan terlihat yang jantan melekatkan diri pada betina kemudian menghabiskan beberapa waktu perkawinan dengan berenang. Sebagaimana halnya dengan kerabatnya, yaitu kepiting bakau, di alam makanan rajungan juga berupa ikan kecil, udang-udang kecil, binatang invertebrata, detritus dan merupakan binatang karnivora. Rajungan juga cukup tanggap terhadap pembeian pakan furmula/pellet. Sewaktu masih stadia larva, hewan ini merupakan pemakan plankton, baik phyto maupun zooplakton.

Disebutkan pula bahwa rajungan hidup pada kedalaman air laut sampai 40 m pada daerah pasir, lumpur atau pantai berlumpur. Rajungan merupakan binatang karnivora makanan rajungan berupa ikan dan binatang invertebrata. Kepiting pada fase megalopa bersifat karnivora dan memakan zooplankton. Pada fase muda memakan larva-larva ikan dan sejenisnya, setelah dewasa bersifat omnivorous scavenger (pemakan segala dan bangkai), tetapi sebagai makanan kibiasaannya adalah bangkai binatang dan bahan organik lainnya. Kepiting juga sering memakan mollusca dan jenis crustacea lainnya terutama udang-udang kecil.

KETERKAITAN EKOSISTEM

Portunus pelagicus, juga dikenal sebagai bunga kepiting, kepiting biru, rajungan, kepiting manna biru atau kepiting pasir, adalah kepiting yang ditemukan di intertidal muara dari Hindia dan Samudra Pasifik (pantai Asia) dan Timur Tengah- pantai di Laut Mediterania. Kepiting-kepiting tersebar luas di bagian timur Afrika , Asia Tenggara , Asia Timur , Australia dan Selandia Baru .

Dalam pertumbuhannya, rajungan (dan semua anggota Portunidae) sering berganti kulit. Kulit kerangka tubuhnya terbuat dari bahan berkapur dan karenanya terus tumbuh. Jika ia akan tumbuh lebih besar maka kulitnya akan retak pecah dan dari situ akan keluar individu yang lebih besar dengan kulit yang masih lunak. Rajungan yang baru berganti kulit, tubuhnya masih sangat lunak, diperlukan beberapa waktu untuk dapat membentuk lagi kulit pelindung yang keras. Masa selama bertubuh lunak ini merupakan masa paling rawan dalam kehidupan kepiting, karena pertahannya pun sangat lemah. Tidak jarang ia disergap, dirobek-robek dan dimakan oleh sesama jenisnya. Kanibalisme di kalangan rajungan tampaknya memang merupakan hal yang sering terjadi terutama dalam ruang terbatas, baik pada yang dewasa maupun yang masih larva. Seekor rajungan dapat menetaskan telurnya menjadi larva sampai lebih sejuta ekor. Larva yang baru menetas ini bentuknya sangat berlainan dari bentuk dewasa. Larva ini mengalami beberapa kali perubahan bentuk sampai mendapatkan bentuk seperti yang dewasa. Larva yang baru ditetaskan (tahap zoea) bentuknya lebih mirip udang daripada rajungan. Di kepalanya terdapat semacam tanduk memanjang, matanya besar dan di ujung kakinya terdapat rambut-rambut. Tahap zoea ini sendiri lagi dari 4 tingkat untuk kemudian berubah ke tahap megalopa dengan bentuk yang lain lagi. Berbeda dengan yang dewasa yang hidup di dasar, larva rajungan berenang-renang, terbawa arus, dan hidup sebagai plankton. Pada tahap megalopa, bentuknya sudah mulai mirip rajungan, tubuhnya makin melebar, kaki dan capitnya sudah jelas wujudnya, matanya sangat besar (bahkan bisa lebih besar dari mata yang dewasa). Barulah pada perkembangan tahap berikutnya terbentuk juvenil yang sudah merupakan rajungan muda.

Sumber :


Cari

Copyright Text