Burung adalah anggota kelompok hewan
bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua
burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
Jenis-jenis burung begitu bervariasi,
mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih
tinggi dari manusia. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies
burung di seluruh dunia, sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di
Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas
Aves.
Burung hidup dan berkembangbiak pada
sebagian besar habitat darat dan pada tujuh benua, hingga mencapai koloni
ekstrim mereka, pada koloni perkembangbiakan Petrel Salju hingga pada
ketinggian 440 kilometer (270 mil) di pedalaman Antartika. Diversitas tertinggi
burung terdapat di wilayah tropis. Hal ini juga sudah terpikirkan sebelumnya
bahwa keragaman tertinggi burung adalah hasil dari tingkat spesiasi di daerah
tropis yang diimbangi dengan tingkat kepunahan lebih besar pada daerah tropis.
Beberapa familia burung telah beradaptasi terhadap berbagai jenis adaptasi
kehidupan baik secara perilaku dan perubahan secara evolusi pada diri mereka,
dengan beberapa spesies burung laut datang ke darat hanya untuk berkembangbiak
dan beberapa penguin telah tercatat menyelam hingga kedalaman 300 m (980 kaki).
Dalam teori evolusi dan morfologi,
diperkirakan bahwa burung merupakan perkembangan dari sejenis reptil di masa
lalu. Ini terutama dari bentuk cakar depan dan bulu yang tumbuh di sekujur
tubuhnya.
Para penganut teori evolusi dan
morfologi berkeyakinan bahwa sayap primitif adalah perkembangan dari cakar
bagian depan. Awalnya cakar depan atau sayap primitif ini belum dapat berfungsi
secara baik sebagai sayap seutuhnya. Hal itu hanya sebatas membantu untuk
melayang ketika terjun dari suatu ketinggian ke daerah yang lebih rendah.
Hasil dari evolusi morfologi yang
sangat panjang tersebut, pada jaman sekarang burung menjadi hewan yang memiliki
kemampuan terbang yang jauh lebih tinggi dari masa itu, terutama karena bagian
sayapnya yang telah tumbuh bulu dengan sempurna, tersusun rapat dan kuat.
Selain itu yang membuat burung semakin leluasa terbang adalah karena
tulang-tulang burung tersebut memiliki rongga udara yang membuatnya semakin
ringan tetapi tetap kuat dan kokoh.
Adaptasi adalah cara bagaimana
organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup.
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
- Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
- Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
- Mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
- Bereproduksi.
- Merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan
bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi
kepunahan atau kelangkaan jenis.
Jenis adaptasi
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu:
- Adaptasi Morfologi adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari makanannya.
- Adaptasi Fisiologi adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak.
- Adaptasi Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara, bunglon merubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi.
Adaptasi morfologi pada
paruh dan kaki burung
Berbagai macam bentuk paruh pada burung sesuai dengan jenis
makanannya :
- Paruh Itik, Bentuk paruh itik disesuaikan dengan jenis makanannya yang lain. Bentuk seperti sisir yang berguna untuk menyaring makanan dari dalam air dan Lumpur. Contoh : ikan dan katak
- Paruh burung Pelikan, Pangkal paruh bentuk seperti sisir, fungsinya untuk menyaring makanan berupa alga dan udang atau ikan kecil.
- Paruh burung Kolibri, Paruhnya berbentuk kecil, runcing, panjang yang disesuaikan untuk menghisap madu
- Paruh burung Nuri, Bentuk paruh burung nuri pendek dan kuat, sesuai dengan makanannya yang berupa biji-bijian.
- Paruh burung elang, Paruh burung elang benrebntuk runcing dan agak panjang. Ujung paruh agak membongkok ke bawah. Bentuk paruh seperti itu cocok untuk merobek daging.
- Paruh burung pemakan serangga, Bentuk paruh agak terbuka sehingga sesuai untuk menangkap serangga.
Berdasarkan cara hidup dan makanannya, kaki burung di bedakan
beberapa macam, yaitu :
- Kaki burung pemanjat, Mempunyai dua jari ke depan dan dua jari ke belakang, misal : kaki burung pelatuk
- Kaki burung perenang, Celah antar jari-jarinya terdapat selaput renang, misal : itik, angka
- Kaki burung buas atau pencengkram, Mempunyai ukuran pendek dan cokornya sangat tajam, contoh : kaki burung elang, rajawali, burung hantu
- Kaki burung petenges, Mempunyai jari kaki panjang dan semua jari terletak pada satu bidang datar.
Sumber :