Pantai Siung (Siung Beach)



Perjalanan

Pantai Siung merupakan salah satu pantai yang berada di wilayah Wonasari, Gunung kidul. Pantai ini adalah pantai yang saya kunjungi pada hari sabtu, 14 Juli 2012. Perjalanan saya mulai pada pagi hari pukul 05.15 pagi dari rumah bersama keluarga. Rumah saya berada di kawasan Ngringo, Jaten Karanganyar, Jawa Tengah. Saya melakukan perjalanan ini bersama keluarga. Dari sini kami melakukan perjalanan melewati Solo kota menuju Sukoharjo kota. Dari Sukoharjo kota kami melanjutkan perjalanan menuju ke Madan dan dilanjutkan menuju Karangmojo, Sukoharjo. Setelah itu kami menuju ke arah selatan, ke arah Semin, Gunung Kidul. Setelah sampai ke Semin kami lanjutkan perjalanan ke arah Semanu, Gunung Kidul. Setelah sampai daerah ini kami hanya mengikuti jalan sesuai petunjuk yang mengarah ke pantai. Kami melakukan perjalan ke pantai ini dari rumah memakan waktu 2,5 – 3,5 jam perjalanan (Sampai pukul 08.00 pagi). Lebih singkat 2 jam perjalanan jika di tempuh melewati jalan Solo – Jogja.

Keindahan Pantai Siung

Pantai Siung ini merupakan salah satu pantai yang sangat indah di  Gunung Kidul. Dengan keindahan birunya laut yang membentang di bagian selata, dengan pantai yang membentuk teluk, juga karang yang begitu hijau ditumbuhi banyak rumput laut. Di bagian kiri dan kanan pantai terdapat bukit bukit karang yang ditumbuhi tanaman pandan juga rumput yang hijau. Terlihat begitu indah pantai ini, selain pantai ini memiliki tebing yang dijadikan gagasan untuk melakukan latihan pajat tebing para pecinta alam DIY, pantai ini juga memiliki pemandangan yang sangat indah untuk dapat dijadikan gagasan bagi para fotografer yang suka akan menghasilkan foto – foto bertemakan lansekap pantai. Pantai ini juga dapat dijadikan gagasan sebagai tempat untuk melangsungkan foto pra-wedding.



Sejarah

Sejak tahun 1587, seputaran kawasan pantai Siung telah ada tatanan sosial masyarakat setingkat pedesaan dengan tokoh pimpinan Ki Perwira. Tatanan kehidupan masyarakat pada jaman itu masih kental dengan pengaruh agama Hindu. Dan sebagai bagian dari wilayah kerajaan Mataram, dan usaha daripada Panembahan Senopati (raja mataram) untuk memperluas daerah kekuasaannya. Dan adapun nama pantai Siung tersebut, adalah nama pemberian Panembahan Senopati setelah melerai perkelahian antara dua tokoh penguasa kawasan Gunung Kidul Tenggara.

Di Pantai Siung yang terletak 4 km dari dusun Duwet terdapat kelompok pemukim kawasan Pantai Siung yang berjumlah 120 orang, mereka ini bermata pencaharian sebagai nelayan – peladang. Dalam kesehariannya, mereka menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia. 90 % masyarakat pemukim kawasan P. Siung beragama Islam. Kultur budaya Jawa sangat kontras dedngan kehidupan mereka disini. Upacara-upacara adat seperti Suro, labuhan dan bersih pantai yang diselenggarakan setiap tahunnya sudah menjadi tradisi turun-temurun. Keramah-tamahan penduduk adalah kultur yang kental dan sapaan hangat adalah bagian dari kehidupan sosial mereka yang selalu ditampakkan setiap harinya.

Pantai Siung memiliki sejarah dan menyimpan misteri. Pantai ini dikenal sebagai tempat bertapa. Mbah Siung atau Wastoyo Wangsit atau yang dikenal sebagai Pangeran Papak mengatakan pantai ini pernah digunakan Almarhum Bung Karno dan Sultan HB IX untuk bertapa. Terutama di Gua Mah Guntur. Tidak ada seorang pun yang berani masuk ke dalam, kecuali mendapat izin penguasa laut selatan.

Wastoyo sendriri asli Duwet Purwodadi Tepus dan sejak kecil terbiasa menetap di pantai Siung. Waktu itu di sekitar pantai masih dirimbuni pepohonan dan belum ada jalan beraspal. Namun, untuk masuk ke gua itu, Wastoyo mengaku mendapat wangsit, lalu dilakukanya. Karena itu pula, banyak orang yang menambahkannya dengan nama Wastoyo Wangsit.

Wastoyo kemudian meninggalkan dusunnya Duwet, keliling Indonesia dan baru pulang tanah kelahirannya tahun 1965, namun tidak menetap. Wastoyo kerap pergi dan terus menetap di Pantai Siung sejak tahun 1970.

Sumber :



My art :




Cari

Copyright Text